Agen Judi Ayam - Aku Tidak Tahan Lagi Dengan Remasan Dari Ryan - mahasiswa cantik kena pelet mau diajak
ngesek sampai mencapai klimaks dengan judul ” Aku Tidak Tahan Lagi
Dengan Remasan Dari Ryan ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat
meningkatkan libido seks, selamat menikmati.
Agen Judi Ayam - Aku adalah seorang mahasiswi semester
akhir aku mengambil jurusan politik tapi tidak sama dengan lainnya yang
suka demontrasi diluar kegiatan kampus aku lebih memilih urusan kampusku
selesai dan cowo dari pada urusan politik, banyak yang mengagumiku akan
tubuh indahku tinggi badanku 176 cm seksi dan langsing pastinya.
Kejadian ini bermula ketika aku baru saja
usai pulang dari ruang baca skripsi (tempat kumpulan skripsi alumni)
perpustakaan setelah selesai menyusun beberapa bab skripsi yang harus
kuperbaiki tatkala siang tadi usai menghadap dosen pembimbing skripsiku.
Saat itu keadaan sudah gelap (pukul
19.00) dan kantin pun sudah tutup, praktis tidak ada lagi mahasiswa yang
nongkrong di kantin dan kalaupun ada hanya sebagian kecil saja sehingga
aku pun memutuskan untuk langsung menuju ke lapangan parkir khusus
mahasiswa yang berada disamping kampus.
Tempat parkir sudah agak sepi, hanya
tersisa beberapa mobil saja milik mahasiswa S2 ataupun S1 yang kebetulan
masih ada jadwal kuliah malam. Kebetulan mobilku tadi siang mendapat
tempat parkir agak jauh ke sudut lapangan parkir.
Lapangan parkir itu sendiri sebenarnya
adalah tanah kosong yang ditimbun oleh batu dan pasir serta dikelilingi
oleh pagar seng yang tertutup rapat sehingga tidak dapat dilihat oleh
orang dari luar. Mobilku adalah Suzuki Escudo berwarna gelap keluaran
terakhir yang kebetulan sempat dibeli oleh Papaku sebelum krismon
berawal.
Di jajaran mobil yang parkir terlihat
hanya ada tinggal 3 mobil lagi yakni satu Toyota kijang berwarna biru
gelap dan satu Panther long chassis berwarna hijau gelap serta sebuah
Feroza berwarna hitam dimana posisi ketiganya adalah tepat mengelilingi
mobilku.
Feroza ada tepat dipojok lapangan parkir
yang berarti berada tepat di sebelah kiri mobilku, sedangkan Kijang ada
di sebelah kanan dan Panther tersebut ada di depan mobilku dengan posisi
parkir paralel sehingga menghalangi mobilku keluar. Aku terus terang
agak kesal karena selain sudah lelah dan banyak masalah sehubungan
dengan skripsiku, eh…, ternyata malam-malam begini masih harus mendorong
mobil lagi.
Aku berjalan sedikit setelah sebelumnya
meletakkan tas dan buku serta diktat beserta bahan skripsi di mobil, aku
melihat-lihat kalau-kalau masih ada tukang parkir atau satpam di
gerbang masuk parkiran yang tidak seberapa jauh.
Sebab gerbang keluar parkiran sangat jauh
letaknya dari posisi mobilku. Ternyata gerbang masuk telah tertutup dan
dirantai sehingga untuk mencari orang aku harus menuju ke gerbang
keluar. Karena agak malas jalan aku pun terpaksa kembali ke mobil dan
berinisiatif mendorong Panther tersebut sendirian.
Dengan agak bingung aku letakkan telapak
tangan kiriku di belakang mobil tersebut sementara tangan kanan di sisi
kanan mobil. Ternyata Panther tersebut tidak bergerak sama sekali. Aku
curiga jangan-jangan pemiliknya telah memasang rem tangan sebelumnya.
Karena itu aku berniat mengempiskan ban mobil sialan itu.
Saat sedang asyik berjongkok dan mencari
posisi pentil ban belakang sebelah kanan Panther tersebut, mendadak aku
merasakan kehadiran orang di dekatku, tatkala aku menoleh ternyata orang
tersebut adalah Ryan teman sekampusku yang sebelumnya sudah lulus namun
pernah satu kelas denganku di MKDU.
Ryan adalah seorang pria kelahiran
Sumatera berbadan hitam tinggi besar (185 cm / 90 kg), dengan perut
buncit, berwajah jelek (mukanya terus terang hancur banget penuh parut
karena bekas jerawat) dengan gigi agak tonggos dan kepala peyang serta
bermata jereng keluar.
Tak heran kalau banyak gadis-gadis sering
menjadikannya bahan olok-olokan dalam canda mereka karena keburukan
wajahnya namun tanpa sepengetahuannya, sebab selain wajah Ryan sangat
sangar, dia juga dikenal berkawan dengan banyak pentolan kampus dan juga
kabarnya memiliki ilmu hitam. Namun dia juga dikenal sangat pede, dan
itulah yang menjadikannya olok-olokan bagi para gadis karena dia tidak
pernah malu-malu menatap wanita cantik yang disukainya dengan
berlama-lama.
Terus terang jantungku agak berdegup
karena perasaanku merasa tidak enak, terutama karena aku mengetahui
bahwa Ryan selama ini sering menatapku berlama-lama dan caranya
menatapku terasa sangat menelanjangi, seolah-olah ingin memperkosaku.
Namun aku berusaha bersikap tenang agar
tidak menimbulkan akibat buruk karena menurut teman-teman, jika kita
terlihat tenang maka lawan kita cenderung ragu untuk berniat jahat.
Namun ternyata Ryan tidak berbuat apa-apa dan hanya berkata, “Ada yang
bisa saya bantu, Ling?”,
“Ehh…, nggg…, anu…, ini mobil sialan
diparkir begini, mana susah lagi dorongnya”, sahutku agak canggung.
“Mari saya bantu, kamu pegang samping kanan ini yach”, ujar Ryan memberi
aba-aba agar aku berada dibelakang samping kanan Panther sialan itu.
Tatkala aku sedang dalam posisi siap
mendorong dari arah kiri, kutengokkan kepala ke arah kiri, ternyata Ryan
tidak berada pada posisi belakang mobil itu melainkan berada tepat di
belakangku dan tangannya dengan cepat telah berada di atas tanganku dan
jemarinya telah meremas jemariku dengan lembut, mesra namun kuat. “Ehhhh
… apa-apaan nih Ryann….?”, ujarku panik.
Namun Ryan dengan tenang dan lembut malah
menghembuskan nafasnya di balik telingaku dan membisikkan sesuatu yang
tidak jelas (mungkin sejenis mantera) lalu menambahkan “Aku mencintaimu
Mei Ling”, ujarnya lembut. Mendadak aku merasa lemas, namun aku masih
sempat berucap “Lepaskan aku Ryan kamu ini udah gila kali?”, ujarku
lemah.
Tapi aku semakin tak berdaya melawan
hembusan lembut di belakang telingaku dan kecupan mesranya di belakang
leherku tepatnya di bulu-bulu halus tengkukku. Nampaknya Ryan
menggunakan sejenis pelet tingkat tinggi yang mampu membuatku tak
berdaya dan hanya bisa pasrah menikmati tiap cumbuannya.
Makin lama cumbuan Ryan semakin hebat dan
herannya aku yang biasanya sangat jijik kepadanya seperti terbangkitkan
gairah birahiku, apalagi Ryan tidak hanya mencium pundak, tengkuk dan
telingaku saja, namun tangannya juga telah mulai bermain mengusap-usap
daerah terlarang milikku.
Yah, tangan kiri Ryan telah mengeluarkan
kemejaku dari balik celana jeans yang kukenakan dan masuk ke balik
celanaku hingga menembus celana dalamku dan mengusap-usap dengan lembut
bukit kemaluanku. Aku hanya bisa mendesah lemah dan mulai merasakan
rangsangan yang demikian kuat.
Mendadak Ryan menarik dan membimbingku ke
arah mobilku dan tangannya menarik pintu belakang sebelah kanan mobilku
yang memang tidak sempat kukunci. Lantas ia merebahkanku di jok tengah
Escudo milikku dan merebahkan sandarannya.
Kemudian ia mendorong tubuhku ke dalam
dan menekuk kakiku hingga posisi kakiku terlipat ke atas sehingga dengan
mudahnya kemaluanku terkuak dan pahaku miring ke samping. Lantas dengan
segera Ryan menutup pintu dan mengambil kunci mobilku serta menguncinya
dari dalam melalui central lock di pintu depan.
Aku semakin tidak berdaya dengan
usapannya di kemaluanku apalagi dia telah membuka kancing, gesper dan
ritsluiting celana jeansku dan tangannya telah menarik turun celana
dalamku. Kemudian Ryan menarik dengan cepat celana jeansku lalu kemudian
menarik lagi celana dalamku hingga terlepas semuanya.
Aku selama itu hanya bisa pasrah lemas tidak tahu mengapa, mungkin akibat mantera miliknya yang begitu dahsyat.
Mungkin juga karena diriku telah dilanda
birahi yang sangat hebat karena terus terang, aku memang begitu mudah
terangsang sehingga itu pula yang menyebabkan aku telah kehilangan
keperawanan di tangan mantan kekasihku di awal masuk kuliah dulu.
Namun di luar itu semua yang kurasakan
adalah kenikmatan yang teramat sangat karena selanjutnya bukan lagi
jemari Ryan yang bermain pada permukaan kemaluan dan klitoris serta pada
daerah G-Spot milikku, namun kini justru giliran lidahnya bermain-main
di sana dengan kemahiran yang sangat luar biasa jauh daripada yang mampu
dilakukan oleh mantan kekasihku. Sehingga tanpa kusadari, aku justru
mencengkeram kepala Ryan dan menekannya ke arah kemaluanku agar
rangsangan yang kuterima semakin kuat.
Namun rupanya Ryan bukan sembarang pria
jantan biasa, tampaknya ia begitu mahir atau justru tengah dikuasai oleh
hawa nafsu iblis percabulan (kudengar orang-orang pemilik ilmu hitam,
hawa nafsunya adalah murni hawa nafsu iblis) sehingga ia bukan saja
memainkan lidahnya ke sekitar klitoris dan daerah G-Spot milikku, namun
juga mulutnya mampu menghisap dan lidahnya memilin-milin klitorisku
sehingga tanpa kusadari aku semakin diamuk birahi dan memajukan
kemaluanku sampai menempel ketat di wajahnya.
Dan sungguh mengejutkan, tiba-tiba
desakan kenikmatan melanda seluruh diriku, membuat badanku
terlonjak-lonjak akibat perasaan nikmat yang dahsyat yang melingkupi
diriku, perasaanku seakan melayang-layang dan denyutan-denyutan nikmat
terasa pada bagian dalam kemaluanku.
Aku mengalami klimaks untuk pertama
kalinya hanya dengan oral sex dari seorang pria, padahal mantan
kekasihku hanya mampu membuatku klimaks setelah mengkombinasikan oral
sex dengan persetubuhan dan itu memakan waktu yang cukup lama. Tubuhku
terus mengejan dengan kuat dan kurasakan vaginaku sangat basah dan aku
serasa melayang diawang-awang dengan pahaku yang membekap erat wajah dan
kepala Ryan.
Beberapa saat kemudian kurasakan tangan
Ryan membelai lembut pahaku dan membukanya dengan lembut namun kuat
(sebenarnya sejak aku mengalami klimaks akibat dioral oleh Ryan, aku
sudah menganggap lembut segala perlakuannya mungkin karena sudah pasrah
dan dibuat puas kali).
Dan aku hanya bisa menatapnya dengan sayu
yg sungguh kali ini bukan tatapan sayu bohong-bohongan seperti yg
dilakukan teman-temanku kalau lagi berusaha memikat cowo idamannya namun
aku menatap demikian akibat pengaruh klimaks dan rasa lemas namun
nikmat yang masih terasa melanda sekujur tubuhku.
Saat itu kuperhatikan bahwa Ryan pun
mulai membuka kemeja lengan pendeknya dan tanpa kusadari akupun ikut
melucuti kaos singlet miliknya serta membantunya membukakan ritsluiting
celananya yang dengan sigap diikuti oleh gerakan cepat dari tangan Ryan
yang langsung menurunkan celana luar beserta celana dalamnya.
Aku terus terang sungguh sangat terkejut
melihat “senjata kejantanan” milik Ryan yang sangat besar dan panjang
berwarna coklat agak gelap dengan diameter yang terus terang akupun agak
ngeri untuk memegangnya.
Terus terang aku sempat berfikir
kemaluanku bakal terasa sakit seandainya dia benar-benar menyetubuhiku,
namun ternyata itu semua hanyalah khayalanku belaka, karena Ryan tidak
langsung menghunjamkan “rudal”-nya itu ke dalam kemaluanku namun
layaknya seorang gentleman ia mengusap-usap dulu kemaluanku yang sudah
basah itu dengan ujung kemaluannya hingga aku kegelian dan terangsang
kembali dan dengan dibantu oleh jari-jari Ryan yang juga bermain
didaerah G-Spot-ku serta diclitorisku akupun dibuat semakin becek dan
siap untuk dimasuki.
Dan ketika aku mulai semakin
mendsah-desah, Ryan pun dengan sigap memasukan batangannya ke dalam
lubang kemaluanku namun tidak semuanya hanya sebagian ujungnya saja
(bagian apa ya namanya, palkon kali ya?) Setelah itu karena dilihatnya
aku agak sedikit meringis
(terus terang saat itu agak terasa
sedikit sakit selain karena aku sudah lama tidak bersenggama sejak putus
dari mantanku, juga karena ukuran Ryan yang agak besar) Ryan diam
sejenak, setelah dilihatnya ekspresi wajahku sudah normal kembali, ia
pun mulai bergoyang memaju-mundurkan senjatanya namun dengan sedikit
demi sedikit, jadi tidak langsung amblas main tancap seperti yang
dilakukan oleh mantan kekasihku.
Aku pun mulai merasakan sedikit nyaman
dengan ukuran “senjata” Ryan dan perlahan-lahan kembali terangsang dan
dapat menikmatinya. Namun harus kuakui Ryan ternyata benar-benar seorang
pria yang sangat gentle dan juga jantan, ia tidak saja begitu lembut
“memerkosa” diriku namun juga sangat memperhatikan kenyamanan dan
kepuasanku, bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan mantan pacarku
yang pernah tidur denganku, Ryan seperti-nya sungguh mengerti
keinginanku.
Ia tidak saja perlahan-lahan dan dengan
penuh kelembutan “memerkosa” diriku namun juga aktif membantu merangsang
diriku hingga aku benar-benar sangat terangsang sehingga walaupun
ukuran kejantanannya menurutku sangat menyeramkan, namun aku tidak
merasa sakit dan dapat menikmatinya. Seiring semakin terangsangnya diriku, Ryan pun perlahan-lahan mulai semakin dalam menancapkan kemaluannya.
Akupun semakin lama semakin horny dan
semakin tidak kuat lagi menahan desakan kenikmatan yang makin memuncak
dan semakin tidak tertahankan itu.
Hingga akhirnya merasa menyentuh
awang-awang dan merasakan kenikmatan yang sungguh tidak pernah kualami
sebelumnya dengan para kekasihku, tanpa sadar aku melenguh keras
“Ooooahh…, Ryannnnn..”, dan akupun meremas kuat belakang kepalanya dan
menjepit erat pinggangnya dengan kedua paha dan kaki sekuat-kuatnya dan
juga mengangkat pinggulku hingga kemaluanku berhimpit kuat dengan
kemaluannya dan yang masih kuingat adalah saat itu diriku terasa basah
dan nikmat sekali.
Basah baik pada lubang kemaluanku maupun
sekujur tubuhku yang penuh oleh peluh keringatku maupun keringat dan
cairan liur Ryan (ia sangat aktif menjilati sekujur tubuhku baik leher
hingga ke payudaraku). Dan selanjutnya akupun terbaring lemas tak
berdaya, namun Ryan tidak meneruskan perbuatannya walaupun ia belum
mencapai klimaks
Tapi justru beristirahat sambil menunggu
diriku siap kembali sungguh ia laki-laki yang tahu diri tidak egois
seperti pria-pria lainnya walaupun sebagai orang yang sedang
memperkosaku ia sebenarnya punya “hak” berbuat sesukanya tapi ternyata
bisa dibilang ia adalah “pemerkosa yang baik hati” yang pernah singgah
dalam hidupku.
Setelah beristirahat sejenak dan melihat
kondisiku yang sudah agak pulih, Ryan mulai meneruskan aksinya yang
tertunda tadi. Pada babak berikut ini, gaya permainannya diubah,
sekarang ia melakukan serangan dengan tehnik “Total Foot Ball. Gaya
serangannya menggebu-gebu dan tekanan-tekanan penisnya benar-benar
mengarah pada sasaran-sasaran strategis pada liang kemaluanku.
Setiap kali Ryan menancapkan penisnya
yang besar itu kedalam lubang kemaluanku, maka tekanan penisnya menarik
seluruh bibir kemaluanku melesak kedalam, sehingga klitorisku pun ikut
tertekan masuk dan tergesek-gesek dengan batang penisnya yang dilingkari
oleh urat-urat menonjol.
Hal ini membuatku menggelinjang-gelinjang
nikmat, “Aaagghhh…, aaddduuhh…, Ryannn…, peeelllannn-peellannn…,
doongg…!”, akan tetapi kali ini Ryan tidak mengurangi
serangan-serangannya, tempo permainannya malah ditingkatkan, semakin aku
menggeliat-geliat, semakin menggebu-gebu Ryan memompakan kemaluannya ke
dalam liang vaginaku.
Kali ini aku benar-benar dipermainkan
habis-habisan oleh Ryan. Perasaan nikmat dan rasa geli telah merambat
dari daerah bagian bawah badan keseluruh tubuhku, sehingga perasaanku
serasa melayang-layang bagaikan layang-layang yang putus talinya,
terbang melayang dipermainkan angin. Perasaan nikmat dan geli akhirnya
tidak tertahan lagi dan,
“…Ryaaaannnn…, aakkkuuu…, aakkkaaann meeelleedaakkkk…, aaauuuggghhh…, ooohhhh….!!”,
dengan suatu desahan panjang disertai
kedua pahaku mengejang dengan keras menjepit melingkari pantat Ryan, aku
mencapai klimaks yang hebat dan pada saat bersamaan Ryan juga mencapai
klimaks nya dan dengan pelukan yang sangat erat pada badanku, Ryan
mendorong pantatnya kuat-kuat, menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga
kemaluannya amblas keseluruhan ke dalam liang vaginaku, sambil
meyemprotkan cairan kental hangat ke dalamnya.
Semprotan demi semprotan kuat dari cairan
hangat kental tersebut terasa memenuhi seluruh rongga-rongga di dalam
relung vaginaku, menimbulkan perasaan sensasi yang datang bertubi-tubi
melanda diriku, benar-benar suatu kenikmatan klimaks yang tidak dapat
digambarkan dengan kata-kata.
Kami berdua berpelukan erat-erat selama
beberapa detik, sambil menghayati denyutan-denyutan pada kemaluan kami
masing-masing. Setelah melewati puncak kenikmatan klimaks tersebut, maka
kami terkapar dalam keadaan lemas sambil tetap berpelukan dengan erat.
Dengan perlahan-lahan suatu kesadaran mulai merambati pikiranku, seperti
awan yang ditiup angin, aku mulai menyadari apa yang sedang terjadi
pada diriku.
Kesadaranku mulai pulih secara
perlahan-lahan dan menyadari bahwa aku baru saja melakukan persetubuhan
yang seru dengan Ryan, orang yang selama ini aku anggap sebagai preman
di kampus yang tidak pantas diajak sebagai seorang teman. Sambil masih
telentang di atas jok mobil aku mencoba menganalisis mulai dari kejadian
yang pertama, dan segera menyadari bahwa aku telah dikerjai Ryan dengan
ilmu hitamnya.
Menyadari itu, aku mencoba memberontak
dan mendorong Ryan dari atas tubuhku, akan tetapi Ryan justru semakin
kuat mendekapku, Ryan terus membujuk dan mengelus-elus seluruh tubuhku,
sehingga tak berselang lama kemudian aku terlena lagi dan babak kedua
“pemerkosaan” itu terjadi lagi, bahkan lebih seru dan lebih mengasyikan
daripada sebelumnya.
Aku benar-benar tidak peduli lagi, apakah
ini disebabkan oleh ilmu hitam Ryan atau apapun, akan tetapi yang jelas
ini suatu persetubuhan yang sangat mengasyikkan. Karena itu kulayani
permainan Ryan kali ini bahkan dengan tidak kalah serunya.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment