Agen Sabung Ayam - Nikmatnya Ngentot Dengan Tante - Cerita dewasa ini hanya khusus bagi anda yang sudah berumur 17 tahun
keatas karena cerita ini sangat banyak mengandung cerita bokeb yang
bernuansa panas sekali, dan dalam cerita ini tidak ubahnya dengan cerita
dewasa tante girang yang lain pada umunya. Serta mirip dengan adegan
video dewasa yang biasa ada di kerangbulu.com atau bahkan video ngentube.
Agen Sabung Ayam - Tujuan
saya sendiri menuliskan cerita dewasa tentang seorang tante ini hanya
untuk berbagi dengan anda yang senang sekali menyaksikan film porno, dan
seperti yang anda ketahui film porno pada saat ini sering sekali
mengalami masalah admin dengan kata lain sulit diakses seperti halnya
tube8 atau redtube mungkin masalah adminnya saja.
Sekali lagi
cerita ini hanya khusus bagi anda yang sudah berumur 117 tahun keatas,
bagi anda yang belum dewasa mohon kesadaran nya untuk tidak membaca
artikel ini atau bisa anda cari artikel yang lain yang berada di mediaterbaru.com, baiklah sudah saatnya bagi anda untuk membaca kisah cerita dewasa bersama istri pama sendiri seperti dibawah ini.
Kulihat
bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi
kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi
telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.
Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD
mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan
kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah
dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar
di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam
posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan
putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang
menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat
kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya,
siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur
dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan
kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.
Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga
bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat
merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak
tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku
melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.
Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai
terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya
terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat
perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka
semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku
yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.
Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku
tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku
tahu hal tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu
mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku
menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat
tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada
penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga
kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur
dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping
pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul
bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping
tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah
merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan
bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok
dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan
perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap
tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku
membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di
antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara
mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku
tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus
menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam
lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak
lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus
membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke
bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan
bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan
menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya
tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka,
terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya.
Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan
kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap
mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu,
posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat
pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi
penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.
Badan
bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan,
sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku.
Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan
kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian
badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan
mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke
dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak,
akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh
pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki
bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina
bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh
otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang
sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku
yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh
badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di
samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku
Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih
mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil
itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku
menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai
kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang
tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii..,
tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan
berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut
bibi.Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu
telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya
gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah
dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan
tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah
mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku
kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh..,
oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih
melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu
pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun,
seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.
Kepalaku
tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua
mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek
dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang
sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku
berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan
bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku
mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh..,
Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum
menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya
dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya,
dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut
ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di
mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang
langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii..
sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi
ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan
perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku
kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi
jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri
ingin memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku menciumnya
dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat
panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk
ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang
setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku
padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah
mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun
berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat
keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu
Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.”
katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku
mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari
mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu
besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan
menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya
berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung,
badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara
mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke
perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah
melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah,
menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang
putih mulus itu.Pada bagian
kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir
kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari
dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian
atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat
dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai
kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari
mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus
dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga
bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah
berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala
bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang
kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa
kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika
ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu
perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru
badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari
mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap,
jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan
pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan
kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil
telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur
tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah
dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak
kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih
sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan
bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke
atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang
kemaluan bibi. Amblas semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Akusegera
menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau
klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang
pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik,
matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang
kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di
atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul
bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar
sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di
atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu
mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan
suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku
tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi,
yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya
disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan
terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.
Pada
saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya
bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi
terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan
Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama
ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan
kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain,
sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah
membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung
pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada
pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan
menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi
ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang
sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai
klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!”
dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi
mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam
gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi,
aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan
tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat
bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk
badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot,
tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap
relung-relung di dalamnya, sumber
Sekian dulu drai saya semoga anda
bisa merasa terobati bagi anda yang gemar membaca cerita dewasa ini,
selebihnya saya mohon maaf apabila anda kesamaan kisah atau nama dari
cerita ini selebihnya saya mohon undur diri dari perjumpaan kita ini dan
kita akan berjumpa lagi yang yang tentunya dengan cerita-cerita dewasa
yang lebih panas dan sekali terima kash.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment