Agen Casino 338A - Cerita Menanti Jemputan - Namaku Iwan , pegawai sebuah instansi dan mendapat tugas sebagai
penanggung jawab IT di tempatku bekerja. Kisah ini dimulai pada tahun
1998 antara aku dan rekan kerjaku yang berjilbab lebar yang akhirnya
tanpa dapat kami tolak menjadi sepasang kekasih yang terlarang.
Agen Casino 338A - Namanya Fitria, berusia 28 tahun, sudah bersuami dan mempunyai seorang
putri yang lucu berusia 3 tahun. Wajahnya manis khas orang jawa dengan
tubuh yang berbalut baju longgar dan berjilbab lebar. Tutur katanya
halus , lembut dan merdu membuat lawan bicaranya betah berlama-lama
ngobrol dengannya walalupun Fitria selalu menjaga pandangan matanya
apabila dia bicara dengan lawan bicara terlebih bila lawan bicaranya
adalah kaum lelaki. Fitria adalah rekan kerjaku yang baru ditempatkan di
tempatku bekerja di kota Sumedang sedangkankan rumahnya di Bandung
bersama orangtuanya sehingga putrinya yang lucu tersebut diasuh oleh
neneknya apabila dia bekerja, dan suaminyapun kerja di Bandung sebagai
seorang konsultan kunstruksi.
Awalnya perkenalan kami hanya
sebatas rekan kerja dan aku tak berani macam-macam padanya karena dari
jilbab yang Fitria gunakan menunjukkan bahwa Fitria adalah seorang
wanita solehah yang sangat menjaga kehormatan dirinya.
Sebenarnya
akupun dari Bandung dan keluargaku ada di Bandung, tapi aku lebih sering
tidur di kantor karena malas kalau harus tiap hari pulang pergi
Bandung-Sumedang.
Bulan-bulan pertama Fitria bekerja dia masih
menggunakan kendaraan umum baik itu mikrolet ataupun bus untuk pulang
pergi Bandung-Sumedang, sehingga ia mempunyai beberapa kenalan yang
bekerja di tempat lain tapi masih di Sumedang dan rumah di Bandung
sehingga Fitria dan beberapa temannya ikut numpang kepada salah seorang
temannya yang memiliki kendaraan pribadi dengan biaya bensin dibayar
patungan.
Berhubung tempat kerja teman-temannya itu berbeda
sehingga waktu pulangnya tidak bersamaan kebetulan di tempat kami waktu
pulangnya adalah jam 2 siang sedangkan waktu pulang teman-temannya
adalah jam 3 dan bahkan sampai jam 3.30 sore, maka Fitriapun harus
menunggu di kantor kami selama satu atau satu setengah jam sampai
teman-temannya menjemputnya pulang bersama.
Disinilah cerita itu bermula….
Sambil
menunggu teman-temannya datang menjemput biasanya aku temani Fitria
sambil ngobrol ngalor ngidul mengisi waktu di sebuah ruangan yang biasa
di pake rapat karyawan karena posisi jendelanya menghadap ke jalan raya
sehingga jika teman-temannya datang dan membunyikan klakson mobil kami
mengetahuinya. Ruangan rapat ini letaknya bersebelahan dengan ruangan
kerjaku dan dari ruangan kerjaku ini ada pintu yang menghubungkan ke
ruangan rapat.
Isi obrolan biasanya adalah menceritakan
kebahagiaan rumah tangga masing-masing, betapa Fitria sangat mencintai
suami dan anaknya, demikian pula aku yang telah memiliki dua anak
laki-laki yang lucu-lucu..
Tak jarang sambil menunggu teman-temannya, Fitria menemaniku di ruang kerjaku ketika aku menyelesaikan tugas-tugas di komputer.
Pada suatu hari Fitria mengatakan bahwa suaminya ditugaskan di daerah
Tidore Maluku Utara sehingga dimulailah hari-hari tanpa kehadiran suami
di rumah. Tapi selama itu belum terjadi apa-apa diantara kami. Dan aku
masih setia menemaninya menunggu teman-temannya datang menjemput. Dan
isi obrolan sudah bertambah dengan kerinduannya terhadap kehangatan
pelukan suami pada saat kesendiriannya dimalam hari dan gairah dalam
dirinya sedang muncul, tapi semua itu tetap Fitria sampaikan dalam
bahasa yang santun, tidak binal apalagi menggoda. Dan semua kerinduan
dan kegairahan dia tumpahkan pada suaminya setiap suaminya pulang
sebulan sekali.
Ketika kami sedang menunggu jemputan, Fitria
bercerita bahwa teman seperjalanannya sudah berani berbicara yang isinya
nyerempet-nyerempet ke arah yang berbahaya misalnya menanyakan
bagaimana menyalurkan kebutuhan biologisnya pada saat suaminya tidak
ada, dan kadang-kadang dia suka cerita tentang ketidak puasan terhadap
istrinya dan obrolan-obrolan lain kadang-kadang berisi rayuan, tapi
masih dalam sebatas ucapan tidak dalam tindakan yang kurang ajar. Hal
ini dilakukan jika mereka hanya berdua sedangkan yang lain tidak ikut.
Dan Fitria meminta pendapatku apa yang harus dilakukan. Kubilang ‘ngga
usah ditanggapi atau alihkan saja topik pembicaraan, nanti juga dia akan
mengerti bahwa kamu tidak terpancing oleh obrolannya dan selama dia
masih bertingkahlaku wajar tidak perlu dihentikan kesempatan pulang
bareng. Fitria menerima saranku.
Dari kejadian itu Fitria sering
tukar pendapat dengan dalam berbagai hal dan dia merasa cocok ngobrol
denganku, bahkan akhirnya Fitria sering juga cerita hal-hal pribadi
rumahtangganya yang seharusnya tidak dia ceritakan ke orang lain dan
akupun melakukan hal yang sama. Sehingga akhirnya kami menjadi semakin
dekat dan dalam diriku muncul kerinduan pada Fitri jika sehari saja
tidak bertemu dengannya dan hal ini secara iseng pernah aku katakan
padanya dan diapun menjawab bahwa diapun merasakan hal yang sama
sehingga dia berkata padaku apakah yang dia rasakan ini salah. Dan aku
meyakinkan padanya bahwa yang kami rasakan itu adalah rasa persahabatan
yang semakin akrab dan suatu hal yang wajar jika diantara sahabat yang
akrab muncul rasa rindu yang mendalam jika tidak bertemu dan Fitriapun
menyetujuinya.
Pada suatu hari, Ketika aku sedang mengerjakan
tugas-tugas yang harus aku selesaikan di komputer, sambil menunggu
teman-temannya datang, Fitria bertanya padaku: “Wan, isi komputermu apa
saja ? pasti banyak hal-hal yang berbau porno yach?”. Kujawab sambil
malu-malu “Biasa lah laki-laki…” Tapi Fitri tidak bertanya lebih lanjut.
Dan selanjutnya aku berkata padanya “Fit, sebenarnya aku tidak begitu
suka dengan gambar-gambar porno, aku lebih suka dengan cerita-cerita
dewasa yang banyak terdapat di internet, bagiku menbaca cerita lebih
cepat terangsang dibandingkan dengan melihat gambar gambar atau menonton
film porno. Aku biasa mendownload cerita-cerita porno dari internet
kemudian aku cetak dan aku baca di malam hari pada saat aku jauh dari
istriku. Dengan demikian berahiku akan tersalurkan.”
Fitria memandangku dengan pandangan menyelidik dan berkomentar “Ach… yang benar ? “
“Swear..”
jawabku. Lalu kuambil sebuah cerita yang sudak kucetak rapih mirip
sebuah novel dengan isi cerita yang tidak vulgar tetapi isinya sangat
menghanyutkan dan sangat merangsangku sehingga aku tak bosan-bosan
membacanya.
Dan kuserahkan padanya sambil berkata “Kalau tak
percaya…, nich baca ! tapi jangan dibaca disini, bahaya…. bawa pulang
aja dan baca di rumah malam-malam sambil tiduran membayangkan suamimu”
Dengan ragu-ragu dia memandangku…
“Ayo… ambil, nggak ada yang tahu ini…lagi pula ini khan hanya bacaan dan nggak ada gambarnya pula..”
Akhirnya dengan ragu Fitria menerima cerpen itu dariku. “Awas ya… kutunggu komentarmu..”
Keesokkan
harinya, setelah jam pulang dengan tergesa-gesa Fitria menghampiriku
seperti ada sesuatu yang ia tahan-tahan ingin segera ia tumpahkan padaku
“Wan…, bener katamu. Aku sampai nggak tahan menahan rangsangan akibat
bacaan ini…..Wuihhh gila isinya merangsang banget “ katanya sambil
malu-malu, maklum cewe berjilbab yang biasanya segala tingkahlakunya
selalu dia kontrol.
“Lalu … kalau Fitria sampai sudah ‘nggak
tahan, ngapain atuh setelah baca cerita itu ?” Tanyaku penuh selidik dan
rasa ingin tahu tentang bagaimana caranya cewe berjilbab mengendalikan
berahi apabila sudah sangat terangsang dan tak ada tempat penyaluran..
“Ya… terpaksa Wan, aku pegang-pegang sendiri sampai aku melayang-layang dan akhirnya sampai dech ke puncak..”
“Kok bisa sampai begitu…. Kamu khan berjilbab?” tanyaku heran
“Wan…,
walaupun aku berjilbab, aku tetap manusia biasa yang memiliki rasa
berahi karena nafsu berahi itu adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan
kepada seluruh manusia.” Jawabnya.
“Oh… begitu “ jawabku..
Sejak
saat itu Fitria sering aku berikan cetakan-cetakan cerita dewasa yang
aku download dari internet dan dia membacanya dirumahnya. Sehingga pada
suatu hari pada saat aku belum mencetak cerita yang baru, aku berkata
padanya
“Fit…, udah baca langsung aja di komputer, aku belum
sempat mencetaknya…nich, lagi pula lumayan menghabiskan waktu satu jam
menunggu dengan baca cerita..”
Karena Fitria sudah sangat akrab
denganku dia setuju aja dan duduk di hadapan komputerku membaca cerita.
Pada saat itu masih banyak orang yang belum bisa menggunakan komputer
termasuk salah satunya adalah Fitria dan Dia berkata “Wan.. jangan
jauh-jauh donk…beritahu bagaimana cara menggunakan mouse dan bagaimana
cara memindahkan halaman demi halaman..”
Maka dengan ragu-ragu aku
berdiri tepat dibelakangnya memberi petunjuk. Dan karena Fitria masih
belum lancar menggunakan mouse akhirnya tanganku berada diatas tangannya
yang memegang mouse dengan tujuan memberi petunjuk.
Seerrr…
serasa aliran darahku mengalir cepat ketika tanganku menyentuh
tangannya..Ouhh.. halusnya. Fitria secara reflek menepis tanganku.. tapi
dia sadar bahwa tanganku tidak bermaksud kurang ajar, hanya membantu
menggerakkan mouse dan melakukan klik atau drag , walaupun nampaknya dia
merasa risih jika tangannya bersentuhan denganku.
Fitria mulai
membaca cerita paragraf demi paragraf dan terlihat tidak risih lagi
bersentuhan kulit tangan denganku bahkan kadang-kadang tangannya yang
berada diatas tanganku. Akupun turut membaca cerita yang tertera di
monitor.
Kebetulan cerita tersebut menceritakan kisah
perselingkuhan yang kondisinya mirip dengan kondisi kami saat itu
sehingga nampaknya Fitria sudah mulai terangsang. Hal ini dapat
kurasakan pegangan ke tanganku yang kurasa lain seperti mengelus-ngelus,
kemudian kudengar deru napasnya yang terasa berat serta badannya sudah
mulai berkeringat.
Akupun sebenarnya mengalami hal yang sama,
terangsang berat. Tapi bagaimana caranya dapat melakukan dengan Fitria
yang aku hormati karena kealimannya.
Sebenarnya sejak Fitria sering
curhat padaku, dihatiku sudah timbul rasa suka dan sayang padanya. Bukan
rasa sayang sebagaimana layaknya sahabat tapi lebih dari itu rasa
sayang terhadap seorang kekasih. Sering aku membayangkan betapa
nikmatnya dapat tidur bersama dengannya. Tapi bayangan itu selalu
kutepis dan kujawab tak mungkin seorang cewe berjilbab melakukan
perselingkuhan, apalagi sampai melakukan hubungan sex. dengan orang lain
selalin dengan suaminya.
Dan pada saat seperti ini, nampaknya
keinginanku seperti diberi jalan. Ketika seolah-olah tanpa sengaja
bibirku menempel kekepalanya yang terhalang oleh jilbab dia diam saja.
Dan ketika pipiku kudekatkan ke pipinya seolah-olah ingin membaca
tulisan yang terdapat dimonitor diapun diam saja dan ketika tangannya
yang memegang mouse aku beri remasan lembut terlihat bahwa Fitria
memejamkan mata seolah-olah menikmati dan angannya telah melayang akibat
cerita yang sedang dibaca dan ia bayangkan.
“Ouhh …” tanpa sadar Fitria melenguh..
Kulihat
tangan kiri Fitria sudah mulai gelisah, terkadang bergerak kearah
selangkangan dan terkadang bergerak ke arah buah dadanya yang terhalang
oleh jilbab lebar dan baju longgar yang ia kenakan.
Aku mulai
berpikir, ternyata yang Fitria katakan benar tentang rangsangan akibat
membaca cerita porno pada dirinya sedemikian hebat sehingga membuat
Fitria tidak bisa menguasai dirinya. Akupun yang sudah terangsang mulai
memegang dan meremas tangan kirinya dan Fitri memejamkan matanya.
Dengan berdebar-debar dan perasaan takut dimarahi. Aku mulai mencium
pipinya dari belakang dan Fitria tetap memejamkan matanya. Dan dengan
nekad aku gerakkan wajahku kehadapanya dan mencium bibirnya dengan
lembut. Dia seperti yang kaget dan tetap diam.
Aku terus mengulum
bibirnya…, sehingga akhirnya dengan napas memburu yang tak
kusangka-sangka dia mulai membalas ciuman bibirku dengan hisapan dan
jilatan yang penuh nafsu dengan mata tetap terpejam.
Hisapan dan
jilatan serta permainan lidah yang disuguhkan oleh Fitria sungguh luar
biasa, aku tak menyangka cewe berjilbab lebar ini demikian hot dan lihai
dalam berciuman. Atau memang benar bahwa sebenarnya mereka mempunyai
nafsu yang besar yang mereka belenggu sehingga begitu terlepas jadi tak
terkendali.
Akhirnya kami sudah tidak memperhatikan monitor komputer lagi, tapi asyik dengan kenyataan bukan hanya ada dalam cerita.
Kami berciuman sangat lama, hingga badanku terasa pegal karena terlalu
lama membungkukkan badan. Aku tarik badan Fitria ke atas agar dia
berdiri dan aku pepetkan badanya kedinding di sebelah jendela sehingga
mataku masih bisa memperhatikan keadaan di luar ruangan. Tanganku mulai
meraba dan meremas buah dadanya dari luar bajunya.
Nafsu Fitria
semakin menggila, beberapa kali tanpa sadar dia mengeluhkan “ouh..
ehhh..” Aku usap dan tekankan tanganku di selangkangannya yang terhalang
oleh rok panjangnya dan Fitripun semakin mengeratkan pelukan padaku
serta menghisap bibirku dalam-dalam dan terkadang mengigit kecil bibirku
penuh gemas.
Waktu itu terlihat olehku bahwa teman Fitria sudah
datang menjemput dan berkeliling-keliling di sekitar kantorku mencari
Fitri sedangkan temannya yang supir membunyikan tapi klakson sebagai
tanda yang jemput telah datang. Olehku Fitri tidak diberitahu karena aku
yakin Fitriapun tahu bahwa temannya telah datang tapi dia membiarkannya
sambil memberikan tanda padaku untuk tidak bersuara. Sehingga akhirnya
teman Fitria kembali ke mobil dan meninggalkan kantorku.
Setelah
mereka pergi aku pergi menuju pintu ruang kerjaku untuk mengunci dari
dalam sehingga aku bisa tenang bermesraan dengan Fitria yang telah lama
kunanti-nantikan.
Kembali aku menghampiri Fitria yang masih berdiri
bersandar didinding dekat jendela, kemudian aku memeluknya erat-erat
seraya bibirku kembali mencari bibirnya dan kamipun kembali hanyut dalam
ciuman yang sangat luar biasa penuh gairah dan nafsu berahi.
Tangan
kiriku mulai mencari-cari celah untuk bisa menyentuh dan meremas
payudara Fitria secara langsung. Akhirnya kutemui juga beberapa kancing
yang terdapat dibalik jilbabnya yang lebar. Setelah berhasil, langsung
tanganku menyelusup ke balik branya dan menyentuh serta meremas payudara
Fitria dengan gemas.
Fitria seperti mendesis dan mengguman tidak
jelas yang menunjukkan dia sangat menikmati permainan ini. “Hehhh….
Sssesssst… Ouuhhhh..”
Tangan kananku mulai menarik rok panjang Fitria ke atas dan mengusap kehalusan paha Fitria secara langsung.
Ouhh
halusnya… Tanganku terus keatas ke selangkangannya dan mengusap
vaginanya dari luar cd-nya. Dan kurasakan cd tersebut sudah basah.
Rupanya Fitria sudah sangat terangsang. Tangan kananku mulai masuk ke
balik cd Fitria dan merasakan kelembutan jembut yang ada disekitar
lubang vagina Fitria dan mulai menggosoknya secara teratur.
Nampaknya
Fitria sudah mulai hilang kendali, pinggulnya bergoyang-goyang tak
teratur. Jari tengahku mulai menekan klitorisnya. Fitria semakin
menggila
“Ouh ..ouh..ouh.. hek.. hek..”
Lalu jari tengahku
mulai masuk kedalah lobang yang sudah sangat basah. Ohhh baru kali ini
aku merasakan lobang vagina yang benar-benar beda.. Baru oleh jari
tengahku saja aku bisa merasakan bedanya vagina Fitria dari vagina
istriku. Vagina Fitria seolah-olah berpasir, mirip lendir telur penyu.
Dan rasa butiran pasir tersebut seperti meraba dan mencari ujung-ujung
saraf yang terdapat di jari tengahku ditambah lagi dengan
kedutan-kedutan yang terus memijit jari tengahku tiada henti…
Ouhhh…
tak terbayangkan rasanya jika yang kumasukkan ke dalam vagina ini bukan
jari tengahku melainkan penisku, tak terbayang nikmat rasanya sehingga
membuat nafsuku semakin menggila…
Dipuncak kenikmatan yang
dirasakan oleh Fitria. Dia mulai kehilangan kendali dengan terus
mengucapkan “Auw…auw… hohhh.. aduh…. Aduh “ dengan suara yang semakin
keras.
Aku khawatir…apakah jariku menyakitinya, maka aku hentikan.
Dan ketika akan kucabut. Fitria menahannya dan membisikkan dengan suara
mendesis dan terbata-bata “Ja…ja..jangan hentikan.. aku sedang
melayang… please…ouh…ouh…ouhhhhh…”
Aku semakin khawatir kalau
suaranya dapat didengar oleh pesuruh kantor yang kadang-kadang suka
berkeliling. Maka kubisikan sesuatu “ Fit…, aku khawatir eranganmu
terdengar orang lain.. bisa berabe…Kita cari hotel saja di sekitar kota
Sumedang ?”
Dia memandangku dengan pandangan yang tak rela tapi
dapat memahami kekhawatiranku dan mengangguk setuju. Maka kuhentikan
kegiatanku dan dia merapihkan jilbab, baju dan roknya dengan
tergesa-gesa seperti orang yang ketagihan sesuatu dan tak dapat ditahan.
Sambil
melihat kekiri dan kekanan dan bertingkah seperti tidak terjadi
sesuatu, kami segera menuju motorku di tempat parkir dan segera keluar
dari kantor. Tapi sebelumnya Fitria menuju ke ruangan telepon untuk
memberitahu ibunya bahwa ia tidak bisa pulang dengan alasan ada
pengarahan dari bupati di pendopo malam ini. Untung tidak ada yang
melihat, karena sebagian besar rekan kerjaku telah pulang tinggal
beberapa orang saja yang belum pulang.
Selama perjalanan diatas
motor, tangan Fitria dengan liar meraba-raba disekitar selangkanganku
dan terkadang meramas-remasnya dengan gemas namun lembut membuat diriku
melayang-layang kenikmatan.
Sekitar jam lima sore kami telah tiba
di hotel dan segera menuju resepsionis. Resepsionis tidak curiga pada
kami karena melihat Fitria yang mengenakan jilbab yang lebar dengan baju
longgar dan rok panjang. Dan mereka dengan yakin menganggap kami
sebagai pasangan suami istri yang kemalaman di kota Sumedang. Karena
pada saat itu waktu telah menunjukan jam lima sore. Dan kami segera
diberi kunci ruangan di lantai dua dengan balkon yang dapat melihat
pemandangan alam Sumedang yang indah.
Begitu masuk kamar dan
mengunci pintu, rupanya Fitria sudah tidak sabar lagi dan nampaknya
nafsu birahinya yang meluap-luap di kantor tadi belum juga reda…
sehingga langsung menyerangku yang masih dalam kedaan berdiri..
“Wan
…ouh…Wan…ouh…” ucapnya dengan napas memburu langsung mencium bibirku
dan menghisap bibirku dalam-dalam penuh nafsu dan kenikmatan. Tangannya
meraba-raba badanku dan mulai menbuka kancing bajuku satu persatu dan
begitu terbuka langsung dia singkapkan bajuku dan jilati dagu, leher,
menyusuri dadaku dengan lidahnya dan mempermainkan putting susuku dengan
lidah dan bibirnya dengan cara dan rasa nikmat yang tak pernah
kubayangkan.
Tak pernah kubayangkan seorang cewe berjilbab lebar
dengan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan penuh nafsu
birahi dan kenikmatan sedang memberikan kenikmatan kepadaku sedemikian
hebatnya, membuat penis sangat tegang dan keras dibalik celanaku yang
masih terpasang dengan lengkap.
Akupun membuka bajuku yang sudah
tak terkancing dan melemparkannya, kemudian tanganku mulai membuka
kancing bajunya satu persatu, setelah terbuka semua tampaklah sepasang
gunung kembar yang sangat indah yang masih terbungkus BH kemudian kucari
pengait BH tersebut dan kulepaskan sehingga nampak jelas bentuk Buah
dada yang sangat indah yang tak terbungkus lagi. Buah dada cewe
berjilbab ini luar biasa indahnya dengan kulitnya halus dan bersih.
Tanpa
membuang waktu, tangan kananku langsung mempermainkan buah dada indah
sebelah kiri milik Fitria dan terkadang kupilin-pilin puting susunya
sedangkan mulutku langsung menuju buah dada sebelah kanan dan
menghisap-hisap serta memain lidahku diputingnya…
“ouh…Wan… ouh… “
Fitria mengerang dan badannya melenting serta kepala tertengadah ke
atas sehingga hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Akhirnya aku
dorong dia ke arah tempat tidur sambil mulutku tetap diputing susu dan
tangan kanan mempermainkan buah dada bagian kiri . Aku baringkan Fitria
ke pinggir tempat tidur dengan posisi kepala di tengah dan kaki
terjuntai di lantai.
Dengan gemas dan penuh kenikmatan berahi tangan , bibir dan lidahku bermain-main di kedua buah dada Fitria.
“Eeehh.. ohh.. hohhh… Wan ouh… hsssst…” erangan Fitria semakin keras. Tak terkendali .
Kedua tanganku langsung menuju ke lingkar pinggang roknya, membuka kancing, sletting dan menarik roknya kebawah hingga lepas.
Terpampanglah
kaki yang putih mulus dan halus serta beraroma keringat yang sangat
merangsang berahi. Kuciumi kedua kaki mulai dari betis hingga paha
dengan penuh kenikmatan dan napas memburu.. Akhirnya mukaku tepat berada
di depan vagina dan aku ciumi dari luar Cd-nya yang sudah sangat
lembab.
Erangan Fitria semakin menggila dan pinggulnya tidak bisa
diam sehingga membuat ciummanku menjadi tidak fokus. Aku semakin
menggila… tanganku langsung menarik CD tersebut kebawah hingga lepas
sehingga tampak vagina yang indah dengan jembut lembut mengitari lobang
vagina yang berbentuk garis vertikal.
Mulutku langsung menuju ke
vaginanya., namun kepalaku ditahan oleh tangan Fitria sambil berkata
“jangan mencium vaginaku Wan… aku malu.. dan tak pantas. Dan belum
pernah sekalipun vaginaku dicium..”
Namun aku tak mengindahkannya,
dengan paksa akhirnya mulutku sampai juga ke permukaan vagina Fitria dan
langsung kujilat-jilat dan kuciumi dengan nafsu..
Ouhhh…. Aroma
vagina ini benar-benar membuatku melayang dan kehilangan kendali…
benar-benar memabukkan. Aliran darah dan napasku semakin cepat.
Ketika lidahku mulai membelah lipatan vagina Fitria dan dan menjilati dari bawah hingga ke klitorisnya. Fitria menjerit…
“Auw…auw.. aduhhh… ouh….hehhkkkk “ napasnya seperti tercekik dan
kemudian badan melenting dengan menengadahkan. Kakinya memiting kepalaku
dan kedua tangannya menekan kepalaku sekuat tenaga hingga aku tak bisa
bernapas sambil berteriak
“Aaaaaauuuuwwwhhhh……….” Dan Fitria berkelojotan seperti binatang yang disembelih…
Kemudian
selama beberapa detik badannya kaku dan melemah perlahan-lahan dan
akhirnya terhempas…sehingga himpitan dan tekanan pada kepalakupun lepas.
Rupanya Fitria baru saja mengalami orgasme yang begitu luar biasa
Kemuadian
Aku berdiri dengan masih bercelana lengkap sambil memperhatikan Fitria
yang masih menggunakan jilbab yang bentuknya tak karuan serta baju
longgarnya yang terbuka tapi belum lepas dari badannya memperlihatkan
keindahan buahdadanya yang montok serta halus, mulus dan wangi..
Sedangkan bagian bawahnya sudah benar-benar telanjang memperlihatkan
keindahan vagina yang masih rapat.
Jeda istirahat yang dialami
oleh Fitria kugunakan untuk membuka celana panjangku sekaligus dengan
celana dalamku. Sehingga akupun bertelanjang bulat dengan penis yang
masing tegang dan keras, karena memang belum digunakan.
Perlahan-lahan
aku menghampiri Fitria dan berbaring disisinya sambil wajahku menghadap
ke wajahnya yang cantik dengan rona wajah yang sangat puas dan berbinar
seolah sedang tersenyum dan mata terpejam. Kemudian matanya terbuka dan
memandangku dengan sayu seraya berkata…
“Wan… barusan benar-benar luar biasa… belum pernah aku mengalami hal seperti ini sebelumnya… swear…”
“tapi
Wan…. Aku belum merasakan dirimu seutuhnya … rasanya belum lengkap..”
sambungnya lagi seraya tangannya merayap perlahan ke arah penisku dan
mengusapnya lembut dan mengocoknya perlahan-lahan sehingga diriku
melayang-layang kenikmatan..
Gila… Pikirku dalam hati…Luar biasa
besar nafsu sex yang dimiliki oleh Fitria ini. Baru saja mengalami
orgasme yang dahsyat, hanya dalam satu atau dua menit nafsu berahinya
sudah bangkit lagi dan mulai merangsang diriku..
Fitria menarik
badanku agar berada di atasnya dengan tangannya masih tetap memegang
penisku. Kemudian pahanya dilebarkan dan mengarahkan penisku ke lobanga
vaginanya. Akupun cepat tanggap, setelah penisku berada tepat di belahan
vagina Fitria aku mulai menggerakkan perlahan. Tapi aku ingin
merangsang dan menggodanya dengan cara hanya menggesek-gesek hingga
ujung penisku menekan-nekan klitorisnya sambil tangan dan bibirku
mempermainkan kedua buahdada Fitria.
Fitria mulai mengerang lagi…dengan suara serak dan napas memburu…
“ouh…
Wan… ouhhhh…Wan…..” sambil kedua tangannya menekan-nekan pantatku. Tapi
aku terus saja mempermainkannya.. sambil menikmati nikmatnya buah dada
Fitria yang montok dan menggairahkan… Akhirnya Fitria mulai
menjerit-jerit lagi..
“Ayo dong Wan…. Ayo… cepat… masukkan… ouh… ouh… huh… huh… “ seperti orang memelas dan menangis
Akupun
tak tega … dan sebenarnya akupun sudah tak tahan… Kumasukkan penisku ke
lobang vagina Fitria yang sudah amat sangat basah berlendir.
Blesss….. mili demi mili batang penisku mulai menelusuri lobang surga
milik Fitria.. hingga sampai ke pangkalnya, kemudian secara ritmis aku
mulai mengocoknya perlahan-lahan dan makin bertambah cepat. Dan hal
nikmat yang kurasakan tadi di kantor kualami kembali…
Lobang
vagina milik Fitria ini benar-benar berlendir seperti butiran pasir. Dan
butiran pasir itu demikian nikmatnya mengesek seluruh permukaan kulit
penisku sehingga membuat setiap ujung syarat penisku mendapat sentuhan
kenikmatan yang sangat luar biasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Ditambah lagi dengan dinding vagina Fitria yang terus menerus berkedut
seolah meremas-remas seluruh batang dan kepala penisku. Betul-betul
sangat luar biasa nikmat. Sehingga tanpa sadar aku berucap..
“Aduuhhh Fit… Aduhh fit ouhhh ouhhhh…”
“Kenapa… Wan, Ada yang salah…? “ tanyanya khawatir karena ucapanku terdengar olehnya.
“Bu…bukan….ta..ta.. tapi … sangat enakkkkkhhh … ouhhhh” Kataku terbata-bata.
Rupanya ucapanku tersebut membuatnya tersanjung dan makin bergairah.
Fitria
balas menciumi dan menjilati seluruh badanku, mulai dari bibir, dagu,
leher dada dan putting susuku sambil pinggulnya bergoyang dengan erotis.
Tentu saja aku seolah-olah mendapat double ataupun triple kenikmatan
dalam waktu yang bersamaan sehingga aku melayang-layang tanpa terkendali
Tiba-tiba Fitria menghentakkan badannya sehingga aku terbanting ke
pinggir dan dia beralih berada diatasku tanpa penisku terlepas dari
vaginanya, luar biasa jurus yang dimiliki oleh Fitria ini..
Badannya
dirapatkan dengan badanku sehingga buah dadanya yang montok berhimpitan
dengan dadaku dan kedua tangannya dibelakang punggungku dan meraih
kedua pundakku seperti orang yang sedang melakukan olah raga angkat
badan. Kemuadian pantatnya dengan lincah bergerak keatas-kebawah
sehingga vaginanya mengocok-ngocok penisku. Badannya terguncang-guncang
maju mundur di atas badanku sehingga buah dadanya bergesekan dengan
dadaku dan kenikmatan seperti ini baru pertama kali juga aku
merasakannya
“Ouh.. huh.. huh.. “ napaskupun tersengal-sengal
menahan guncangan dan himpitan badannya serta menahan kenikmatan yang
terlukiskan..
Namun, tiba-tiba gerakannya semakin cepat tak
terkendali hingga tanpa sadar jilbabnya telah menutupi wajahku dan
dengan tergesa-gesa ditarik hingga terlepas dan ia lemparkan sambil
terus bergerak mengocokku dan menjerit-jerit menahan nikmat, hingga
akhirnya dengan mata yang menutup rapat dan gigi yang terkatup rapat
sambil menghisap dadaku, badannya kaku dengan pantat yang ditekankan
dalam-dalam ke bawah hingga penisku menekan jauh kedalam vaginanya dan
kaki yang terbujur lurus kaku. Fitria terdiam kaku beberapa detik yang
diakhiri dengan berkontraksinya vagina dengan kedutan yang
berulang-ulang dan keras memijit-mijit penisku disertai dengan
siraman-siran khas yang kurasakan diseluruh batang dan kepala penisku…
“Ouhhhh.hhh hkkkk……” napasnya tercekik beberapa saat dan kemudian perlahan-lahan badannya melemas di atas tubuhku…
Dengan napas yang masih tersengal-sengal kecapaian Fitria berbisik ditelingaku
“Ini adalah the second amazing moment bagiku…. Benar-benar.. very excelent…”
Lalu sambungnya. “Wan…kamu belum yah… sambil mencium bibirku…?”
Aku hanya tersenyum menahan nikmat sambil merasa bangga di dalam hati
diperlakukan seperti itu oleh Fitria yang cantik bak bidadari ini.
Aku membalas mencium bibirnya dan menghisap dalam-dalam dipadukan dengan
mempermainkan lidah mengulas permukaan bibirnya dan tangan yang
mengusap-ngusap punggungnya yang basah oleh keringat. Dan terkadang
tanganku ke depan dadanya untuk meremas buahdadanya yang menempel erat
dengan dadaku.
Rupanya nafsunya sudah mulai naik lagi… hal ini
kurasakan dengan gerakan pantatnya yang mulai mengocok perlahan. Dan
badannya terguncang kembali, namun hanya sekitar dua menit kemudian
badannya mulai bergerak tak terkendali dan prilaku menuju orgasme yang
khas kembali dia perlihatkan padaku… sampai terkulai lemas diatas
tubuhku.
Hal ini terus berulang-ulang terus hingga beberapa kali
hingga akhirnya ia terkulai benar-benar lemas di atas tubuhku sedangkan
penisku masih tegang dan keras. Hal ini dikarenakan aku memang susah
keluar bila ada di bawah karena aku tidak bisa mengendalikan permainan,
tetapi bila aku berada di atas aku paling lama hanya sekitar dua puluh
menit aku sudah keluar bahkan terkadang bisa lebih cepat kalau aku sudah
terlalu bernafsu seperti pada saat ini.
Kemudian badannya
menggelosor kesampingku seperti tanpa tenaga dan tak bertulang, kemudian
memandangku sayu penuh kepuasan seraya berbisik..
”Kamu kok belum
juga sich wan…? “ sambil lidahnya bermain dileher dan telingaku.
Benar-benar luar biasa kemampuan sex yang dimiliki oleh Fitria. Walaupun
sudah berkali-kali orgasme dan kehabisan tenagapun nafsunya belum surut
juga. Apakah karena dia melihat bahwa penisku masih keras dan belum
keluar..?
Aku yang memang masih bernafsu bernafsu langsung berada
diatas tubuhnya dan perlahan-lahan Fitria membuka dan mengangkat pahanya
memberi jalan kemudahan bagi penisku untuk memasuki lobang vaginanya
yang memiliki lendir berpasir seperti lendir telur penyu itu.
Bless… kembali penisku menyelam di lendir berpasir yang sangat nikmat menghanyutkan dan membuat lupa diri.
Perlahan-lahan
aku mulai menggoyangkan pantatku untuk mengocok vagina Fitria. Luar
biasa memang Fitria ini, nafsunya cepat sekali bangkit. Kedua ujung
kakinya mulai menekan-nekan pantatku dengan keras dan tangannya dengan
keras menarik-narik punggungku untuk merapat kebadannya sambil seperti
biasa menjerit-jerit menahan nikmat menuju orgasme. Dan akupun
sebenarnya sudah tidak tahan ingin segera menuju puncak.
Maka
gerakankupun kupercepat hingga akhirnya bergerak cepat dan tidak bisa
kukendalikan. Hingga pada suatu titik dimana pantatku menekan keras
serta badan dan tangan ku kaku dan napas serasa mau putus serta dari
mulut terucap
“Oooouhhh……” dan crett….crett.. sprema dengan keras menyemprot lobang vagina Fitria beberapa kali.
Rupanya
pada saat yang samapun Fitria mengalami orgasme yang berbarengan dengan
ku sehingga keluhankupun disambut dengan terikan Fitria…
“Aaauuuwwwhhh
….hkkk…?” seperti biasa seperti suara napas tercekik dan tubuh kaku
dengan vagina yeng berkontraksi. Hanya bedanya kontraksi yang kurasakan
jauh lebih nikmat dan lama. Hingga benar-benar membuat kedua badan kami
betul-btul ambruk nggak bisa bergerak lagi…
Fuihhh…. Sungguh persetubuhan yang sangat luarbiasa yang baru pertama kualami seumur hidupku ini.
Kemudian
suasana menjadi hening… hanya terdengar dengusan nafas yang
perlahan-lahan mulai teratur pelan dan kami benar-benar seperti orang
yang tak sadarkan diri selama beberapa saat dengan posisi badanku
telungkup tak bergerak menindih tubuh Fitria yang telentang dengan kedua
tangan terbuka lebar dan juga tak bergerak kecapaian
Entah berapa
lama ketidaksadaran kami itu terjadi, hanya dalam setengah sadar
kurasakan badan Fitri bergeser dan tangannya berusahan menggulingkan
tubuhku sambil tetap berpelukan sehingga akhirnya kami tertidur lelap
sambil berpelukan.
Kami tersadar dari tidur setelah rasa haus dan
lapar membangunkan kami berdua. Ketika kulihat jam tanganku, waktu
menunjukkan jam 8 malam. Pantas saja, apalagi kami baru saja melakukan
pertarungan yang banyak menguras energi.
“Keluar..yuk..! kita makan ..” Ajakku padanya.
Fitria mengangguk sambil berkata..”Ayo…,
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment