Agen Slot Terpercaya - Cerita sex pertemuanku dengan wanita misterius - Saat itu aku masih berumur 10 tahun, lebih sedikit, pokoknya kelas IV
SD, cukup kecil mungkin. Tetapi pada saat itulah kejadian yang akan
mengubah hidupku selamanya terjadi. Sebenarnya, seperti anak-anak SD
pada umumnya, tentunya belum tahu apa itu alat kelamin, dan belum punya
perasaan atau prasangka macam-macam apabila seseorang memperlihatkan
atau menunjukkannya pada kita, aku yakin itu, namun suatu hari, hal itu
berubah setelah kejadian itu.
Agen Slot Terpercaya - Suatu hari setelah usai belajar
kelompok dengan teman-teman, aku bermaksud mengantar pulang salah satu
temanku cewek, yang rumahnya agak jauh, sementara kami biasa belajar
mulai habis maghrib hingga selesai yang kadang sampai pukul 21:00 WIB,
sehingga tidak berani pulang sendirian. Dia biasa kupanggil Na, umurnya
sebaya denganku, cewek terpandai di kelasku, sehingga banyak kelompok
belajar yang memperebutkannya, dan beruntung dia mau menjadi anggota
kelompok kami.
Kisah ini berawal dari sini, aku boncengkan dia
pulang ke rumahnya dengan sepeda kecilku. Kukayuh pelan-pelan, santai
saja lagian belum terlalu malam untuk ukuran desaku, karena baru pukul
20:00 lebih sedikit, dan malam itu rupanya agak ramai. Hingga akhirnya
memasuki jalan yang kanan-kirinya banyak ditumbuhi bambu. Ya, tempat ini
yang ditakuti oleh Na, aku sih biasa saja kalau ada teman, tetapi kalau
sendirian yang paling-paling ngebut saat melintasi jalan itu, ngeri
sih. Namun, rupanya malam ini tidak demikian, karena terlihat sebuah
mobil akan melintas ke arah kami. Tetapi tiba-tiba mobil itu berhenti di
depan kami dan segera keluar seorang wanita dari pintu kemudi,
kuhentikan sepedaku, sepertinya wanita itu mau menanyakan sesuatu kepada
kami.
Rupanya dugaan kami keliru, wanita itu mengeluarkan pistol
dari balik bajunya dan menodongkannya kepada kami. Berdua kami
terperanjat dan mau berteriak, tetapi urung terlaksana kami sudah
diancam dengan nada serius, sehingga kami pun menuruti saja apa maunya.
Sepedaku pun dilemparkan ke semak-semak, sehingga tidak mencurigakan,
dan kami disuruh masuk ke mobilnya. Di dalam mobil Panther itulah kami
berdua kehilangan kesucian.
Awalnya dia menyuruh kami duduk di
kursi yang sudah direbahkan, kami tidak tahu akan diapakan, yang jelas
kemudian dia melepaskan bajunya satu persatu sambil terus menatap kami
berdua. Kami pun diam saja karena memang tidak tahu maksudnya. Setelah
lepas semua baju dan telanjang bulat, dia menyodorkan kedua puting
susunya kepada kami. Kami tidak mau, tetapi segera mendapat ancaman
lagi, sehingga kami pun terpaksa melakukannya juga. Aku dan Na pun
mengisap puting susunya bersamaan. Dia pun sepertinya menikmati hisapan
kami berdua sambil tangannya mengelus-eluskan selakangannya. Kami pun
terus melakukannya seperti yang dia mau, sementara payudaranya semakin
membesar saja, dengan sesekali dia meremas-remasnya sendiri, hingga
benar-benar mengeras.
Kami tersentak ketika tiba-tiba kedua
tangannya meraih selakangan kami, tapi tidak ada yang bisa kami perbuat
selain menurut. Aku pun merasakan penisku diremas-remasnya sehingga
menegang, sementara mulutku masih mengisap puting payudaranya. Tak lama
kemudian dia menyuruh kami berhenti mengisapnya. Tapi apa yang
diperbuatnya, tangannya beralih ke Na yang sedang telentang, dibukanya
pakaiannya satu persatu hingga telanjang bulat, demikian juga
terhadapku. Sehingga kami bertiga telanjang semua. Dia pun beraksi,
mulai dengan Na dia menciumi sekujur tubuh Na, mengisap payudaranya,
menjilati seluruh tubuhnya dan mengisap dalam ketika tepat di selakangan
Na. Na pun hanya dapat mendesis pasrah, sambil sesekali menjerit kecil,
bahkan menggelinjang seiring jilatan-jilatan wanita itu di tubuhnya.
Aku sendiri disuruhnya mengocok penisku, aku tidak tahu harus dikocok
segala, sementara kurasakan penisku semakin keras saja.
Sesaat
kemudian dia beralih ke arahku. Setelah puas dengan Na, langsung saja
dia menciumiku, hingga aku merasakan kegelian di seluruh tubuhku.
Akhirnya dia berhenti di pangkal pahaku, mempermainkan penisku yang
sudah mengeras dan kemudian melumatnya. Aku merasakan perasaan lain saat
dia tiba-tiba menghisap penisku. Aku pun hanya dapat mengerang dan
berkelojotan kegelian, sementara deru nafasnya pun semakin tidak karuan
saja.
Kemudian dia berhenti dan beralih posisi. Kini dia yang
berbaring, sementara kami yang berdiri. Dia menyuruh Na duduk di
perutnya membelakangi aku, Na pun menurut saja. Kemudian disuruhnya Na
merebahkan tubuhnya, sehingga tepat di payudaranya agar nanti
menghisapnya lagi bergantian, sementara aku, dengan agak kasar dan
sambil memegang penisku, dibimbingnya penisku ke arah selakangannya.
Kemudian aku disuruh memasukkan penisku ke lubang di selakangannya dan
menggerakkan tubuhku maju mundur di vaginanya. Dan tanganku diletakkan
pada dada Na supaya aku meremas dadanya saat dia memberi aba-aba untuk
memulai secara bersamaan nanti.
Setelah semua telah diaturnya, dia
pun menyuruh kami memulai. Sesuai apa yang disuruhnya tadi, Na pun
mengisap bergantian payudaranya yang mengeras dan aku pun mengocokkan
penisku di vaginanya. Kali ini wajahnya yang tadi serius berubah total
saat kami melakukan seperti apa yang disuruhnya. Dia mendesis,
menggelinjang menikmati apa yang kami lakukan secara bersamaan, beberapa
kali dia memekik tertahan sambil menggelinjang menggoyangkan tubuhnya.
Mulutnya menganga dan sesekali tangannya memegang pinggangku dan
merapatkannya di tubuhnya. Sementara tanganku meremas-remas buah
dadanya, sehingga dia pun kadang-kadang mengerang kegelian. Aku sendiri
merasakan sesuatu yang aneh merambahi sekujur tubuhku. Aku tak tahu apa
yang terjadi padaku, apalagi saat kubenamkan penisku di vaginanya,
rasanya seperti geli tapi di seluruh tubuhku, sehingga dalam mobil itu
yang terdengar hanya nafas yang terengah-engah yang kadang diselingi
erangan penuh kenikmatan.
Tapi itu tak bertahan lama, karena
sesaat kemudian kurasakan tubuh wanita itu mengejang, menggelinjang tak
karuan dan mengerang dengan nafas berkejaran. Kemudian tiba-tiba dia
menjepitkan kakinya di tubuhku, sedangkan kedua tangannya memeluk erat
kami berdua sambil mengerang panjang dan tubuhnya melemas. Sesaat kami
dalam pelukannya, dan keringat kami pun membasahi tubuh kami bertiga,
kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan dan mengenai penisku yang masih
di dalam vaginanya. Dia kemudian melepaskan pelukannya sambil tersenyum
simpul penuh makna.
Kemudian dia menyuruh kami berganti posisi
lagi, kali ini Na yang ada di kursi, sementara aku berdiri dan wanita
itu ada di belakangku. Dia kemudian menyuruhku memasukkan penisku ke
vaginanya Na. Aku pun tidak dapat menolaknya. Aku pun memasukkan
penisnya ke tubuh Na, Na pun menjerit kesakitan. Dengan sigap dia
menyodorkan puting susunya ke mulut Na, sehingga Na tidak menjerit
kesakitan lagi, dan aku pun menggoyangkan tubuhku sesuai perintah wanita
itu, sementara terlihat darah mengalir dari vaginanya Na.
Sementara
kami melakukan adegan itu, wanita itu duduk di belakang kami
memperhatikan gerak penisku maju-mundur di vaginanya Na, dan kemudian
membersihkan darahnya Na. Sedangkan kami pun tetap melakukan adegan tadi
hingga kurasakan semakin enak saja, sepertinya Na juga merasakan hal
yang sama sepertiku, karena dia tidak lagi menjerit, tapi mengerang
dengan nafas naik turun. Tiba-tiba dari belakang Wanita itu menghentikan
apa yang kami lakukan, sesaat dia menjilati penisku yang benar-benar
lain rasanya dan menjilati juga vaginanya, kemudian kembali memasukkan
penisku ke vaginanya Na dan menepuk bokongku untuk meneruskan lagi
mengocok. Hingga tak lama kemudian kulihat Na semakin terengah-engah dan
mulai menggoyangkan tubuhnya ke kanan ke kiri sepertinya tak tahan lagi
menahan sesuatu yang mau keluar, sedangkan mulutnya menganga
mengeluarkan suara erangan-erangan kecil.
Wanita itu melihat apa
yang terjadi pada Na, langsung dia ikutan menjilati payudara Na,
sehingga Na semakin tak karuan menggelinjang, dan akhirnya dia pun
mengerang panjang sambil tubuhnya mengejang tak karuan. Aku pun semakin
mempercepat kocokan penisku di vaginanya, dan dia pun kemudian kurasakan
tubuhnya mengendur lemas dan terbaring di kursi. Kurasakan vaginanya
basah oleh cairan yang mengalir dari dalam. Aku pun kemudian disuruh
wanita itu mengeluarkan penisku dari vaginanya. Aku pun sudah dari tadi
sebenarnya merasakan kenikmatan dari apa yang kulakukan, tapi ternyata
rasa itu lama bertahan dalam tubuhku.
Kemudian wanita itu menyuruh
Na untuk mengocok penisku dengan mulutnya dan mengisapnya. Ternyata
rasa nikmat itu kembali merasuki tubuhku dan semakin memuncak, sementara
hisapan-hisapannya semakin panjang saja, rupanya dia juga menikmatinya.
Hingga saat dia mengisapnya sangat panjang, aku pun tak tahan lagi. Dan
aku pun mengingatkan Na agar menghentikan apa yang dilakukannya, karena
kukira aku mau kencing. Ternyata setelah Na menghentikan sedotannya,
malah penisku kemudian diraih oleh wanita itu, dan dimasukkannya ke
mulutnya. Dimasukkannya penisku hingga tak tersisa, kemudian dihisapnya
dalam-dalam, hingga aku tak tahan lagi.
Seiring erangan panjangku,
aku merasakan hal yang luar biasa, tubuhku menggigil merasakan
kenikmatan yang tiada tara. Penisku yang sudah dikeluarkan dari mulut
wanita itu menyemburkan cairan putih kental yang langsung dicegat oleh
mulutnya lagi dan ditelannya. Bahkan cairan yang tak lain adalah sperma
pertamaku itu yang masih tersisa di penisku pun dijilatinya hingga tak
tersisa. Setelah itu kurasakan lemasnya tubuhku, demikian pula yang
kulihat pada Na maupun wanita itu.
Kemudian dengan kasar dia
menyuruhku segera berpakaian kembali. Setelah itu kami diberi minuman
seperti jus jeruk, tetapi setelah beberapa saat kami minum, kami merasa
ngantuk berat, kemudian tertidur dan tak sadarkan diri. Kami baru
terjaga saat banyak orang mengerubungi kami sambil membawa lampu yang
sangat terang. Kami bingung melihat kejadian itu, karena kami berdua
tidak lagi di dalam mobil, tetapi sudah berada di semak-semak dekat
rumpun bambu bersama sepedaku.
Aku pun bertanya kepada mereka,
katanya kami baru saja dibawa gondoruwo. Tapi sebenarnya tidak, karena
besoknya kami berdua merasakan kesakitan pada alat kelamin kami, dan
ketika kembali ke tempat itu, di sana memang aku menemukan bekas ban
mobil. Untung saja kejadian itu tidak diketahui oleh masyarakat yang
lainnya. Hanya saja kejadian tersebut membuatku menjadi seperti
mendapatkan tekanan perasaan bersalah terhadap Na. Bahkan setelah itu,
kadang-kadang timbul keinginan untuk mengulanginya, sehingga sering aku
melampiaskannya dengan onani, atau melamun sendiri di kamar karena
dihantui perasaan itu.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment