Agen Judi Ayam - Cerita Sex Dewasa Gadis 14 Tahun - ini adalah pengalaman dari seorang teman dekatku yang terjadi sekitar 5
bulan yang lalu. Aku sedikit bingung menulis cerita ini karena biasanya
aku menceritakan pengalamanku, tapi kali ini aku harus menceritakan
pengalaman temanku. Oke, tanpa banyak bicara lagi, kumulai cerita yang
kuberi judul “Petualangan Berlibur Ke Desa”.
Agen Judi AyamLima bulan yang
lalu, Jeff temanku mengajakku sedikit refreshing ke sebuah desa yang
kebetulan adalah tempat Jeff bermain waktu kecil. Ayah Jeff seorang
pengusaha kaya yang sedikit memperhatikan soal alam bebas, karenanya dia
membeli ribuan hektar tanah yang kemudian dijadikannya hutan karet.
Bisnis sambil memelihara alam liar, katanya.
Jeff biasa berlibur
ke hutan karet ayahnya dan dia biasa menginap di sebuah rumah yang
terlihat begitu mewah kalau dibandingkan rumah-rumah penduduk di
sekitarnya. Meski terkesan ada sedikit kesenjangan, tapi penduduk desa
itu sama sekali tidak menaruh kebencian atau iri hati pada keluarga Jeff
karena keluarga itu cukup dermawan, bahkan ayah Jeff hanya mengambil
keuntungan 25% dari hasil hutan karetnya, dan sisanya dibagikan pada
penduduk yang ikut mengusahakan hutan karet itu.
Oke, cukup
perkenalannya. Aku sendiri menyesal karena tidak bisa ikut dengan Jeff
karena ada sedikit keperluan dengan keluargaku. Tapi aku berjanji akan
menyusul kalau ada waktu. Jeff sedikit kecewa tapi dia tetap pergi ke
desa itu, sebut saja Desa Sukasari.
Hari-hari
pertama dilalui Jeff dengan bermalas-malasan di rumahnya sambil
menikmati udara segar pedesaan yang sangat jarang ditemuinya di Bandung.
Baru pada hari kelima Jeff keluar dari rumah, diantar oleh seorang
bujangnya Jeff berjalan-jalan melihat-lihat sekeliling desa itu. Dia
berhenti ketika dilihatnya seorang gadis, mungkin beberapa tahun lebih
muda darinya sedang menyapu di pekarangannya.
Rambutnya yang hitam
terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis mengkilat
karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun, baru kali
ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu kalau Jeff
memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau gadis itu
adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar 14 tahun, dan
kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan sering membantu
mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-orang desa yang lebih
mampu.
Jeff merasa iba, tapi rasa ibanya langsung hilang berganti
rasa tertarik ketika dipikirnya kalau gadis itu pasti memerlukan uang
untuk biaya hidupnya. Kemudian berubah lagi perasaannya menjadi
keinginan untuk mendekatinya ketika dilihatnya kalau gadis itu cukup
cantik dan manis. Tapi rasa ingin mendekati itu berubah seketika ketika
dilihatnya dada gadis itu yang agak terlalu besar untuk anak seusianya.
Segera
saja setan bersarang di kepala Jeff. Dia mengeluarkan dompetnya,
mengambil selembar uang bergambar Pak Harto dan menyuruh bujangnya
memberikan uang itu pada gadis itu untuk mencuci bajunya. Bujangnya
tidak menaruh curiga, dia segera memberikan uang itu pada gadis itu, dan
tidak lama kemudian gadis itu mengikutinya mendekati Jeff. Jeff
menyuruh bujangnya pulang, sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama
gadis itu. Ditengoknya arloji di tangannya, baru pukul 4:00 sore, karena
itu Jeff mengulur waktu. Setidaknya pukul 5:00 sore akan dilaksanakan
rencananya.
Dia bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa
dipakai mandi. Gadis itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga,
dan setiba di sana Jeff melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke
sungai itu. Dia meminta gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu
menurut walaupun agak malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang.
Jeff sendiri sudah sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki
kepalanya, yang jelas ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5:00
sore, langsung dijalankan rencananya. Jeff keluar dari air, mendekati
gadis yang sedang membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya.
Batang kemaluan di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya,
dan tanpa tembakan peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu
sambil berusaha mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali).
Gadis
itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih kencang
dari tenaganya. Jeff berhasil mencium leher gadis itu tapi begitu Jeff
berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff takut
juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya mulut
gadis itu, dan dia berbisik, “Jangan teriak, kalau kau mau melayaniku
kuberi lebih dari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan kuberi seratus
ribu lagi, bagaimana?”
Gadis
itu masih diam, tapi begitu Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp.
50.000-an yang sedikit basah karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di
depan muka Sali, akhirnya dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat
uang Rp 150.000,- dalam sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang
sambil melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia
berusaha memegang dada Sali, gadis itu berbisik, “Jangan di sini, takut
ketahuan orang lain.”
Jeff setuju kata-kata gadis itu, karena itu
diajaknya gadis itu ke hutan karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau
sore-sore begini tidak mungkin ada orang di sana. Singkat cerita,
mereka sampai di sana, dan tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka
bajunya yang basah, juga celananya. Dibentangkannya baju dan celananya
di tanah, dan diciumnya Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak.
Jeff dengan mudah menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua
gunung kembarnya yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran
gadis 14 tahun. Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat
bibir gadis itu.
Sekitar 2 menit kemudian Jeff berbisik, “Aku
nggak butuh patung, layani aku. Jangan cuma diam gitu aja!” Jeff lalu
mendorong kepala Sali ke bawah, dan menyuruhnya sedikit bermain dengan
kejantanannya yang sudah hampir mencapai ukuran maksimal. Gadis itu
bingung, maklum di desa mana ada film “bokep”. Jeff menyuruh Sali
menjilat “jamur ungu”-nya. Sali sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya
dilakukannya juga.
Ternyata Sali cepat belajar, beberapa menit
kemudian Jeff sudah dibuatnya keenakan dengan permainannya di selangkaan
kakinya. Terpedo itu sudah mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih
terus bermain dengan benda itu, mungkin asyik juga dia bermain dengan
benda itu. Mulai dari mencium, menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil
menggerakkan kepalanya maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu.
Jeff
cukup puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai
gelap, disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat
bulu-bulu halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff
menggunakan lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang-goyang
kegelian, tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff
menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil. Sali
semakin liar bergoyang-goyang menahan nikmat. Desahan mulai keluar dari
mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang bercampur ludah Jeff.
Tidak
lama kemudian Sali mendesah panjang, dan tubuhnya bergetar hebat.
Lendir mengalir dari vaginanya yang merah segar. Jeff tahu Sali sudah
mencapai puncak, dan inilah kesempatannya untuk menusukkan terpedonya ke
kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar paha Sali, dan diarahkannyakepala
kejantanannya ke vagina Sali. Sali sendiri masih memejamkan mata
menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi tiba-tiba dia menjerit tertahan
ketika Jeff memaksa terpedonya masuk ke lubang yang sempit itu. Sali
kembali menjerit ketika kejantanan Jeff semakin memaksa melesak masuk ke
dalam. Jeff berusaha keras menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru
setengah dari barangnya yang masuk ke dalam.
Jeff meremas dada
Sali sambil menciumnya. Dia berusaha membuat otot kemaluan Sali sedikit
mengendur, dan ketika dirasakannya mulai mengendur, disodoknya sekuat
tenaga kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini Sali menjerit
cukup keras, dan terlihat air mata keluar dari balik kelopak matanya
yang tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang sudah
seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju-mundur
diiringi jeritan-jeritan kecil Sali. Vagina Sali sangat sempir, karena
itu belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff
mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja
vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff
yang lumayan besar.
Belum selesai Jeff bermain, suara Sali tidak
terdengar lagi, dia pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff
sendiri mengetahuinya, tapi dia tidak mau menghentikan permainannya,
dikocoknya terus kemaluan Sali yang sedikit memar, dan akhirnya Jeff
mendesah dalam sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Sali. Setelah
itu Jeff sempat mengocok vagina Sali lagi, dan ketika hampir mencapai
puncak kedua kalinya Sali bangun dari pingsannya. Dia langsung
menjerit-jerit dan beberapa saat kemudian mereka mencapai puncak hampir
bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah, dan ketika dicabutnya
kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya keluar lagi dari
kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang bercampur darah
keperawanan Sali.
Jeff mengajak Sali membersihkan diri, dan ketika
selesai diberikannya dua lembar uang Rp. 50.000-an pada Sali. Sali
sangat berterima kasih, dan Jeff berpesan agar jangan sampai hal itu
diketahui orang lain. Sali mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali
ketika diperhatikannya jalannya sedikit menegang menahan perih di
kemaluannya. Sali berusaha berjalan normal walaupun dirasakannya sakit
di sela pahanya. Dia juga takut kalu orang-orang desa tahu kalau dia
sudah menjual tubuhnya pada Jeff, tapi tetap saja diambilnya resiko itu
demi uang yang memang sangat dia butuhkan.
Dua hari kemudian aku
datang menyusul Jeff, dan di sanalah Jeff menceritakan kisahnya itu. Aku
jadi sedukit terangsang juga mendengar cerita itu, dan rencananya aku
akan mencobanya juga bila ada waktu, yang jelas hari-hari berikutnya
benar-benar menyenangkan untuk kami bertiga. Aku dan Jeff sama-sama
terpuaskan, sedangkan Sali sangat senang mendapat ratusan ribu uang
walaupun dia harus tersiksa hampir setiap dua malam sekali karena aku
dan Jeff secara bergilir dua hari sekali mencicipi tubuh mungilnya itu.
Dua
minggu kami di sana, dan di hari terakhir aku dan Jeff menidurinya
bergantian dalam satu malam. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya gadis
berumur 14 tahun disetubuhi oleh dua laki-laki bergantian dalam satu
malam, benar-benar luar biasa. Tapi satu hal yang kupuji dari Sali, dari
hari-kehari vaginanya tetap saja sempit, dan itu yang membuat aku dan
Jeff betah menidurinya. Aku juga merencanakan untuk mengajak Alf dan Lex
teman baikku untuk ikut serta mencicipi kenikmatan itu, tentu saja itu
akan kuceritakan di cerita lain. Tunggu saja pengalaman kami berempat
bersama Sali.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233bet.com
No comments:
Post a Comment