Agen Judi Ayam - Cerita Rasakan Nikmat Bermain Janda Muda - Memang hari itu aku sedang munjur karena duduk ku disamping pak kusir
yang jalannya tuk tik tak tik tuk lho malah kayak lagu anak anak aja
hehehe, tapi ini benar kejadiannya dimana kisah nyata ini terjadi di
dalam minibus yang aku tumpangi, setiap paginya aku kalau berangkat ke
kantor menggunakan tranposrtasi umum, dimana saat di dalam bus aku duduk
bersampingan dengan seorang wanita yang memakai jilbab.
Agen Judi Ayam - Wajah yang cantik, body yang ramping serta kulitnya juga putih
terlihat dari telapak tangannya, kalau di dalam bus biasa aku sering
tertidur karena memang kalau malam aku selalu lembur di rumah, lha pada
waktu ada wanita cantik di sebelahku yang awalnya mata ngantuk sekarang
hilang saat wanita itu memainkan HPnya dan menelepon sesorang.
Tersingkap pahanya saat dia jegang sangat membekas membuat gairah
lelakiku muncul, terus aku berpikir gimana caranya aku bisa memulai
pembicaraan dengannya, dan mungkin sudah naluriku sebagai pegombal
setelah dia selesai menelepon aku berucap
”Wachhh… hobinya sama juga yach !”.
Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich.
”Hobi apaan ?” tanyanya.
“Itu nitip absen”, sahutku dan dia tertawa kecil.
“Tau aja kamu. Dasar tukang nguping”, sahutnya. Akhirnya obrolan bergulir.
Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu.
Sampai akhirnya dia ngomong “kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen.”
”Maksud kamu ?” tanyaku lagi.
”Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta
nomor telepon.” Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda
berjilbab bernama Rina.
Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke
kota. Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Cewek manis berjilbab itu
menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa
teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol.
Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba- tiba dia berkata :
”Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget.
Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin.”Sumpah mati aku kaget
sekali denger omongan dia.
Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena
udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya
anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena
ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah NBA waktu lulus
sekolah dulu.
Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda.
Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya.
Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan
keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah
dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng.
Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok
panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Rina
tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan
aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya
tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku
dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil
terus ngobrol.
Akhirnya dia sadar dan berbisik, “Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho.
“Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu,” sahutku sambil nyengir.
“Dasar gila kamu,” katanya sambil menyubit pahaku.Serrrrrr…, pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang.
Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap
malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan
kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu
hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya.
Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku. Akhirnya aku teruskan ciuman
pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat
pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya.
Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali.
Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Ketika bis memasuki
jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap
payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya.
Terasa padat dan kenyal.
Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan
menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras
dan terasa bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga
tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus kontolku dari luar.
Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi
liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas
kontolku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan
ke selangkangannya.
Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan
sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja.
Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas
yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian
masing-masing.
Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku
tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah
merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu.
Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama.
Ketika berjalan, tangan kirikuku merangkul sambil mengelus payudaranya
dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya.
Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat
tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model
modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat
pula cewek berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku
sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya.
Rrrretttttt… aku tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke
memeknya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak
di bis tadi. Di tengah deru nafasnya Rina berdesah :
“Ayo mas… masukin aja… aku kepengen banget nech. Hhhhhh…”
”Sebentar sayang”, sahutku,
“Kita cari tempat yang aman.”Aku tarik dia melewati pagar pengaman
tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok
panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan
celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya.
Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kaki kanan yang
kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan
bernafsu aku buka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya tapi
cukup sulit juga.
Akhirnya dia menuntun kontolku memasuki memeknya. ? Emmhhh…!?, kepala
janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala
ujung kontolku mulai penetrasi kedalam memeknya.
Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika kontolku mulai
menyeruak memasuki memeknya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah
deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan
pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal kontolku. Rina menyambut
dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak kontolku masuk kedalam
memeknya.
“Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi dan
ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang
melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena
gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat.
Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada
sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol
tersebut.
“Gantian mas… aku cape”, katanya. Aku lantas duduk menyandar dan
perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang
kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah.
Kemudian Rina mulai berjongkok mengarahkan memeknya. Ketika kontolku
kembali menyeruak diantara daging lembut memeknya yang sudah licin,
sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai
menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek
perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar.
Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya
ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik
pantatnya.
Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan,
“uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang
tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan
pinggul mengimbangi gerakannya.
”Terus sayang… ayo terus”, desahku. Keringat sudah membasahi
punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin
ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh
kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di
ujung kemaluan kami.
Berdenyut dan ujung kontolku mulai siap meledak, sementara perempuan
berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan memeknya lebih keras
lagi.
“Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss…
mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan
panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab,
Tia menekan dan menjepit keras kontolku sementara memeknya terus
berdenyut-denyut. ? Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya tertahan sembari
menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya. Aku
hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai
orgasme.
Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan
rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang
kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam
memeknya.
Aku sodokan kontolku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku
mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.
Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang… akhirnya
tersenyum dan tertawa.
”Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini.
Aku belum pernah senikmat ini bercinta.” akunya. “He.. he.. he.. sama
donk”, kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang
tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam memeknya.
Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.
No comments:
Post a Comment