Situs Bola Online - Cerita Dukun Cabul Menikmati Tubuh Pasien - Bangkit dari dipan dan menghampiri Lisa yang mandi keringat
menyaksikan mamanya disetubuhi dengan hebat tadi. Kaos ketat Lisa yang
basah keringat menampakan kemolekan gadis yang baru merekah ini.
Situs Bola Online - “Hong Silawe…Silawe…mamamu sudah melakukan ritual paling beratnya, Cah
Ayu. Biarkan dia istirahat dulu.” ujar Mbah Sukmo sambil menggamit
tangan Lisa yang masih terpaku dengan apa yang baru dia lihat tadi.
Mbah Sukmo menuju karpet besar di area meja praktiknya. Ia kemudian
meneguk air teh dalam gelas seng yang besar di mejanya. Dipandanginya
Lisa yang duduk di karpet. Benar-benar sangat cantik daun muda ini.
Rambutnya yang dipotong pendek dengan tubuh yang langsing dan padat,
memperlihatkan energi muda dari gadis yang sporty ini. Dengan masih
telanjang, Mbah Sukmo mendekati Lisa yang duduk memandangnya. Batang
penisnya mulai menegang lagi, ingin merasakan nikmatnya vagina belia
ini.
“Lisa, dengarkan aku. Tinggal selangkah lagi. Dan semua ritual ini
bergantung kamu sebagai puterinya. Kamu ikuti saja perintahku. Kita
tuntaskan ritual agung ini.Siaap?”
“I…i…ya..Iya Mbah…” Lisa menjawab, gadis ini agak tergagap karena
pandangannya yang terfokus pada penis Mbah Dukun yang kembali perkasa.
Kilatan bekas cairan vagina mamanya masih nampak dari batang penis Mbah
Sukmo.
“Hong Silawe…Silawe…kemari Nduk. Hisap kontol ini dengan mulutmu.
Lakukan dengan benar ya Cah Ayu.” perintah Mbah Sukmo sambil menyodorkan
penisnya di depan mulut mungil Lisa yang masih duduk bengong di karpet
tebal ruang praktiknya.
Lisa masih terdiam terpaku. Dadanya naik turun, dengan nafas masih
memburu. Terasa vaginanya basah karena cairan. Ada perasaan aneh
menyaksikan pergumulan Mama yang begitu dicintainya dengan lelaki tua
itu.
Pergumulan itu begitu membuat rasa keingintahuannya muncul, meskipun
rasa takut begitu dominan saat ini. Pengalaman pertama yang justru
didapatkannya dari mama dan lelaki tua yang lebih pantas menjadi
kakeknya itu.
“Nduk, ayo, keburu roh gaib yang mau membuka tirai penghalang cita-cita mamamu pergi..” ujar Dukun Sukmo mendekat.
Penisnya yang berdiri begitu tegak dengan urat-urat besar dan warna
hitam pekat, terlihat begitu menakutkan bagi sang dara. Bandot tua ini
sudah tidak tahan untuk mencicipi tubuh anak kota yang begitu terawat.
Begitu putih seperti mamanya. Begitu langsing dan terawat.
“Lisa takut Mbah…” desah Lisa perlahan, sambil kedua telapak tangannya saling meremas.
Mbah Sukmo menghela nafasnya. Dia mengelus rambut hitam mangsanya
dengan senyum manis. “Tidak usah takut Cah Ayu. Semua tidak menyakitkan.
Kamu harus melakukannya sebelum pengorbanan mamamu dan Mbah percuma.
Kamu sayang mamamu, bukan?” Sang Dukun pun menebar jebakan mautnya
membuat Lisa tidak memiliki pilihan kecuali menganggukkan kepala. Dan
dengan sigap, Mbah Sukmo mendekatkan penisnya di depan bibir mungil itu.
“Jangan sampai kena gigi ya Cah Ayu. Kulum, sedot dan pakai
lidahmu…begitu ritualnya.” Masih dengan ragu-ragu Lisa memegang penis
yang hingga begitu besarnya tidak cukup dalam genggamannya.
Mbah Sukmo segera mendorong kepala Lisa maju mundur.
“Hong Silawe…Silawe…setan belang, jangkrik monyong….terus Nduk.” ujar Sukmo keenakan. Lisa terus mengulum batang penis Sukmo.
Setiap sedotan membuat lelaki bejat itu merem melek. Terkadang, saking
tidak sabarnya Sukmo mendorong terlalu keras hingga separoh batangnya
menyodok masuk ke dalam tenggorokan Lisa. Air liur Lisa membasahi hangat
penisnya, menggantikan sisa-sisa cairan kemaluan mamanya sendiri.
“Hoooo oooh…bener gitu caranya Cah Ayu…” Sukmo makin kelojotan,
batang penisnya semakin membesar sehingga nyaris membuat Lisa kesulitan
bernapas tiap kali dukun cabul itu memaksa batangnya memenuhi mulutnya.
Tangan Sukmo meremas-remas rambut pendek Lisa.
“Ah, beruntungnya aku. Anak ini cantiiiiik banget. Mirip artis sinetron Agnes Monica. Mungil, namun seksi,” pikir Sukmo.
“Sekarang jilati kantong bola kontol Mbah sayang….di situ tempat semua
pengasih untuk membuka tirai penghalang Mama…” lanjut Sukmo.
Dan Lisa pun menurut. Dua buah zakar Sukmo dikulumnya bergantian.
Membuatnya tidak kuasa menahan semua kenikmatan ini. Dia pun menjadi
semakin bergairah dan bernafsunya.
“Sekarang giliran Mbah….” tanpa ba-bi-bu karena diselimuti nafsunya.
Tangan-tangan dan lidah Sukmo berebutan menjamah tubuh gadis cantik yang
baru tumbuh-tumbuhnya ini.
“Mbah, Lisa malu…” Ketika dua tangan Mbah Sukmo berusaha melucuti kaos ketatnya. Tangan-tangan mungil Lisa berusaha menahannya.
Namun, Sukmo tidak peduli lagi. Diserangnya ketiak kiri-kanan sang
gadis sambil menarik kaosnya. Breeet….terlihatlah dada putih mulus
dengan dua gundukan yang indah bentuknya masih dalam perlindungan BH
hitam berendanya.
Tidak sebesar mamanya memang, tapi bentuknya begitu paripurna, pikir
Sukmo. Belum pernah dijamah laki-laki. Masih bentuk alami yang
mengundang tangan-tangan kasarnya meremas dengan gemas.
“Demi mamamu sayang….demi mamamu.” Sukmo membaringkan tubuh Lisa yang
didera kebingungan dan rasa nikmat yang pertama kali dia rasakan itu ke
karpet.
Ciuman dukun tua itu memborbardir bibir mungil Lisa, dan seluruh
bagian lehernya. Dan dua tangannya yang lebih kuat menarik lepas BH itu
dari dua payudara yang ingin disentuhnya langsung. Kulit ketemu kulit.
Sukmo berhenti sejenak.
Pemandangan yang luar biasa membuatnya tertegun. Bahkan ketika malam
pertamanya saat mengambil kegadisan isteri pertamanya, tidak pernah dia
menemukan sensasi sehebat ini.
“Hong Silawe…Silawe. Kamu cantik sekali Nduk. Dua payudaramu ini
harus disedot untuk mengeluarkan hawa penolong mamamu….” Seperti tak
sabar, bibir tebal Sukmo pun menyerbu dua puting payudara Lisa
bergantian.
Tangannya pun bergantian meremasnya. Kadang gerakan halus melingkar
searah jarum jam di sekitar puting, kadang remasan terhadap semua bagian
payudara Sukmo.
“Aaaahh…Mbah.” Lisa mulai terhayut dalam permainan Mbah Sukmo yang
begitu membuat dirinya melambung. Dua putingnya sudah mancung karena
rangsangan hebat Sang Dukun yang kaya pengalaman ini. Setelah hampir 30
menit dicumbu. Tubuh Lisa menggeliat namun dengan kaki masih terkatup.
Sang Mbah pun menggelar serangan kilat tahap berikutnya. Salah satu
tangannya mulai mengarah ke selangkangan Lisa. Dibelainya selangkangan
gadis itu dari luar. Mulut dan tangan Sukmo mulai bergeser posisi turun,
ke perut dengan dua tangannya masih bergantian memutar-mutar puting
Lisa. Lisa pun makin menggelinjang. vaginanya pun semakin basah.
“Mbah, sudah jangan Mbah…”Lisa tiba-tiba tercekat dalam sadarnya.
Tangannya memegang dua tangan Sukmo yang sudah berhasil membuka
kancing dan resliting celana jeans yang membungkus bagian bawah
tubuhnya. Sial, hebat juga kesadaran bocah ini, pikir Sukmo. Rupanya
penaklukannya menjadi tidak mudah sekarang.
“Kamu mengacaukan semuanya!!!!” bentak Sukmo dengan membuat mimik wajah paling angkernya.
“Roh marah dan pengorbanan mamamu sia-sia malam ini…Sudahlah, lenyap
mimpi mamamu!!!” Lisa yang terduduk sambil meringkuk pada dua pahanya
tertegun melihat akting top markotop sang dukun.
Perasaan bersalahnya mulai muncul. Diliriknya tubuh mamanya di dipan yang masih mandi peluh karena percintaan hebatnya tadi.
“Ah, mama sudah berjuang keras, dan tak pantas aku menghancurkannya,” batin Lisa.
Melihat lawannya bingung, Sukmo pun semakin memasang akting cuek dan
marah. Dan ia membalikkan badannya menuju meja persembahannya. Lisa pun
terlihat mulai panik. “Maaf,Mbah. Lisa cuma takut.
Nggak pernah Lisa seperti ini….”Lisa pun menubruk tubuh Mbah Sukmo dari
belakang. Tak sengaja dua tangan mungil itu bersentuhan dengan penis
Mbah yang sudah lapar ini. Sukmo pun tersenyum…..
“Masih bisa diatur asal Lisa benar-benar siap dalam upacara ini.
Sekarang Mbah bersila di sini. Lisa berdiri tiga kaki dari posisi Mbah.
Lakukan perintah Mbah….” ujar Mbah Sukmo dengan nada tinggi. Lisa
menurut.
“Apa perintah Mbah…?”Tanya Lisa setelah berada di jarak yang diinginkan Sukmo.
“Kamu bisa menari Nduk? Liukkan tubuhmu, menarilah untuk menggoda
sang roh gaib datang lagi…..yak, terus raba badan neng sendiri.
Yah, begitu….mulai lepas celana jeans itu!” Sukmo menikmati ABG cantik
ini menari begitu erotisnya, meliukkan pinggulnya yang ramping, dengan
dua payudara yang bergantung bebas naik turun mengikuti gerakan Lisa. “Rebahkan tubuhmu di karpet itu,Nduk…” ujar Sukmo lirih sambil menahan
nafsunya yang sudah melambung. Tubuh seksi Lisa yang mengkilap basah
oleh keringat dan air liur Sukmo rebah tidak jauh dari Sukmo. Lelaki tua
ini pun merangkak menghampiri ibu jari kaki Lisa. Dengan lembut
dikulumnya jari-jari kaki Lisa, terus bibirnya menelusuri betis, dan
terus menaiki paha sang dara jelita ini.
“Uuuuugh…”Terdengar desisan tertahan dari Lisa.
Sukmotidak menyia-nyiakan keadaan. Lidahnya pun menyodok-nyodok
vagina Lisa yang terlindung dibalik CD hitam berenda itu. Lisa semakin
kelojotan. Dan dengan cepat, tangan Sukmo menarik turun CD Lisa dan
melemparnya ke karpet.
“Jangan takut Nduk. Semua akan lancar” bisik Sukmo ketika Lisa menunjukkan keraguan.
Selanjutnya, lidah Sukmo menyibak rambut vagina Lisa yang tertata
rapi ini. Menerobos masuk, menjilati klitoris Lisa. Lisa benar-benar
melayang menikmati permainan lidah yang dahsyat dari Sang Dukun. Melihat
Lisa mulai menggelinjang, Sukmo terus melanjutkan serangannya.
Lidah Sukmo menusuk-nusuk liang vagina Lisa yang semakin banjir itu.
Tanpa bisa mengontrol dirinya, tanpa terasa tangan Lisa sudah menjambak
rambut panjang sang dukun. Dan semakin dekat dengan kenikmatan, semakin
keras tangan Lisa menarik rambut Sukmo.
“Aaaaaahh…hhh..Mbah..” lenguh Lisa.
Tubuhnya bergetar. Perasaan yang luar biasa. Dia mengalami orgasme
pertamanya dalam hidupnya sebagai wanita. Sukmo tersenyum. Dia
membiarkan sekian detik Lisa menggelepar dalam kenikmatan. Sukmo pun
merangkak mendekati bibir Lisa, dan menciumnya lembut.
“Sekarang saatnya upacara utama,Nduk. Kamu siap?” Mangsanya terdiam,
masih dalam kenikmatan luar biasa yang tidak pernah dirasakannya. Sukmo
pun mengarahkan kepala penisnya yang mirip jamur besar itu di bibir
vagina Lisa. Lisa melenguh saat bibir vaginanya membuka perlahan, saat
penis raksasa itu mulai menembus vaginanya.
“Lisa takut,Mbah…” desis Lisa melihat penis besar yang terasa tidak
mungkin bisa masuk ke dalam lubang vaginanya itu. “Sabar Cah Ayu.
Sakit cuma di awal. Pengorbanan untuk mamamu…”Sukmo begitu lihai
memainkan perasaan sang dara ini. Dia pun mempersiapkan pergerakan
penisnya. Perlahan kepala penis Sukmo mulai masuk.
“Aaaah…sakiiiiittt…ttt..tt..,Mbah.” teriak Lisa. Sukmo sudah tidak begitu menggubrisnya.
Dia dan senjata pamungkasnya sudah begitu sibuk menikmati sensasi
menembus keperawanan gadis seksi ini. penis Sukmo pun terus bergerak
pelan namun pasti diiringi rintihan kesakitan Lisa.
“Sabar,sayang…..Heeeeeehhh…hhhh…”Mbah Sukmo pun menghentakkan
pinggulnya dengan kekuatan penuh. “Aaaaaahhh…..Mbah…Sakiiiit.”
Bleeeeessss…seluruh batang penis Sukmo yang besar itu tenggelam dalam
vagina Lisa yang begitu terasa sangat sempit.
Air mata Lisa mengalir di sela dua matanya merasakan perih selaput
daranya dirobek benda besar yang tidak pernah dibayangkan bisa berada
dalam liang vaginannya. Setelah sejenak membiarkan vagina Lisa
beradaptasi, Mbah Sukmo mulai menggoyangkan pantatnya naik turun.
Tampak batang besar penis Sukmo keluar masuk dengan kokohnya. Cairan
vagina bercampur darah perawan Lisa. Rapatnya vagina Lisa membuat Dukun
sableng ini merem melek menikmati semua kenikmatan yang mungkin
sebelumnya hanya bisa didapatkan dalam mimpi.
Lisa kelojotan menerima hantaman penis Sukmoyang terus menerjang tanpa
ampun seolah ingin membongkar rapatnya vagina perawan Lisa. Peluh
membasahi dua insan yang berjauhan usia itu.
“Uuuuugh…hh..eeeemph.”Lisa melenguh ketika Mbah Sukmo menarik
tubuhnya dalam posisi duduk. Seperti insting alamiah, tubuh Lisa seakan
paham untuk mengambil peran dalam pergumulan posisi ini.
Pantat Lisa naik turun, pinggulnya meliuk memperkuat remasan vagina Lisa
terhadap batang penis Sukmo. Sukmo pun menyambut dari bawah dengan
sodokan terhebat penisnya.
“Hong Silawe..Silawe…weee…wwweee…wenaaaakkk,Nduk.” Sukmo meracau penuh kenikmatan.
10 menit dalam deru nafas Lisa semakin ga karuan. Tangannya memeluk Sukmo.
“Aaaaahhh…hhh…..hhh..Mbaaaaah..” Lisa orgasme untuk kedua kalinya.
Sukmo menyambut pelukan Lisa dengan lembut. Mengurangi daya sodokan
untuk memberikan kesempatan gadis ini menikmati pengalaman orgasme
keduanya yang indah, Sukmo memberi kecupan hangat di bibir gadis
cantiknya.
“Gimana,Nduk? Siiiiiiap dengan ritual kenikmatan berikutnya sayang?” bisik Sukmo diiringi anggukan lemah Lisa.
Dengan sigap Sukmo menidurkan tubuh Lisa dengan tetap memegang pinggul
gadis cantik itu dengan dua tangannya yang kuat. Lalu ia mengangkat dua
kaki Lisa dan meletakkannya ke pundaknya dengan posisi penis masih di
dalam liang senggama Lisa.
“Eeeeemmphh…phh..aaahh…” Lisa mendesah ketika dalam posisi barunya Mbah Sukmo mempercepat genjotannya.
Semakin cepat batang Sukmo keluar masuk, diiringi naik turunnya payudara
Lisa. Cairan vagina Lisa semakin memberi pelumas bagi rudal raksasa ini
untuk mengaduk-aduknya, memaksimalkan kenimatan dua insan itu.
“Aaaaaah…enak sekali vaginamu Cah Ayu.” bisik Sukmo sambil meraih puting Lisa dengan bibirnya di sela genjotan itu.
Hampir 30 menit Sukmo tanpa kenal lelah terus menyetubuhi gadis cantik
itu. Peluhnya bahkan menetes jatuh di perut langsing Lisa, bercampur
dengan keringat sang gadis. Kulit Lisa terlihat semakin mengkilap karena
peluh yang membasahi semua bagian tubuhnya.
Nafas keduanya saling bersahutan dengan sesekali diiringi erangan penuh
kenikmatan. Hingga entah sodokan yang ke berapa ratus kali, tubuh Lisa
kembali mulai menunjukkan tanda-tanda orgasme bakal kembali melanda.
“Eeeeergghh..aaaaahh…Mbah…Lisa ga tahan lagi.” desah Lisa sambil
mencengkram karpet dengan kuku-kuku tangannya. “Saaaabaar,
sayang….aaaahh..aahh..Mbah juga mau sampai.” Sukmo mempercepat
genjotannya.
Urat-urat penisnya berkedut tak mampu dibendungnya. Dengan semua
kekuatannya yang tersisa, dihentakkannya penisnya dalam-dalam hingga
mentok ke dasar rahim Lisa. Diiringi teriakan orgasme yang dahsyat,
“Aaaaaahhhhh……aaaahhh….Lisa….Silawe…Aaahhh..Hoong… Lisaaaa….” Lisa
pun mengejang hebat, cairan vaginanya muncrat bertumbukan dengan
tumpahan sperma Mbah Sukmo yang sepertinya memenuhi liang kenikmatannya.
Tubuh Sukmo roboh di atas pelukan Lisa. Lemas, puas, dan nikmat. Sukmo
pelan-pelan mencabut penisnya dari vagina Lisa. Senyuman kemenangannya
tersungging di pipinya saat melihat sisa-sisa spermanya menetes keluar
dari vagina gadis cantik itu, berbaur dengan cairan vagina dan darah
perawan.
“Mandilah, di kamar mandi itu. Upacara kita sukses Nduk. Mamamu akan
mendapatkan semua yang diinginkannya.” ujar Sukmo sambil melemparkan
kaos dan jeans pada Lisa yang masih terlentang di karpet.
Gadis ini masih tak percaya dengan apa yang dialaminya. Dipungutnya
pakaiannya, dan dengan langkah kaki yang masih lemas dia masuk ke bilik
kamar mandi di mana sang mama masih lelap dalam kebugilannya. “Gua juga
dah dapat yang gua inginkan.
Nyoblos memang nikmat, daripada nyoblos di TPS mending nyoblos langsung
calegnya hehehe!” ujar Sukmo dalam hatinya sambil ketawa kecil.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233bet.com
No comments:
Post a Comment