Agen TBSBET Terbaik - Cerita Teman wanita ku yang seorang hyper sexs - Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya
yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang
mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat
“Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
“Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
“Masih ada yang lebih indah” kataku.
Agen TBSBET Terbaik - “Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
“Berapa yang kamu mau?” tantangku.
“Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
“Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
“Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.
Kembali
kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali
menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu,
aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan
tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya.
Kutatap matanya yang pasrah.
“Kita masukkan?” tanyaku. Dia tundukkan kepalanya.
“Yakin?” tanyaku lagi. Dia senyum dan menundukkan lagi kepalanya.
Pelan kutempelkan kepala penisku ke birbir vaginanya, kugesek-geseknya sampai ke klitorisnya beberapa kali. Dan..
“Akhh..”
Dia langsung mengerang ketika kepala penisku memasuki lubang vaginanya. Tangannya langsung menangkap pantatku.
“Terus.. Sayang.. Masukkan semuanya.. Akhh.. Enak banget..” erangnya terus sementara batang penisku masuk setengah.
Kulihat
bibir vaginanya semakin membuka lebar. Jepitan vaginanya sangat ketat
seolah tidak mengijinkan penisku masuk lebih dalam.
“Akhh.. Enak sayangg” kataku tak tahan rasanya.
Kuhentikan
tekananku agar vaginanya menyesuaikan dengan ukuran penisku yang
besarnya diatas rata-rata Indonesian. Kulumat lagi bibirnya yang
mendesah-desah. Dia mengangkat kakinya dan menempatkannya diatas
pantatku. Dia tekan pantatku yang semakin memperdalam masuknya kontolku
ke vaginanya.
“Kenapa sih susah masuknya? Mbak kan sudah nggak
perawan?” tanyaku heran karena jepitan vaginanya begitu kuat membuat
penisku agak susah masuk semua.
“Tergantung orangnya dong,” katanya bangga.
“Ayohh.. Tekan lagi.. Akhh..” katanya sambil kakinya ikut menekan pantatku.
“Okhh.. Stop dulu! Sudah mentok nih.. Ukuran punyamu nggak sesuai
dengan tubuhmu.. Aku nggak nyangka sebesar ini. Enak.. Hh..” ceracaunya
lagi.
Vaginanya mengempot seperti menyedot penisku. Tak sabar
menerima sensasi itu akhirnya kutekan pantatku sampai masuk semua batang
zakarku.
“Auwww.. Mas.. Tahan dulu.. Ngilu.. Akhh” erangnya seperti kesakitan.
Tapi aku nggak peduli lagi karena terasa tanggung, bless.. Sekh..
Akhirnya batang zakarku amblas seluruhnya.
“Wow.. Akhh..” jeritnya tiba tiba mendekap tubuhku kuat-kuat.
Akhirnya kudiamkan sejenak. Matanya terbalik sampai putihnya saja yang kelihatan.
“Okhh..
Enaknya.. Luar biasa.. Ayo.. Mas.. Ambil. Ambil semuanya. Akh.. Puaskan
aku. Jangan sisakan sedikitpun.. Sampai nggak bisa bangun.. Akhh”
erangnya mulai memutar pinggulnya.
Kuputar putar pantatku yang
membuat penisku memutar didalam vaginanya dan tekananku tetap kuat walau
sudah amblas semuanya ditelan vaginanya. Rupanya kontolku menabrak
semua urat syaraf yang ada di liang vaginanya yang membuatnya
kenikmatan.
“Enak banget Mas.. Kamu apain siih..?” tanyanya sambil mengerang.
Kedua
tanganku dengan ketat membetot kedua susunya. Bibirku menyedot bibirnya
dan kadang dengan gemas menyedot puting susunya. Dan pantatku tetap
dengan kuat menekan vaginanya dengan berputar saja tanpa mengocoknya.
Dengan cara begitu rupanya dia senang. Akhirnya kurasakan siraman hangat
di kepala penisku. Ternyata dia sudah keluar dengan jurus pembuka ini.
“Akhh..
Mas.. Aku keluar..” katanya dengan kedua pahanya mengunci pinggangku
dengan kuatnya sampai akhirnya kurasakan melemas dan jatuh terlentang di
tempat tidur.
Aku yang masih belum apa-apa menarik tubuhnya ke
tepi tempat tidur. Setengah badannya ditempat tidur, sementara tepat
pantatnya mengganjal di sudut tempat tidur dengan kaki menjuntai ke
bawah. Oh indahnya vaginanya menggembung menantang.
Garis belahan
vaginanya dari atas sampai kebawah memanjang membelah dua bibir yang
menggembung itu. Kuusap-usap lagi dengan jari tengahku mengikuti belahan
vagina tersebut. Saat kulihat dia siap, kurarahkan batang kontolku ke
lubang vaginanya.
“Oohh.. Mas.. Ampun.. Masshh.. Biarlah aku jadi
budakmu, asal kau bayar dengan kontolmu..” katanya memasrahkan diri
saking nikmatnya.
“Makan semuanya.. Akhh.. Ambil.. Ambil vaginaku.. Mas..” katanya terputus-putus karena hentakan pantatku sangat cepat.
Seperti
piston begitu penisku keluar masuk vaginanya sambil mengeluarkan suara
berdecak-decak membuat badannya terlonjak-lonjak di tempat tidur. Kedua
tangannya mencengkram kasur dan dia berusaha menegakkan kepalanya
melihat keluar masuknya kontolku di vaginanya.
Wajahnya seperti
mau menangis padahal karena merasakan nikmat yang belum pernah dia
dapatkan. Tak berapa lama kemabali kurasakan kepala kontolku disiram
cairan hangat di dalam vaginanya.
“Akhh.. Aku keluar lagi Mas.. Kau hebat.. Belum apa-apa” katanya memuji karena beroleh kepuasan yang luar biasa.
Sebenarnya
aku telah dipuncak gairah, tapi karena timingnya nggak tepat agar
bersamaan keluar, akhirnya kukendorkan lagi, biarlah dia orgasme
berikutnya agar kami sama-sama keluar, pikirku. Masih setengah badannya
di tempat tidur, kubalikkan tubuhnya sehingga pantatnya tertungging dan
kaki tertekuk ke bawah sementara buah dadanya tergencet tubuhnya dengan
tempat tidur.
Posisi ini sangat menantang, pantatnya bulat padat
berisi dengan gundukan vaginanya terjepit di batang pahanya yang padat.
Klitorisnya mengintip di celah vaginanya yang terjepit itu dengan genit.
Dengan dua tangan kubuka bongkahan pantatnya dan agak menekan sehingga
vaginanya keluar dari persembunyiannya.
Lubang vaginanya langsung
mencuat ke atas mengundang batang zakarku untuk memasukinya. Kutempelkan
kepala penisku tepat di lubang vaginanya, lalu kutekan yang diiringi
desisan yang keluar dari mulut kami berdua. Bless.. Bless.. Suara batang
zakarku menelusuri liang vaginanya yang becek.
“Aukh.. Nikmat..” erangnya.
Kutekan
terus pantatku sampai amblas semua batang zakarku. Kemudian kususupkan
tanganku meraih susunya yang tergencet tempat tidur. Setelah kubetot
dua-duanya, kuciumi sebentar punggungnya dan tengkuknya. Perlahan
kugoyayang pantatku sehingga penisku keluar masuk vaginanya.
Kuhentak-hentakkan pantatku sambil memeluknya dengan kuat.
“Okhh.. Mas.. Kau pintar sekali.. Nyaman bangat posisi gini..” erangnya mendesah-desah.
Terus
kupercepat kocokan penisku di vaginanya yang banjir. Sebenarnya tadi
dia mau membersihkannya, tapi kularang, biar bunyi, kataku. Sepertinya
dia sudah semakin puncak, pantatnya semakin dia tunggingkan menyambut
sodokan penisku.
“Ayohh.. Jantanku.. Semakin kuat.. Ayoh.. Puaskan aku.” katanya sangat bergairah.
“Aku janji akan memberi apa yang kamu mau asal yang satu ini sel`lu tersedia untukku,” katanya lagi semakin ngawur.
Memang
kalau orang menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, akan bertekuk
lutut di hadapannya. Kurasakan waktuku sudah dekat, kupercepat kocokan
penisku di vaginanya, semakin cepat, cepat, dan tiba-tiba kutangkap kuat
buah dadanya dan mendekapkan dadaku ke punggungnya, sementara tangannya
menangkap pantatku dan mengangkat kepalanya. Sodokan terakhir kuhentak
sekuat-kuatnya yang disambut dengan tunggingan pantatnya dan..
“Akhh..
Aku keluar.. Sayang.. Akh. Akh..” erangku melepas spermaku yang muncrat
kuat memenuhi rahimnya sampai terasa banjir di seluruh liang vaginanya.
“Okh.. Enaknya..” katanya mengakhiri sisa-sisa orgasmenya.
“Akh.. Sungguh kamu luar biasa Mas..” katanya dengan ekspresi lega di wajahnya.
Sementara
penisku masih tertancap di vaginanya dan tubuhku masih menindih
tubuhnya yang tengkurap. Setelah kami tenang, kucoba mencabut penisku
dari jepitan veginanya yang masih terasa kuat menjepit. Bunyi plok,
terdengar katika kepala penisku tercabut dari lubang vaginanya. Kami
merubah posisi rebahan di tempat tidur dengan kepalanya bersandar di
dadaku.
“Makasih ya mas, belum pernah aku merasa sepuas ini,” katanya bahagia.
“Emangnya suamimu gimana?” tanyaku mencoba menyelidiki.
“Sebenarnya aku nggak mau kita membicarakan itu, cukup kita berdua saja,” Katanya.
“Oke, nggak apa-apa” kataku.
Demikianlah
dari siang sampai sore kami melakukannya seolah tidak pernah puas.
Benar permintaannya terpenuhi. Jadilah lemas semua badannya ketika
pulang tetapi membawa sejuta kenikmatan.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment