Saturday, February 3, 2018

Agen Sabung Ayam - Cerita Game Seks yang Bikin Ketagihan

Agen Sabung Ayam - Cerita Game Seks yang Bikin KetagihanHoh.. hoh.. hmmmm… Enak banget..” kata Randy di sela-sela nafas memburunya setelah pacuan orgasme yang baru saja lewat. Pelan-pelan Randy bangkit dari atas tubuh Vani dan duduk bersandar di tempat tidur sambil memejamkan matanya, menenangkan nafasnya yang agak tersengal-sengal, Vani juga bangkit dari karpet. Lelehan peju Randy memenuhi toketnya, dan ada sedikit di pipinya. “Iihh… Randy sebel deh” kata Vani merungut-rungut “Jadi belepotan deh”.


Agen Sabung Ayam - Tanpa berusaha menurunkan t-shirtnya kembali, Vani menoleh ke Sasha dan berkata “Shaa.. gue minta tissue. Dan pinjem kamar mandi lo”. “Eh Van… gue dulu yang make” kata Sasha tiba-tiba sambil berlari masuk ke kamar mandi. “Udah kebelet pipis nihhh.. Lo di kamar Danan aja sana gihhh” jerit Sasha dari dalam kamar mandi. “Yaa.. bokis lo Sha” kata Vani sebel. “Danan, pinjem kamar mandi lo” perintah Vani. “Eh.. oh.. iya.. iya mbak. Saya bukain kuncinya dulu” kata Danan gelagepan sambil melirik-lirik toket Vani. Tapi pemandangan itu segera hilang, karena sambil berjalan keluar menyusul Danan, Vani menurunkan t-shirtnya.

“Anjeng.. bangsatt…” tereak Momo sambil menabok kepala Randy yang masih setengah merem bersandar di tempat tidur Sasha, sepeninggal Vani dan Danan. “Adow.. napa babi? Nabok-nabok sembarangan” misuh-misuh si Randy. “Enak bener lo bisa ngentotin toket-nya Vani” balas Momo masih galak sambil nonjok-nonjokin bahu Randy. “Tadi gue liat stopwatch-nya Danan udah sampe 4 menit tuh.

Tapi tu anak malah melongo sampe ilernya kemana-mana, ga juga dimati-matiin” cerocos Momo. “Maho kali lo ya Mo, kalo udah dapet kesempatan kaya tadi disia-siain.. Mana mungkinlah..” kata Randy membela diri. “Was.. wess.. woss. Terserahlah. Sekarang gue mau tao, masih ada kartu buat boobs job ga?” tanya Momo. “Eh, seingat gue cuma atu Mo” jawab Randy pelan. “Wadd..!!?? Ga asyik ah! Pasti tadi lo udah ngatur biar bisa lo yang dapet tuh kartu” tuduh Momo kejam. Rentetan omelan Momo sudah akan meluncur lagi ketika Sasha keluar dari kamar mandi sambil satu tangannya tetap melindungi toketnya. “
Lah, mana Vani ama Danan” tanya Sasha polos. “Lah? Pan lo yang nyuruh si Vani pake kamar mandinya Danan?” jawab Momo. “Oh iya ya” kata Sasha bego. “Ayo, maen lage” kata Momo. “Kelamaan nunggu Vani balik. Kan nanti pas dia balik pas gilirannya”. “Iya.. iya.. Tapi Ran, lo pake celana dulu napa? Ga asoy banget ngeliatin kontie yang nyusut gitu” samber Sasha. Dengan agak males-malesan Randy memakai celananya, melewatkan CDnya yang tergeletak agak jauh di ujung ranjang.

Giliran Momo dengan cepat berlalu tanpa ada kejadian mesum apapun. Diiringi desah kecewa, Momo menyerahkan dadu ke Sasha. Momo setengah berdoa agar Sasha cuma dapat angka 4 atau 5 sehingga jatuh di wilayahnya. Tapi malang tak dapat ditolak, angka double 6 yang keluar, sehingga bidak Sasha bablas sampai ke titik start. “Giliran gue ya.. bwuhh!” Randy menyembur dadunya sebelum melemparkannya. “Atu, dua, tiga, empat, lima, enam!” Randy menghitung langkah bidaknya. Dengan sukses mendarat di property Sasha. “Hahahaha.. skarang lo yang harus bayar ke gue” tereak Sasha happy. “

Mm.. apa nih bacaannya” komat-kamit Sasha sambil membalik kartu RENT warna kuning yang baru diambilnya. “Penyewa harus memberikan kepuasan kepada pemilik property dengan dildo atau vagina-toy selama 3 menit”. “Loh? Ini hukumannya buat gue apa elu sih? Kaco neh” omel Sasha. “Lah, kan elu yang dapat puasnya Sha. Berarti emang gue harus bayarnya dengan muasin elu” seringai mesum Randy muncul lagi. Sasha hanya melongo. “Hoee.. apa-apaan neh. Kok lage-lage elo yang dapat enaknya?” protes Momo sewot. Tidak memperdulikan Momo, Randy sibuk ngubek-ngubek tas yang selama ini ngejogrok tidak menarik perhatian di pojok kamar.

“Nah ini dia” kata Randy senang sambil mengangkat keluar sebatang dildo warna pink berukuran sedang dari dalam tas. “Kyaa.. lo serius Rand?” teriak Sasha sedikit agak keras karena kaget melihat persiapan Randy. “Ayo.. buka paha lo neng” kata Randy mesum sambil merangkak mendekati Sasha. Dildo sepanjang 15 cm dan diameter 3,5 cm terlihat agak mengancam sehingga reflek Sasha merapatkan pahanya, sambil tetap menutupi toketnya yang polos. “Mo, bukain paha Sasha dong” pinta Randy sambili menoleh ke Momo.

Tidak perlu diminta dua kali, dengan semangat Momo beringsut mendekati Sasha. “eh.. eh.. ga usah.. ga usah. Ga perlu Momo ikut-ikutan” Sasha akhirnya bekerja sama juga. “Tapi ga perlu buka CD bisa juga kan?” Sasha tetap menawar agak memelas. “Ya boleh aja” kata Randy sok tidak butuh, “Tapi gue eksekusinya dari belakang elu ya” tambah Randy. “Hah? Gimana? Ga ngarti gue” sahut Sasha agak bingung. “Udah, lo ngikut aja” jawab Randy sambil bergerak dan duduk di belakang Sasha.
“Buka paha lo Sha” bisik Randy di telinga Sasha, membuat Sasha sedikit menggelinjang karena hembusan nafas hangat Randy membelai lehernya. Karena Sasha masih sungkan-sungkan membuka pahanya, tangan Reno dari balik punggung Sasha bergerak membuka paha Sasha. Akibatnya Sasha terpaksa menyandarkan punggungnya di dada Randy dan membuka pahanya. Detak jantung Sasha mulai berpacu lebih cepat. Takut, malu dan sekaligus mengharap membuat rona merah di pipi Sasha semakin terlihat.

Randy mulai menggesek-gesekkan ujung dildo ke belahan memek Sasha yang masih tertutup underwear mini warna hitamnya. Tubuh Sasha menegang begitu bibir memeknya menerima tekanan dan gesekan dari benda tumpul tersebut. Setelah beberapa saat adegan pemanasan yang menegangkan tersebut, Sasha tiba-tiba teringat sesuatu. “Mo, cek stopwatch-nya dong” kata Sasha berusaha mengeluarkan suara yang tenang, tapi malah suaranya agak tercekat dan serak. “Lo mulai horny kan Sha.. Udah nikmatin aja” bisik Randy lagi sambil menggigit-gigit kecil kuping Sasha. “Shhhh… emmhhh.. ga boleh gigit-gigit Rand…” desah Sasha pelan masih berusaha terlihat kuat tidak tergoda, tapi pinggulnya mulai bergerak-gerak seirama gesekan dildo.

Tanpa disadari Sasha yang birahinya mulai naik, jemari tangan kiri Randy mulai menyibakkan kain CD Sasha kesamping, sehingga memek Sasha yang mulus karena jembinya diwax tampil ke permukaan. Momo sudah memposisikan duduk tepat di seberang Sasha, menelan ludah berkali-kali ketika melihat pemandangan indah gundukan memek dari sebaris tipis belahan merah kecoklatan di tengahnya. Pelan-pelan Randy menekankan ujung dildo membelah memek Sasha yang sudah agak mengkilap basah. “SLEEPP…” suara pelan benda tumpul yang membelah himpitan rapat dinding-dinding basah memek Sasha terdengar, disusul oleh lenguhan Sasha yang kaget karena disusupi benda asing. “Ouhhhh…” lenguh Sasha yang matanya langsung terbuka lebar. “Uhh.. bilang-bilang dong kalo mo masukin..hmmmppff..” rengek Sasha sambil memukul paha Randy pelan.

Rengekan Sasha tidak berlanjut lebih lama lagi, karena Randy mulai mengocokkan dildo tersebut. Ditariknya perlahan-lahan dildo keluar dari memek Sasha, lalu menekannya lagi amblas ke dalam sampai cuma sisa 2 cm untuk dipegang saja. Sasha menggeliat gelisah, karena nikmat birahi semakin menggelora di sekitar selangkangannya. Tangannya kini tanpa sadar tidak melindungi toketnya lagi.
Sibuk meremas paha Randy. Sehingga toketnya yang bundar mancung berukuran 34B terlihat jelas, tegak menantang. Aerolanya yang pink kecoklatan melebar dan putingnya yang ereksi penuh menandakan Sasha sudah horny habis. “Uhh.uhh.. uhh.. ssshhhh…” desah Sasha seirama kocokan dildo di memeknya yang basah kuyup. Birahi Sasha semakin tidak tertahankan karena kini tangan kiri Randy meremas-remas toketnya dengan brutalnya. Ditekan dengan telapak tangan, lalu diremas kuat-kuat dan akhirnya diperas-peras seperti hendak mengeluarkan susunya. “Ouuhhh.. anjeenggg… Gue ga tahan lagi.. Gatel bange memek gueeee.. Bodo ah, yang penting gue puasin dulu ni memek” kata Sasha dalam hati yang akhirnya menyerah oleh godaan birahi dan dildo yang menyesaki liang kawinnya. “Nggaahhhh.. lo.. lo aphain toket gue Rannn… Kan ga bol.. Hoohhh..” ceracau Sasha diselingi desahan erotisnya malah membuat Randy semakin buas.

Suara berkecipakan basah dari dildo yang keluar-masuk dengan cepat di memek Sasha menjadi soundtrack yang melengkapi pemandangan bokep live show di depan Momo. Sasha yang duduk mengangkang, dikocok dildo yang menjadi mengkilap basah oleh cairan memek, dan geliat sexy tubuh Sasha mendapat ransangan dari dildo di memeknya dan remasan-remasan tanpa ampun pada toketnya, membuat konak Randy dan Momo semakin tidak tertahankan. Bahkan Momo sudah mendesah-desah sendiri sambil mulai mengocok kontolnya perlahan, betul-betul melupakan tanggung jawabnya untuk menghitung waktu.


“Enak nggak Sha dildonya” bisik Randy disela-sela gigitan-gigitan kecil di leher dan telinga Sasha. “Hmmmppfff… ssshhhhh..oohh.. Yahh.. ennhhakk Ran…ennakk… ahhh..” erang Sasha yang sedang berada di langit ketujuh. “Cep.. cepetin ngocoknya Ran.. gue ampir nihh… hhhhhhmmmm…”.
Tidak perlu diminta dua kali, Randy mempercepat RPM kocokan di memek Sasha, membuat gelinjang tubuh Sasha semakin liar. “Gillaa.. gilla… memek gue makin gatel aja.. Aduhh gue ga kuat lagi..” batin Sasha ikut-ikutan meceracau liar. 30 detik kemudian….

“Ngggaahhhhhhh…… Ouuhhhhhhh…. Gilllaaaaaaa… “ lenguh panjang Sasha yang erotis dan tubuhnya yang mengejang-ngejang sampai punggungnya agak melengkung menjadi tanda betapa dahsyatnya ledakan orgasme yang terjadi. “Houhhh.. ouhhhh…. Hmmppffff.. sshhh…” desah nafas Sasha melepaskan setiap titik nafsunya.


Sesudah badai orgasme yang berlangsung selama sekian detik yang menghanyutkan, tubuh Sasha bersandar lemas di dada Randy. Matanya terpejam, deru nafas memburu masih terdengar dari sela-sela bibir Sasha. Randy membiarkan saja dildonya di dalam memek Sasha. Tapi, kecupan-kecupan di sekujur pundak Sasha, dibarengi belaian-belaian dan remasan-remasan lembut pada gundukan daging berwarna putih di dada Sasha tetap berlanjut. Sasha menikmati setiap detik perlakuan Randy tersebut, sehingga tidak sadar bagaimana mini CD-nya mulai dilucuti oleh Momo.
Momo menelan ludahnya kembali begitu melihat selangkangan Sasha yang polos tidak lagi terlindungi oleh CD-nya. Memek putih dengan hanya sepetak jembi di bagian atasnya, terlihat menggunung dan mesum karena sebatang dildo mencuat di tengah-tengahnya. Tanpa meminta ijin Sasha, Momo mencabut keluar dildo tersebut dalam sekali tarik.

“Aihhhhh..!” pekik Sasha kaget sampai matanya terbeliak karena rasa mengganjal di memeknya tiba-tiba hilang diiringi gesekan di sekujur dinding memeknya. “Mau ngapain lo?” pekik Sasha lagi karena kini doi melihat Momo sudah bugil di depannya dengan kontol hitam berurat yang mengacung tegak siap tempur. “Hehehe.. Sekarang giliran gue bayar Rent Sha. Gue bayar kontan!” kata Momo terkekeh mesum, seraya bergerak membuka paha Sasha lebar-lebar dan menempatkan tubuhnya di tengah-tangahnya.

“Ahh.. Momo.. Gue ga mau…” rengek Sasha sambil berusaha bangun untuk mendorong pergi tubuh Momo. Namun dengan sigap Randy menahan tubuh Sasha agar tetap setengah terbaring, bersandar di dadanya. “Sudahlah Sha, ga mungkin lo udah puas sama dildo kecil kaya gitu” kata Momo dengan nafas yang memburu sambil kedua jempolnya merekahkan bibir tembem memek Sasha untuk memberi jalan bagi kontolnya. “Biar gue tunjukin enaknya kontol sejati” tambah Momo sambil melesakkan kontol hitamnya ke himpitan lubang merah muda Sasha.
“Houuuuuhhh.. “ lenguh Sasha tidak tertahankan ketika dinding-dinding memeknya tiba-tiba disesaki benda asing yang lebih tebal daripada yang sebelumnya. Mata Sasha membeliak nanar menatap tidak fokus pada cowok di depannya sambil mengigigit bibir bawahnya. Raut mukanya sedikit banyak menunjukkan apa yang sedang berkecamuk di otaknya, dan di memeknya tentu saja. “Anjrittt.. tebel amat kontol si Momo. Penuh banget rasanya memek gue” maki Sasha dalam hati. Menimbang pilihan-pilihan yang tersedia saat itu, akhirnya detik berikutnya Sasha mengambil keputusan yang paling masuk akal. Sasha membuka pahanya lebih lebar lagi, dan bersiap menikmati pertempuran sex yang menjelang. Bring it on, boys!

Pinggul Momo mulai bergerak maju mundur secara sistematis, menghantam selangkangan Sasha berkali-kali dengan penuh dedikasi. Setiap bagian dinding memek Sasha menjerit bahagia menerima gesekan kontol hitam berurat, sehingga cairan cinta pelumasnya membanjir menimbulkan bunyi berkecipakan becek. “Oooohhh… ohhh… Iya behnerr gitu Mo.. teruss Mo.. aaahhhh…” desah Sasha yang tubuhnya menggelinjang binal, hanya tertahankan oleh dekapan Randy yang tetap sibuk menggarap kedua toket 34B-nya.

Tidak sampai 5 menit sejak gempuran kontol Momo, Sasha mulai merasakan lagi sensasi gatal yang semakin menggila mengumpul di bibir-bibir memeknya. Tapi, ketika rasa birahi itu sudah hampir sampai di puncaknya…. “Mo, stop dulu. Pindah ke ranjang aja, gue juga pengen ngentotin Sasha” kata Randy tiba-tiba. “Eh.. oh.. sel.. selesein dulu dong..” rajuk Sasha. Tapi, Momo sudah mencabut kontolnya, dan mereka berdua membopong Sasha ke atas ranjang.
“Mo, giliran gue make memeknya ya” pinta Randy yang langsung di-acc oleh Momo. “Nungging Sha” perintah Momo yang menempatkan dirinya di depan Sasha. Sasha betul-betul nervous karena ini adalah pengalaman pertamanya three-some. Well, like once a wiseman said, there will always a first time for everything. Sasha tidak bisa ragu-ragu lebih lama lagi, karena Momo sudah mendorong kontolnya untuk masuk ke mulut mungil Sasha. “Ohumm..” Sasha agak gelagepan ketika mencoba mengulum kontol Momo yang tebal. Tapi itu hanya untuk sesaat. Dengan lihainya Sasha melumat-lumat palkon Momo, lidahnya dengan binal menjilati lubang kontol dan diselingi sedotan agak kencang yang membuat Momo melenguh keenakan. Momo menjambak rambut Sasha dan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, ngentotin mulut Sasha dengan buasnya.

Sedang asyik-asyiknya menyepong kontol Momo, tiba-tiba Sasha dikagetkan lagi oleh penetrasi kontol Randy dari belakang. “Ngouhh..” lenguh Sasha tidak jelas karena mulutnya penuh oleh kontol Momo. “Ssshhh… mantep banget emang memek lo Sha. Masih rapet aja” puji Randy sambil memulai gerakan menyodok-nyodok yang mantap. Sasha jadi susah berkosentrasi untuk menservis kontol Momo, karena kocokan kontol Randy membuat gatal di memeknya menggila lagi. Kini Sasha hanya membiarkan mulutnya terbuka dan dikentot oleh Momo karena pikirannya tercurah pada betapa nikmatnya gesekan kontol Randy pada dinding-dinding memeknya. Pacuan nafsu ketiga insan muda ini memasuki babak yang panas membara. Sementara itu, bagaimana kabar Vani? Kenapa dia belum balik juga ke kamar Sasha? Mari kita cari tau. Yuukk.
Mari mundur beberapa menit yang lalu ketika Vani keluar dari kamar Sasha, membuntuti Danan menuju kamarnya untuk pinjam kamar mandi.

Di luar kamar Sasha, suasana kos-kosan lenggang, karena memang hujan masih tercurah dengan derasnya. Suaranya menderu-deru lebih keras di luar sini. Adem kaya gini, emang lebih enak buat ngelungker tidur, atau ngentot hehehe. Makanya Vani cuek aja hanya memakai t-shirt gombrang tanpa celana pendeknya lagi, lari-lari kecil ke kamar Danan yang letaknya tepat di sebelah kamar Sasha. Toh, tshirtnya menutupi seperempat pahanya.

Danan dengan gugup mencoba membuka kunci kamarnya, namun tidak berhasil-berhasil membuat Vani semakin jadi tidak sabar. Rasa lengket-lengket di dadanya ingin cepat-cepat dibasuhnya. Apalagi kini peju Randy menciptakan pulau-pulau di tshirtnya. Karena tidak sabar, Vani mencoba membantu Danan membuka kunci pintunya. Vani tidak sadar bahwa upayanya itu malah membuat toketnya menempel pada punggung Danan. Nyaris tersedak bahagia, Danan menjatuhkan kuncinya. “Ahhh… rempong amat sehh” kata Vani sebel sambil mengambil kunci di lantai tanpa rasa bersalah. Dengan mudah Vani membuka kunci pintu kamar Danan dan membuka pintunya.

Tanpa babibu lagi Vani langsung masuk ke kamar mandi Danan yang letaknya dipojok kiri kamar. Di dalam kamar mandi, Vani langsung membuka t-shirtnya dan langsung menyiram tubuhnya dengan air dari shower. Dibersihkannya sisa-sisa peju dari toketnya. “Ah.. segar.. “ kata Vani dalam hati sambil masih mengusap-ngusap gundukan mancung toket 36C-nya. Tanpa sadar usapan-usapan itu berubah menjadi remasan-remasan yang erotis. “Ssshh… kok horny gue belum ilang ya. Kupret juga si Randy.. hmmmppffff..” batin Vani, yang kini jemarinya memilin-milin putingnya yang makin tegak dan keras. Birahi Vani muncul kembali karena nafsu birahi tersebut sudah menumpuk sejak dimulainya game sexopoly, dan semakin menumpuk seiring “hukuman-hukuman” erotis yang diterima dan dilihatnya. Seolah-olah game Sexopoly tersebut berlaku seperti foreplay selama 1 jam (bayangkan rasanya sodara-sodara!). Hal yang sama terjadi pada setiap peserta game itu tadi. Kini nafsu tersebut semakin membesar dan menuntut pemuasannya.

“Ah.. basah deh CD gue” tiba-tiba Vani tersadar dia lupa melepas CD-nya. Vani pun membungkukkan tubuhnya sambil mengangkat satu kaki untuk meloloska CD-nya. Ada satu hal lagi yang Vani lupakan. Dan lupa yang satu ini lebih besar implikasinya. Vani lupa mengunci pintu kamar mandi! Sepasang mata yang membeliak penuh nafsu telah mengamati setiap gerakan remas-meremas Vani. Ketakutannya terlalu besar untuk mengambil langkah apa yang lelaki sejati eh mesum harus lakukan ketika melihat cewek ngremes-ngremes toketnya sendiri. Tapi, cowok polos pun ada batasnya. Batasnya adalah gerakan membungkuk Vani untuk melepas CD-nya. Dalam sekali gerakan yang luar biasa, Danan melepas semua pakaiannya, berdiri bugil, lalu membuka pintu kamar mandi lebar-lebar dan melangkah penuh nafsu menggelora menghampiri tubuh polos Vani di bawah shower.

“Aiiihhhh….” Vani terpekik kaget ketika 2 tangan tiba-tiba mendekapnya dari belakang dan langsung meremas-remas bongkahan pepaya bangkoknya. Vani langsung tahu itu adalah Danan. “Danan! Ngapain sih lo!” teriak Vani lagi. Danan yang sudah kesetanan malah semakin erat memeluk Vani dan semakin gencar meremas-remas toket Vani. “Mbak.. mbak.. lo sexy banget.. Gue pengen ngentotin lo mbak Van..” suara Danan yang penuh nafsu parau menjawab pertanyaan Vani. Bahkan kini Danan mencoba menyodok-nyodokkan kontolnya ke pantat Vani.

“Ahh.. ahh… Danan.. Dan…. Jangan disitu… jangan disitu” teriak Vani panik sambil kedua tangannya bersandar pada dinding kamar mandi karena desakan tubuh Danan. Danan yang penuh nafsu buta tidak sadar palkonnya berkali-kali mencoba mendesak masuk ke lubang anus Vani. Maka itu si cewek bahenol ini blingsatan panik. Tapi tak urung lenguhan-lenguhan tak tertahankan tanpa sadar keluar dari mulut Vani ketika ujung kontol Danan mendesak-desak lubang anus Vani, karena lubang anus adalah salah satu titik sensitif Vani.
“Rouuhh.. ngahh.. bukan.. bukan di situ Dan.. jangannn… houuhhh..” pekik mesum Vani semakin tidak jelas dan Vani sudah hampir menyerah. Tapi ketika kontol Danan betul-betul masuk ke lubang pantat semok Vani hampir 1cm, Vani memekik keras “AAAAHHHHH… DANNNANNNN…!” Dan pekikan ini menyadarkan Danan.

“Eh.. sorry.. sorry mbak.. Danan kebawa nafsu” “Hah..hah.. hiya.. iya.. gapapa..” jawab Vani tersengal-sengal. “Tolong pelan-pelan cabut kontol lo. Ngentotnya selow aja ya” pinta Vani memelas. “Iya.. iya mbak” kata Danan sambil menarik mundur pantatnya. PLOP! “Aiiihhhh…” pekik Vani kaget ketika sesakan kontol melepaskan diri dari ujung lubang anusnya.
“Nah.. lo masukinnya ke memek gue yah..” kata Vani pelan seraya menyandarkan tangannya di dinding lebih nyaman lagi, membungkukkan tubuhnya, membuka pahanya lebar-lebar dan menunggingkan pantatnya sehingga belahan memek tembemnya terpampang jelas. Danan nyaris pingsan tidak percaya melihat cewe sesexy bintang bokep menungging di depannya siap untuk doggie style.

“Jangan cuma diliating doang dong.. “ rajuk Vani yang agak tengsin karena posisi mesumnya dianggurin oleh Danan yang masih bengong terpana. “Eh iya mbak” kata Danan tersentak dari keterpanaannya, bergerak menjamah pantat Vani. Mengagumi pantat nonggeng Vani, Danan meremas-remas kedua belahan pantat semok tersebut. Vani hanya mendesis-desis perlahan, menikmati sensasi ransangan tersebut.

Tiba-tiba Danan malah jongkok di antara paha Vani. Vani yang sebenarnya sudah bersiap-siap menyambut penetrasi kontol Danan jadi terheran-heran dan sedikit sebel. Vani menjulurkan lehernya ke bawah dan melongok ke belakang melalui sela-sela pahanya dan melihat Danan memandangi memeknya. “Danan, lo mau ngentot atauuuuuu.. uuhhhhhh…sshhhhh” pertanyaan Vani terpotong ditengah jalan dan digantikan oleh desisan kenikmatannya. Karena pada detik itu juga, mulut Danan mencaplok bulat-bulat gundukan memeknya.

Sudah lama Danan ingin melakukan ini, melakukan oral ke memek cewek. Dilumatnya bibir memek Vani, dihisap-hisap dengan suara seruputan yang mesum banget sambil kedua tangannya sibuk meremas-remas pantat Vani. Si cewek lonte ini jadi menggelinjang keenakan karena servis oral Danan yang brutal. Apalagi ketika lidah Danan mulai membelah masuk dan menggeliat-geliat didalam memek Vani. Rasanya? Luar biasaaa… “Ohh.. fuccckkkk…. Enak banget sihhhh…” maki Vani dalam hati. “HHHoohhhh… yahhh… yahhhh… ngahhhhh… ya kaya gitu Dan.. kaya gitu…shhhh…” ceracau liar Vani membahana di dalam kamar mandi.

Kenikmatan liar hewani menyeruak dari setiap sisi memek Vani yang dilumat oleh Danan. Sensasi gatal yang semakin digaruk semakin menggila rasanya, berkumpul, mendesak, menuntut jalan keluar untuk meledak memenuhi tuntutan birahi. Vani sangat akrab dengan sensasi menuju orgasme yang sangat disukainya ini. Vani tau hanya beberapa lumatan atau beberapa gelinjang lagi dibutuhkan untuk mencapai puncah kenikmatan itu. Tapi, dewa mesum mempunyai maksud yang lain, karena pada detik-detik krusial tersebut, Danan malah menghentikan oral seks-nya.

“Lhhoooo.. kok brenti?” pekik Vani parau tidak terima digantung seperti itu. Tapi, bukan maksud Danan berhenti membahagiakan Vani. Hanya saja, Danan kecil sudah teriak-teriak protes menuntut gilirannya. Kontol Danan yang 16cm panjangnya, namun berdiameter hampir 4cm sudah ngaceng sempurna. Dananpun mencoba membobol memek Vani. Namun, setelah beberapa kali tusukan yang seringnya nyasar ke lubang anus Vani, akhirnya Vanipun tidak sabar lagi.

“Sini kontol lo Dan” kata Vani sambil menjulurkan tangannya ke bawah ke sela-sela pahanya menggapai kontol Danan. Dengan pasrah Danan membiarkan jemari lentik Vani menggenggam ujung kontolnya dan mengarahkannya ke lubang memek Vani. “Ajrit! Gede juga kontol ni anak. Moga-moga ga melar memek gue abis ini” batin Vani setengah takjub setengah jiper menyambut penetrasi kontol gede si Danan. Yang bikin si lonte ini agak jiper adalah palkon Danan yang bulat besar seperti helm tentara. Betul-betul seperti jamur kontol si Danan ini.

Jemari Vani dengan lihainya menempatkan palkon Danan tepat di bibir memeknya yang sudah mereka basah siap dikawinin. “Sekarang tekan pelan-pelan Dan” perintah Vani dengan suara agak bergetar, dag dig dug menyambut datangnya batang kebahagiaan. Mematuhi Vani, perlahan Danan memajukan pinggulnya, mendesak palkonnya masuk ke sela-sela gundukan daging basah tersebut. “Ukkhh…” Danan agak menggerung pelan karena palkonnya kesusahan memasuki memek Vani. “Pelan-pelan aja Dan.. pelan-pelan aja” bisik Vani setengah berharap. Tapi Danan sudah tidak sabar lagi. Sambil mencengkeram pinggul Vani kuat-kuat, Danan menarik pantat Vani kearahnya dan sekaligus mendorong kontolnya kuat-kuat ke dalam memek Vani. BLESH! “GOUUHhHHHH…..” lenguh Vani keras, kaget karena tiba-tiba memeknya terasa begitu penuh sesak oleh benda asing.

Baru saja Vani hendak teriak protes ke Danan, Vani merasakan kontol Danan mulai bergerak cepat maju mundur menggesek liang memeknya. Alih-alih memaki Danan, erangan dan lenguhan erotis Vani yang terdengar. Dan dalam sekejap, sensasi menuju puncak birahi muncul lagi. Bahkan lebih menggila dari sebelumnya. “Nggahhhh… ngaahhh…. Ouuhhhh Dannannn… enakkkhh bangettt… ngaahhhh..” lenguh Vani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heboh. Tidak sampai 2 menit dikocok… “Wooahhhhhh….. ooooohhhhhh….. gue nyampeeee….aahhhhh…” erangan orgasme Vani pun terdengar, dibarengi oleh pinggul dan pantatnya yang berkejut-kejut, sebagai reaksi heboh memeknya menyemburkan peju orgasme Vani membasahi kontol Danan di dalam memeknya.
Kaget karena baru pertama kali melihat cewek orgasme, Danan menghentikan kocokannya dan mengikuti arah gerak tubuh Vani yang pijakan kakinya melemas sehingga bersimpuh menungging di lantai kamar mandi. “Hah.. hah.. hah.. enak gila” Vani ngos-ngossan menikmati sisa-sisa kenikmatan puncak birahi pertamanya. Tapi Vani tidak bisa bersantai lama-lama, karena kontol Danan yang masih ngaceng keras di dalam memeknya, mulai bergerak memompa lagi.

“Dan.. dan.. time out bentar ya.. “ pinta Vani tanpa harapan. Tidak memperdulikan permohonan Vani, Danan malah semakin mempercepat genjotannya. Dan seperti biasa, birahi si Vani naik lagi dengan cepat. Vani pasrah membiarkan memeknya dihajar oleh kocokan buas kontol Danan dari belakang. Hanya suara-suara lenguhan Vani yang menandakan betapa Vani menikmati persenggamaan ini.
Tidak sampai 5 menit sejak orgasme pertamanya, orgasme kedua Vani meledak. “Hooahhhhh… kkok.. kokk.. gue lagiiiiiii… Ngaahhhhhhhh…”. Kali ini Vani betul-betul lemas sampai tengkurap di lantai kamar mandi. “Ooohhh.. hah.. hah.. hah” Vani mencoba menenangkan nafasnya yang masih memburu. “Danann… istirahat bentar yahh..” mohon Vani. ‘iya.. iya mbak” kali ini Danan memenuhi permintaan Vani. “Pindah ke ranjang aja ya Mbak” ajak Danan sambil mengangkat Vani. Sambil berpelukan ke Danan, Vani pun melangkah keluar dari kamar mandi dan langsung rebah terlentang di ranjang Danan.

Beralaskan empuknya ranjang Danan, Vani memejamkan matanya sejenak sambil mengatur nafasnya pelan-pelan. “huhh.. huhhh… hufff” deru nafas Vani terdengar perlahan. Danan hanya berdiri tegak di samping ranjang memandangi tubuh polos Vani. Cewek manis berambu bob warna brunette dengan tampang mesum. Bibir yang penuh mengundang untuk dicium. Toketnya yang terlihat besar mengacung padahal si empunya sedang dalam posisi tidur telentang. Perut rata, pinggang mengecil, kemudian membesar lagi dipinggulnya bak gitar spanyol. Gundukan tembem memek mulus tanpa sehali jembi pun melengkapi pemandangan erotis tubuh bugil Vani.

Tanpa bisa ditahan lagi, konto Danan kembali mengacung tegak. “Hei, lo cuma mau liatin gue kaya gitu terus ato mo ngentotin gue” tiba-tiba Vani menegur Danan sambil tersenyum mengundang. Ternyata nafsu birahi Vani belum terpuaskan oleh 2 orgasme. Dan memeknya sudah teriak minta dikontolin lagi. Basah, becek siap dipenetrasi.

Menyambut Danan, Vani membuka dan mengangkat pahanya, melipat ke arah tubuhnya sehingga Danan bisa menggenjotnya dari atas. Dengan penuh nafsu Danan melesakkan kembali kontolnya ke memek basah Vani, yang lagi-lagi diiringi oleh lenguhan kaget Vani. Dengan penuh semangat Danan menggenjot memek Vani, membuat ranjangnya berkeriut-keriut heboh. Toket Vani pun tidak lepas dari sasaran kebuasan Danan. Diremas-remasnya toket massive tersebut, diperas-peras layaknya sapi perah dikeluarkan susunya. Mulut Danan mencaplok dan mengemut-ngemut kasar puting Vani yang besar, membuat Vani melolong-lolong kesakitan sekaligus keenakan. Berpadu menjadi satu menciptakan sensasi birahi yang menggebu-gebu.

Vani menjambak rambut Danan dan meceracau ribut. “Yahhh.. yahhhh.. kentot gue.. kentot gue.. Ouuhhhhh… hohhh… hoooh… Cepetin Dannnnn..” raung Vani yang nyaris meledak tidak mampu menahan gelora birahi yang menghantamnya berkali-kali menuntut untuk dipuaskan. Danan menyambut gembira tantangan Vani dan mempercepat pompaannya. Sambil mencengkeram kuat-kuat kedua toket Vani, genjotan Danan semakin jadi tidak beraturan. “Ini mbak.. ini mbak.. rasain kontol gueeee… Hooohhhhh” lenguh Danan binal.

Danan mulai tidak mampu menahan ledakan orgasmenya. Terasa ada aliran yang menggelora di sepanjang batal kontolnya, menggedor-gedor ujung palkonnya siap menyembur. “Mbak.. mbak.. Gue mo nyampe nihhh…” erang Danan diujung pertahanannya. “Ga boleh.. ga boleh keluar.. gue duluan Danan.. Ahhhh… Lo harus tahan. Awass..aahhhh” ancam Vani yang juga sudah di ujung tanduk.
Sedetik lagi Vani mencapai orgasmenya, Danan akhirnya menyerah. Dia mencabut kontolnya cepat-cepat, dan menumpahkannya di perut Vani. “HOOooaaaaahhhh…. Hhahhhh.. hhahhh…” gerung Danan sambil mengocok kontol sampai tetes terakhir pejunya keluar membasahi perut putih Vani.
Vani yang sudah hampir sampe juga, reflek menggunakan jemarinya mengocok-ngocok memeknya untuk menuntaskan nafsu birahinya. CLEPP CLEPP SLEPPPP SLEPPP SLEEPPPPP… Dan…. “Ngggggaahhhhhhh…… sssshhhhhh… ouuhhhhhhh…. Hahhhhh.. hhhaaahhh…enaknyaa…” lenguh pamungkas Vani pun terdengar.

Di kamar sebelahpun, koor lenguhan orgasme Randy dan Momo berkumandang. Sasha menikmati setiap detik kepuasan orgasmenya tanpa bisa bersuara banyak, karena mulutnya disesaki oleh kontol Momo yang memuntahkan pejunya sampai berleleran di sisi bibir Sasha. Hanya cengkeraman keras jemari Sasha di pantat Momo yang menunjukkan betapa nikmatnya orgasme memek Sasha setelah digenjot habis-habisan oleh Randy. Randy juga tersenyum puas berhasil keluar di dalam memek Sasha yang berkedut-kedut karena orgasmenya.
Vani, Sasha, Randy, Momo dan Danan tertidur lemas dan puas setelah nafsu yang tertumpuk sedikit demi sedikit dari awal permainan mendapatkan pemuasannya masing-masing. Sambil mendekap Danan yang sudah jatuh tertidur, Vani pun berjanji dalam hati, kalo diajak maen lagi Vani akan memastikan Danan adalah peserta, bukan bankir lagi. Deru hujan menjadi lulabi tidur nyenyak para insan muda ini. 


Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :




Posted By : 233bet.com

No comments:

Post a Comment