Agen TBSBET Terbaik - Cerita Erotis 17 Tahun: Memenuhi Permintaan Suami - Cinta itu Buta. Begitu kata para pujangga dan begitu lah yang terjadi
pada hidupku atau lebih tepatnya pada suamiku. Suamiku begitu
mencintaiku, tanpa ada sedikitpun keluhan darinya, Ia selalu menurutiku.
Bahkan, Ia rela aku bercinta dengan mantan pacarku hanya karena ingin
aku meraih kenikmatan seksual sebagai seorang wanita.
Agen TBSBET Terbaik - Oh yah, aku lupa memperkenalkan siapa diriku. Namaku Tiara, wanita
keturunan separuh China dan separuh Melayu. Umurku baru menginjak 27
Tahun. Aku menikah dengan Thomas yang sama latar belakangnya denganku.
Umurku lebih muda darinya 3 tahun. Kami sudah menikah selama 4 tahun.
Dari pernikahan itu, kami dikaruniai 1 orang anak perempuan yang cantik,
persis seperti ibunya ini. Namun, anak kami tinggal bersama orang tua
kami di Sumatra.
Perawakan Thomas sebagai laki -laki sangat menawan, dengan tinggi dan
gemuk tubuh yang proporsional, kulit putih, hidung mancung
menjadikannya sosok suami idola di komplek tempat kami tinggal. Sosok
Thomas sangat cocok berdampingan denganku yang banyak orang bilang
cantik bak putri kerajaan. Kulit putih langsat yang mulus tanpa cela
kecuali bekas luka operasi cesarku dulu, ditambah tinggi badan 160 cm
dan berambut panjang serta ditunjang dengan payudara ukuran 36 B yang
padat membusung, membuatku menjadi idaman para lelaki atau lebih
tepatnya khayalan pkara lelaki yang ingin bercinta denganku. Tak jarang
aku mendapat godaan bahkan ajakan untuk bersetubuh oleh teman – teman
kantorku atau para laki – laki di komplek tempat tinggalku. Tapi semua
ku tolak dengan halus karena aku sangat mencintai suamiku yang telah
mencintaiku dengan tulus.
Kehidupan kami berjalan
bahagia. Namun, karena suatu kecelakaan yang menimpa Thomas, ada satu
kekurangan dari hidup kami. Thomas tak mampu bertahan lama ketika
bersetubuh denganku. Aku memakluminya, namun selayaknya seorang wanita,
aku rindu akan orgasme yang datang padaku, orgasme yang membuat sekujur
badanku melemas, orgasme yang memuaskan birahiku.
Thomas tentu paham akan apa yang menjadi ganjalan di hatiku itu.
Untuk itu, Thomas membelikan aku dildo atau penis mainan sebagai alat
bantu ketika kami bersetubuh. Setiap kali Thomas sudah berejakulasi,
dildo itu dijadikan pengganti penis Thomas. Syukur lah, dengan dildo,
kebutuhanku akan orgasme menjadi sedikit terpenuhi, walaupun memang
rasanya tak senikmat penis sungguhan.
Suatu waktu saat kami berlibur ke kota B, kami bertemu dengan Rian,
mantan pacarku ketika aku kuliah. Thomas sendiri dan Rian juga sudah
saling kenal, mereka pernah bertemu pada saat reunian kampusku. Kami
menyapa Rian, begitu pula dengan dirinya. Kami pun menghabiskan waktu
dengan mengobrol di salah satu cafe di dekat hotel kami menginap. Banyak
hal yang kami obrolkan. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 9 malam.
Rian pun pamit pulang duluan, disusul kami yang kembali ke hotel.
Setibanya di kamar hotel, Thomas meminta jatahnya sebagai suami. Aku
yang belum sempat membersihkan diri langsung ditariknya ke ranjang.
Thomas memagut bibirku, aku pun meladeninya, lidah kami bergantian
merambah rongga bibir kami. Ciuman kami sangat panas, saking panasnya
tak ku sadari Thomas sudah membuka seluruh pakaian kami.
Dalam kondisi telanjang, Thomas langsung menyosor payudaraku. Dijilat
dan dihisapnya putingku kuat – kuat hingga ku mengaduh kegelian. Ada
yang aneh dengan Thomas kali ini, dia begitu bernafsu yang tampak pada
setiap perlakuannya padaku. Aku menikmatinya, Thomas lebih agresif kali
ini. Sambil menghisap payudaraku, jarinya mulai mengobok – obok vayinaku
yang sudah banjir sejak tadi.
Namun, keanehan Thomas lebih tampak. Puas dengan menghisap
payudaraku, Thomas langsung ke hidangan utama. Dibukanya kedua pahaku,
penisnya yang sudah menegang langsung ditekannya hingga memasuki
vahinaku. Thomas pun memulai penetrasinya. Ya, seperti biasanya, tak
lama Thomas pun langsung mendapat orgasmenya, spermanya menyembur di
dalam vaginaku, tak begitu banyak dan sialnya encer.
“Hemmmmm”, aku menghela nafas karena kesal dengan permainan Thomas tadi.
“Duh, enak ya Yang”, Kata Thomas yang mengira aku menikmati persetubuhan kami tadi.
“Enak di kamu, ga enak di aku, ga ada rasanya, bentar banget, punyaku ga dijilat dulu”, jawabku.
“Maaf yang, aku udah keburu nafsu tadi”, jawabnya memberi alasan.
“Ah, kok bisa?”, jawabku masih dengan nada ketus.
“Aku kebayang kamu dengn Rian lagi begituan”, jawabnya lugas.
“Hah? Gila apa kamu? Istri sendiri dibayangin sama orang lain”, responku yang terkejut mendengar yang baru saja Thomas katakan.
“Ga tau lah, tapi aku kebayang aja kamu dulu sama Rian ngapain aja”, sambungnya.
“Fix, kamu udah gila, Thomas”, Kataku.
“Terserah deh, yang jelas aku tadi nafsu karena itu malah aku pengen
lihat sendiri kamu dengan Rian begituan”, katanya seperti tanpa beban
mengeluarkan kata – kata itu dari mulutnya.
FYI, ketika aku dulu pacaran dengan Rian, kami memang pernah
melakukannya. Walaupun tidak begitu sering, karena aku di Jakarta,
sedangkan Rian di Bandung. Namun, yang ku ingat Penis Rian begitu
memuaskanku karena ukurannya yang memang luar biasa. Setiap Rian datang
ke Jakarta, atau aku yang pergi ke Bandung, kami pasti melakukannya
setiap ada kesempatan, bahkan kami pernah 2 kali melakukannya waktu
nonton di bioskop. Jujur saja, dari semua mantan – mantan pacarku Rian
lah yang paling bisa memuaskanku. Oh ya, sampai saat ini, aku sudah
merasakan 5 penis dari mantan dan tentunyamilik Thomas. Duh, aku jadi
horny mengingat – ingat persetubuhanku dengan Rian.
“Kok diem, Yang?” Thomas memecah lamunanku tentang Rian dan penisnya.
“Ga, cuma diem aja”, jawabku.
“Kamu marah?”, Tanyanya lagi.
“Ya, jelas lah. Kamu mau aku dengan Rian begituan, ya jelas aku marah”, bentakku.
“Hem, ya udah ya. Maaf. Aku cuma berkhayal, kalau kamu tidak suka ya aku akan berhenti”, jawabnya mengiba.
“Emang kalau aku mau begituan dengan laki – laki lain, kamu bolehin gitu?”, tanyaku.
“Duh yang, pasti lah. Kenapa enggak? Yang penting jangan sembunyi dariku”, jawabnya.
“Kenapa? Apa kamu sudah tidak cinta lagi padaku?”, tanyaku lagi
Lalu, Thomas memberikanku jawaban yang membuatku terdiam.
“Sayaang, begini. Seks tak harus berhubungan dengan cinta. Seks
adalah kebutuhan. Nah, kebutuhan sudah seharusnya dipenuhi kan. Sekarang
begini, semisalnya aku tak bisa kembali normal untuk memuaskanmu,
bahkan aku impotensi permanen? Apa kamu harus ikut menderita, tak pernah
mendapatkan kepuasan seksualmu. Dan apa kamu akan bisa hanya selalu
menggunakan dildo yang ku berikan? Tentu kamu pasti menginginkannya
bukan?
“Aku, tentu akan memperbolehkan mu. Bukan berarti aku tak
mencintaimu, atau aku memperbolehkanmu karena aku sudah tak mampu
memuaskanmu. Tetapi, karena aku sungguh mencintaimu, dan aku ingin kamu
bisa menikmati segala hal, termasuk urusan seks. Bahkan dalam keadaan
normal pun, aku tetap akan memperbolehkannya.”
“Dan di jaman sekarang, sudah jarang wanita masih dalam keadaan perawan.
Sebelumnya pasti sudah pernah melakukan itu, entah dengan pacar yang
menjadj suami atau bukan. Lalu kenapa dibedakan antara yang menikah
dengan yang belum menikah? Kenapa ketika wanita sudan menikah, lalu
wanita tak boleh bermain dengan yang bukan suaminya? Sementara waktu
belum menikah, Ia bebas bermain dengan siapa saja. Ketika putus dengan
pacar yang satu, lalu punya pacar baru, maka wanita itu juga akan
begituan juga dengan pacar barunya. Lalu, apa wanita yang sudah menikah
harus cerai dahulu untuk bisa begituan dengan laki – laki yang bukan
suaminya? Bukan kah semua orang menginginkan pernikahan itu hanya satu
kali saja”
“Pernikahan itu adalah lembaga terkecil. Pernikahan di satukan dengan
cinta dan tujuan untuk membangun keluarga, menghasilkan keturunan,
mempunyai materi, agar bisa diperoleh kehidupan yang layak. Sementara
seks dalam pernikahan hanyalah ibarat bumbu dalam masakan. Sifatnya
menyedapkan, memberi rasa dalam pernikahan. Nah, sekarang kamu pikirkan
saja, ibarat bumbu, apa bila hany itu – itu saja, apa kamu tidak merasa
bosan? Tentu kamu ingin rasa yang bervariasikan. Begitu juga dengan seks
dalam pernikahan, apabila seks nya monoton, maka akan terasa bosan.
Yang terjadi adalah masing – masing akan mencari variasi sendiri, yaitu
dengan selingkuh. Dan akibatnya, banyak pasangan yang harus bercerai
karenanya. Coba saja mereka mau bervariasi, semisal memanggil Pijat
Pasutri atau dengan bertukar pasangan. Tentunya, seks tidak akan
membosankan dan tidak akan ada keinginan untuk berselingkuh.”
“Masalah cinta, itu adalah masalah perasaan. Cinta beda dengan nafsu.
Seorang Istri bisa saja begituan dengan beberapa laki – laki, tetapi
perasaan cinta dari si Istri itu pasti hanya untuk suaminya. Kenapa?
Karena suami dan istri pasti memiliki kecocokan, tujuan yang sama, dan
memperoleh anak, sehingga perasaan mereka juga saling bertautan.
“Kemudian, coba kamu pikirkan, kenapa aku membayangkan kamu begituan
dengan orang lain? Asal kamu tahu saja, aku sudah lama membayangkan kamu
begituan dengan orang lain. Jadi, bukan karena kondisi penisku yang
seperti ini. Namun, karena hal lain. Sayang, dalam urusan seks,
kemampuan wanita jauh melebihi kemampuan wanita. Wanita butuh cara dan
trik trik agar bisa terpuaskan, sementara Pria, hanya perlu penetrasi di
vagina saja pasti akan ejakulasi. Kesimpulannya, wanita ditakdirkan
untuk dapat mengatasi beberapa pria agar birahinya dapat terpenuhi. Tapi
pria, hanya butuh satu wanita saja untuk memuaskannya dan wanita itu
adalah istrinya.”
Jawaban dari Thomas tersebut seperti mencekik leherku. Begitu
mantapnya dia menjelaskanku. Dan memang apa yang dijelaskan Thomas
sangat – sangat benar. Aku terdiam, tak mampu berkata. Pandanganku
tentang pernikahan, seks, dan cinta menjadi terbuka. Dan aku mengakui,
hanya lah kekolotan dari budaya saja yang mengekang pasangan suami istri
untuk bervariasi dalam urusan seks. Akibatnya, karena terlalu memegang
kuat budaya, agama, dan harga diri, perselingkuhan, perceraian, terjadi
di mana – mana.
“Yang, kok malah makin diem”, Thomas menyelaku yang sedang memikirkan kata – katanya.
“Ga, pusing aja. Kamu tibas – tiba jadi sok bijak begitu”, jawabku.
“Hehee, udah ah, tidur yuk. Besok kita mau ke Dago kan”, katanya.
“Yuk”, jawabku.
Keesokan paginya, sesuai dengan rencana, aku dan Thomas jalan – jalan
di sekitar kawasan Dago Bandung. Semua sudut kawasan Dago tak lepas
dari sorot kamera yang kami bawa. Memang dengan berlibur, baik aku
maupun suamiku benar – benar refreshing. Segala penat sedikit hilang
ketika kami berlibur.
Jam makan siang tiba, kami memilih salah satu restoran. Namun, secara
kebetulan, Rian juga berada di restoran yang sama. Sekali lagi kami
bertemu dan berbincang – bincang. Rian menberikan kami rekomendasi
tempat untuk dikunjungi, yaitu bukit bintang. Kami pun setuju dengan
usulannya, dan Rian akan ikut kami sebagai pemandu malam ini.
Bertemu Rian lagi langsung membawa pikiranku tentang penjelasan
Thomas tadi malam dan keinginan Thomas yang melihatku bercinta dengan
Rian. Kemudian, melintas juga di pikiranku, kenangan – kenangan aku dan
Rian sedang asyik bercinta dulu. Saat penis Rian yang besar menerobos
masuk dan mengaduk – aduk vaginaku. Membayangkannya aku menjadi
terangsang sendiri, vaginaku terasa lembab di bawah sana.
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 wib, rencana kami pergi ke bukit
bintang sepertinya akan gagal karena hujan turun dengan derasnya. Kami
sudah berkali – kali menghubungi Rian, namun tidak dijawabnya. Tiba –
tiba, hpku berdering, tertera di layar nama Rian, segera ku angkat. Rian
ternyata sudah sampai di hotel tempat kami menginap. Ya ampun, hujan –
hujan begini kok dipaksain sih, benakku. Thomas segera turun ke depan
hotel sambil membawa handuk. Dan tak lama kemudian, Thomas sudah kembali
lagi bersama Rian yang basah kuyup.
“Duh, kok maksa sih, udah tau hujan deras”, pekikku saat melihat Rian
“Nggak papa kok, ngga tau kalau bakal hujan deras begini”, jawab Rian.
“Kayanya batal nih rencana kita”, sambung suamiku
“Iya nih, Mas”, jawab Rian lagi.
“Dah cepetan keringin badanmu, pakai baju Thomas aja dulu”, Kataku yang tak tega melihat Rian kedinginan.
“Oke Nyonya”, jawabnya sambil bercanda
Rian pun membuka bajunya, darahku tiba – tiba berdesir menyaksikan
tubuhnya yang atletis. Otot – otot nampak menempel kokoh di lengan,
dada, dan perutnya. Berbeda sekali dengan Thomas yang buncit.
Selanjutnya, celananya dilepaskan di balik handuk. Sedikit nampak
tonjolan dari balik handuk itu, ah itu pasti karena penis besarnya itu.
Tapi, kenapa sampai menonjol? Apa penisnya dalam keadaan menegang? Hmm,
pikiranku lalu membayangkan wujud penis itu, apa masih sama seperti
dulu? Ahh, sial. Aku menjadi gelisah sendiri, perlahan vaginaku mulai
basah karena pikiranku sendiri.
Selesai Rian berganti pakaian, kami pun berbincang – bincang. Thomas
pergi ke luar untuk mencari cemilan serta minuman di minimarket sebelah
hotel tempat kami menginap. Sementara, hanya aku dan Rian saja yang
berada di dalam kamar. Sedikit canggung, namun obrolan kami berjalan
seperti biasa.
“Ra, kamu makin cantik aja sekarang”, puji Rian yang sukses membuat mukaku memerah.
“Gombal kamu ga ilang – ilang, yah”, jawabku meladeninya.
“Ya ampun, bener deh. Ga cuma cantik, badanmu makin seksi.”, Lanjutnya. Apa maksud, Rian?”
“Hei, aku nih istri orang. Ga pantes kamu bilang, seksi”, kataku yang
mulai risih dengan perkataannya. Bukan risih, tetapi terangsang akan
kata-katanya.
“Oh, maafkan aku. Aku tak bermaksud begitu.”, jawabnya.
Thomas pun kembali ke kamar dengan cemilan dan minuman hangat yang ia
beli. Kami bertiga ngobrol panjang lebar dan sampak ke urusan seks.
Hemm, bagi laki – laki mungkin biasa membicarakan seks. Tapi bagi
wanita, itu sangat membuat risih karena kalau sampai wanita membicarakan
seks, pasti wanita akan terangsang sendiri sehingga vaginanya terasa
gatal dan basah. Termasuk aku yang mau tidak mau ikut dalam pembicaraan
tentang seks ini. Dan aku tak menyangka, seberapa vulgarnya Thomas dan
Rian membicarakan seks, bahkan aku pun tak luput dari pembicaraannya.
“Rian, bagaimana dulu kamu dengan Tiara? Apa Tiara begitu seksi dan
memuaskan?”, Tanya Thomas kepada Rian. Aku hanya terdiam mendengarnya
dan penasaran dengan jawaban Rian.
“Ooh, siapa pun pasti akan mengatakan Tiara itu cantik dan seksi, dan
siapa pun pasti akan puas dengannya. Dia dulu begitu liar, kami bahkan
pernah begituan di bioskop”, jawabnya.
“Wah sayang, ga nyangka kamu seliar itu”, Kata Thomas.
“Ya, dan yang ku suka dulu dari Tiara adalah layanan dari mulutnya.
Ia tak jijik menjilati seluruh tubuhku.Juga dengan susunya, sangat padat
berisi dan kencang. Dan bila ku lihat sekarang, Mas Thomas adalah yang
paling beruntung. Tubuh Tiara dari luar saja sudah bisa ku tebak,
susunya pasti lebih besar dari yang dulu”, sambung Rian.
Aku sebenarnya risih, dijadikan objek obrolan seks oleh suamiku dan
Rian. Namun, mendengar jawaban dari Rian aku pun menjadi sangat
terangsang. Apa mungkin penisnya tadi menegang karena memperhatikan dan
membayangkan tubuhku? Ahh, sial kau Rian.
“Oh ya. Apa kau penasaran dengan tubuhnya sekarang?”, tanya Thomas lagi.
“Hahahahaha, pasti, pasti aku sangat penasaran”, jawab Rian
“Sayang, Rian penasaran dengan tubuhmu, bagaimana? Apa kamu akan membiarkannya penasaran?” Kata Thomas kepadaku.
“Tentu saja, biar saja dia penasaran, dan biar dia cepat menikah.” Jawabku.
“Ah, kamu tak boleh seperti itu. Sayang. Kasihan Rian, lagipula dia
kedinginan. Aku pikir, kita bisa menghangatkannya malam ini”. Jawab
Thomas, Rian seperti kebingungan dengan perkataanya.
“Oh, aku mengerti. Tadi malam kan”, jawabku yang mengerti apa yang dimaksud Thomas.
Thomas memang sudah tak bisa dikendalikan. Ia sepertinya sangat
terobsesi melihatku bersetubuh dengan Rian malam ini. Aku sendiri juga
sudah sangat terangsang dari tadi. Oke, Thomas. Aku akan berikan apa
yang kamu mau, semoga kamu tak menyesalinya, karena kamu pasti akan
minder melihat begitu liarnya aku menikmati Penis Rian yang membuatku
terangsang karena membayangkannya sejak tadi.
“Rian, apa kamu benar penasaran dengan Tubuhku sekarang? Aku yakin
kamu masih ingat tubuhku yang dulu sering kau sentuh, kan”, kataku.
“Hah?” Jawab Rian, kaget mendengar pertanyaanku.
Tak butuh jawabannya, aku langsung membuka kancing kemeja ku satu
persatu hingga habis. Lalu ku lepaskan kemejaku dari badanku dan
menyisakan bra ku saja. Ku lihat mata Rian tercengang tak berkedip
melihatku. Di bawah, ku lihat tonjolan penisnya tercetak jelas karena ia
tak memakai celana dalam saat berganti pakaiannya yang basah karena
hujan tadi.
“Rian, kau ku beri nilai 100. Payudaraku memang lebih besar dari yang pernah kau sentuh dulu”, kataku kemudian.
“Oh, Tiara. Betul apa yang ku duga. Sejak bertemu kemarin, aku tak
dapat menahan khayalanku tentang tubuhmu yang indah ini. Pulang ke
rumahku, aku langsung onani membayangkanmu. Thomas, terima kasih telah
mengijinkanku menyaksikan istrimu ini.”, jawab Rian.
“Oh, bukan hanya menyaksikan, tapi kau juga akan merasakan lagi
tubuhku ini. Betul begitu, Thomas?” Jawabku. Ah, aku sudah gila karena
sangat terangsang, tubuhku dilihat oleh Rian di depan suamiku sendiri.
“Ya, lakukan lah Rian. Aku sangat penasaran bagaimana kau dan Tiara bersetubuh”, kata Thomas.
Rian tak menjawab, sepertinya ia tak percaya dengan yang sedang
terjadi. Matanya semakin melotot saat ku turunkan rokku. Rian menelan
liurnya sendiri menatapku yang kini hanya ditutupi oleh sepasang bra dan
celana dalam.
Rian kemudian bereaksi, mungkin dirinya juga sudah sangat terangsang
melihat ku seperti ini. Rian bangkit dari kursinya dan menghampiriku ke
rangjang, disentuhnya lenganku sambil tersenyum. “Akhirnya, aku bisa
menikmati tubuh bidadari sepertimu sekali lagi” Begitu katanya merayuku
yang sebenarnya sudah tak perlu dirayu lagi.
Aku dan RIan kemudian melihat suamiku yang masih duduk di kursinya,
meminta ijin untuk melakukannya. Suamiku hanya mengangguk sambil
tersenyum tanda ijin darinya diberikan. Kami pun memulai percintaan
kami.
Rian dengan nafsunya langsung menciumi bibirku, aku pun tak kuasa
untuk tak meladeninya dengan nafsu. Bibir dan lidah kami bergantian
mengulum. Tangan Rian mulai menjelajahi tubuhku. Dielusnya punggungku
dan merambat ke bawah ketiakku, kemudian kembali ke punggungku untuk
membuka kaitan bra ku. Braku pun disingkirkan oleh Rian yang
menghentikan ciuaman kami demi menatap kedua payudaraku.
Tanpa basa – basi, Rian langsung beralih ke Payudaraku. Dihisapnya
payudara ku yang seksi itu bergantian sambil tangannya meremas yang
satunya lagi. Aku mendesah pelan karena kegelian menikmati cumbuan Rian
di payudaraku.
“Ahh, Isap , Isap payudaraku”, kataku menyemangati Rian
“Ahh, ini bukan payudara, ini susu. ingat ini susu”, katanya mengajariku menggunakan kata susu untuk payudaraku.
“ahhh iyaah, isap susuku, Rian”, ku benarkan kata – kataku sesuai keinginannya.
Rian pun makin semangat menyiksaku dengan kenikmatan dari mulut dan
lidahnya yang sedang mengerjai kedua susuku. Tangannya yang satu juga
mulai aktif merangsang bagian bawahku. Pahaku dielus – elus sampai
pangkal pahaku. Namun dasar Rian yang nakal, aku hanya mengaduh dengan
mendesah lembut saat tangannya dihentikan ketika akan mencapai vaginaku
yang masih tertutup celana dalam.
Aku tak mau kalah bermain, tanganku pun menghampiri penis Rian yang
masih berada di balik celana pendek suamiku yang ia kenakan. Ku genggam
dan ku rasakan Penis Rian begitu besar, lebih besar dari yang dulu. Aku
penasaran dengan Penisnya, seperti apa wujudnya sekarang.
“Ahhh, Riaannnhhh”. Pikiranku tentang Penis Rian tiba – tiba buyar,
ketika Rian makin ganas menghisap susuku. Tak hanya dihisap, Rian juga
menggigit putingku dan mengelitiknya dengan lidah. Aku setengah teriak,
mendesah atas kenikmatan yang diberikannya.
Kembali aku fokus pada penisnya, dengan satu tangan ku coba untuk
melepaskan celananya itu. Dan Rian yang mengerti pun akhirnya membuka
celananya sendiri. Dan saat dirinya sudah tanpa sehelai pakaian.
Akhirnya terpampanglah penis miliknya itu dihadapanku. Besar, Panjang,
dan Berurat. Di kepalanya ada cairan bening yang menandakan pemiliknya
sudah terangsang berat. Ku genggam lagi Penis itu dan ku kocok perlahan.
Rian menyudahi permainannya di susuku, aku kemudian memanfaatkan
kesempatan ini. Aku yang sudah terangsang berat pun langsung menciumi
kepala penis milik Rian dan mulai menjilatinya. Ku sapu batang penisnya
dari kepala sampai ke pangkalnya.
“Geliih lidahmu”, Rian yang keenakan mengaduh kepadaku.
“Penismu besar yah, besar dari yang dulu”, kataku di sela – sela jilatanku di penisnya
“Apa penis? ini kontol. ingat, kontol”, sekali lagi rian ingin mengganti sebutan yang biasa ku pakai dengan suamiku.
“Iya, kontol. Kontolnya besar”, kataku menuruti kemauan Rian.
Aku pun kemudian memasukkan kontol Rian ke dalam mulutku. Luar biasa
besarnya, hampir – hampir tak muat mulutku dimasuki kontol Rian. Dengan
pelan tanganku urut kontol Rian sambil ku maju mundurkan kepalaku.
Mataku menatap wajah Rian yang tersenyum menggambarkan kenikmatan yang
menjalar di kontolnya saat ini.
Tanpa ku sadari, tiba – tiba Thomas suamiku sudah berada disampingku
tanpa sehelai pakaianpun. Kontolnya yang sangat kecil bila dibandingkan
milik Rian sudah berdiri tegak. Aku paham, Ia menginginkan diriku
melayaninya juga. Segera kugenggam kontolnya dan ku kocok perlahan
sambil tetap menghisap kontol rian. Kemudian bergantian, kontol rian dan
Thomas ku hisap. Baik Rian atau Thomas, sama – sama memiliki ekspresi
kepuasan. Aku sangat bersemangat sekali. Nampaknya, aku akan dipakai
habis – habisan oleh kedua laki – laki di depanku malam ini.
“Croottss croootsss”, Kontol Thomas menyemburkan maninya saat sedang
berada di mulutku. Mau tak mau aku harus menelannya. Ini adalah
pengalaman pertama ku menelan sperma, entah mengapa aku menjadi sangat
bergairah setelah menelan mani suamiku. Sementara, kontol Rian yang
masih tegak berdiri langsung ku lahap.
“Hmmm ehmm achhsss” Desahku tiba – tiba karena merasa ada sesuatu
yang menggelitik memekku. Ternyata Thomas sekarang sedang menjilati
memekku dari luar celana dalamnya. Aneh, Thomas yang biasa ketika
mengeluarkan maninya langsung lemas tak berdaya, kali ini masih mampu
mencumbuku lagi. Apa??? ku perhatikan ternyata kontolnya masih berdiri?
Apa yang sedang terjadi? Thomas bukan lah tipe orang yang senang
mengkonsumsi obat – obatan, sehingga ku yakin kontolnya masih berdiri
bukan karena pengaruh obat kuat. Hemm, bagus lah. Setidaknya aku akan
merasakan kenikmatan yang luar biasa malam ini dengan 2 kontol mengaduk
isi memekku.
Thomas kemudian meloloskan celana dalam ku, dan langsung melahap
memekku. Lidah dan bibirnya memainkan klitorisku dan lubang memekku. Aku
tak leluasa mendesah karena di mulutku masih ada kontol Rian yang harus
ku puaskan.
“Mhhhsssmm Mhhhss mhhh” desahku yang tertahan kontol Rian.
“Achhh achhh achhsss ouuhhh sayaangghhhh” Tak kuasa aku melepas
kontol Rian di mulutku saat Thomas tak hanya menjilati klitorisku,tetapi
juga mengocok memekku dengan 2 jarinya dengan cepat. Aku mendesah
teriak menikmati kenikmatan di memekku yang menjalar ke seluruh tubuh.
Rian yang sangat bernafsu kemudian kembali mengerjai kedua susuku.
Kenikmatan – kenikmatan begitu terus menjalar di sekujur tubuhku. memek
dan susuku yang merupakan titik paling sensitif sekarang sedang
dirangsang bersamaan, dan tak lama kemudian aku rasakan seperti ingin
kencing namun bukan kencing yang keluar, cairan cintaku yang kental lah
yang menyemprot – nyemprot dari dalam memekku. Ya, aku telah mendapat
orgasme pertamaku malam itu. Seluruh badanku terasa sangat lemas.
Setelah diberikan istirahat sebentar oleh kedua laki – laki ku,
pahaku langsung dibuka oleh Thomas. Kontolnya diposisikan tepat di depan
memekku, digeseknya terlebih dahulu di klitorisku baru secara perlahan
kontol Thomas memasuki tubuhku. Dengan tempo yang sedang Thomas mengocok
kontolnya di memekku. Rian tak mau kalah memberikan kenikmatan
kepadaku, dengan mulutnya ia merangsang susuku. Putingku yang berdiri
tegak ia emut dan sesekali di gigit.
“Achhsss achhsss enakhhh ehmmm”
“ahcchss ngentottt ohhh aku mauuhh ngentottt ajahhh malam iniihh”
“Ohh Thomasss, kontolll luuu ga bolehh cepat kluarrhhh”
“ohhhsss ohhss achhh riaan, makaaannn ajaahhh susukuuuhhh achhh ngentot ngentottt enaakkkkhhh”
Aku mendesah sejadi – jadinya diperlakukan seperti ini. Kenikmatan
menjalar di seluruh tubuhku. Badanku terasa ringan, memekku terasa
sangat gatal seperti ingin digaruk kedua kontol yang ada didekatku.
Putingku terasa sangat gatal, ingin rasanya ku gigit sendiri putingku.
5 menit dalam posisi missionaris, kami berganti posisi menjadi doggy
style. Thomas langsung mengocok kontolnya dengan cepat Rian lalu
memposisikan penisnya dihadapan mulutku, tanpa diminta ku raih kontol
rian untuk ku hisap. Aku tak perlu banyak bergerak, goyangan dari Thomas
yang membuat badanku maju mundur otomatis mengocok kontol Rian di dalam
mulutku.
“Achhhss mhhhmmhhhhmmm ourghhh akuuhh nyampeehhhh”, Teriakku saat ku rasakan orgasme keduaku datang.
AKu langsung ambruk ke
ranjang. Thomas lalu melepas kontolnya, dan langsung digantikan dengan
kontol Rian. Perlahan Rian mencoba memasukkan kontolnya ke memekku. Agak
sedikit susah karena ukurannya yang besar, namun karena dulunya pernah
masuk ke memekku, maka dengan perlahan kontol itu menyeruak masuk ke
dalam memekku.
Rian pun mulai memompaku dalam posisi menyamping. Sementara tangannya
meremas – remas susuku dari belakang. Thomas memintaku untuk menghisap
kontolnya yang langsung ku turuti. Siksaan birahi ini sangat – sangat
nikmat bagiku.
Aku tak pernah membayangkan begitu nikmatnya ngentot dengan 2 pria,
ternyata rasanya jauh lebih nikmat bila hanya dengan 1 kontol saja.
Malah, Thomas yang kontolnya hanya mampu bertahan paling lama 3 menit,
kali ini masih berdiri tegak, padahal sudah setengah jam kami bercumbu.
“Achhsss achhhsss achss”
“iyaahh trusss anjingghhh enakkkhh”
“Siaaallhhh ahhhhh memekkuu gateelll, garukin pake kontolll yang cepethhhh”
Setiap kontol Thomas terlepas dari mulutku selalu ku manfaatkan untuk
teriak dan mendesah, ekspresi dari kenikmatan yang ku terima saat ini.
Aku kini berada di atas Rian, sedangkan Thomas berdiri di sampingku
dan kontolnya sedang ku hisap. Pinggulku naik turun sehingga kontol
besar milik Rian keluar masuk di memekku. Susuku diremas oleh Rian,
terkadang dipencetnya putingku. AKu hanya bisa mendesah tertahan karena
kontol Thomas ada di mulutku saat ini.
Entah sudah berapa kali aku orgasme. Namun, belum ada tanda – tanda
kalau kontol rian maupun Thomas akan menyemprotkan maninya. Diburu
dengan kemauan menikmati mani Rian dan Thomas, aku pun mempercepat
goyanganku. Benar saja, 5 menit kemudian, Thomas mengaduh dan menekan
kepalaku ke selangkangannya. Dari kontolnya keluar air mani yang cukup
banyak yang langsung ku telan.
Rian masih terus menikmati
goyangan pinggulku. Lelah di posisi ini, kami berganti posisi kembali.
Aku yang di bawah, sedangkan Rian memompaku dari atas. Thomas walaupun
sudah keluar, masih terus mencumbuku. Kali ini susu ku dimainkannya.
Kontol rian keluar – masuk dengan cepat di memekku.
“Achhss terusshhh ayoohh terusss”
“Aku mauuuhh akuu mauuhhhh keluarhhh lagiih”
“ahh trussss sayaaang ahhh riaaan terussss”
“achhhhhh akuuuh nyampeee lagiihhh ahh achhhsss”
Aku menerima orgasmeku lagi. Rian kemudian berkata juga akan keluar,
dipercepatnya sodokan di memekku dan dengan satu hentakan Rian menarik
kontolnya dari memekku dan berpindah ke depan mukaku. Sambil dikocoknya,
kontol rian menyemprotkan air mani yang sangat banyak. Wajahku jadi
blepotan karenanya, dan sebagian air maninya yang masuk ke dalam mulutku
langsung ku telan. Kami bertiga pun ambruk, terbaring di ranjang sambil
meresapi kenikmatan yang baru saja kami peroleh.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment