Bandar Judi Ayam - Kisah Panas Berulangkali Mendesah - Cerita Seks 17 - Ketika itu disekolah ada kegiatan basket untuk mengikuti lomba basket
yang diselenggarakn oleh produk permen yang terkenal dan sebgai pemain
inti aku juga mentaati aturan yang diberikan oleh pelatih basketku, dan
diharuskan untuk menginap sebagai salah satu latihan.Yah, terpaksa aku
menginap juga di sekolah. Ternyata yang menginap tidak hanya tim basket
putra tetapi juga tim basket putri. Dalam hati aku bersorak gembira
karena di tim basket putri di sekolahku terdapat banyak cewek cantik.
Bandar Judi Ayam - Apalagi pakaian tim cewek memang sangat sexy. Memang mereka bisa main
basket, cuma yang bisa bermain bagus hanya satu atau dua orang saja.
Aku datang ke sekolah pukul 16:00 WIB. Setelah menaruh tasku di kelas,
aku segera bergabung dengan teman-temanku.
Saat itu langit masih agak terang, sehingga aku masih bisa bermain di
lapangan basket yang outdoor. Latihan berjalan seperti biasa.
Pemanasan, latihan lay-up dan permainan. Seperti biasa, putra dan putri
dicampur. Jadi di satu tim terdapat 3 cowok dan 2 cewek.
Aku main seperti biasa tidak terlalu ngotot. Saat itu tim lawan
sedang menekan timku. Vinna sedang melakukan jump shoot, aku berusaha
menghalanginya dengan melakukan blocking. Namun usahaku gagal, tanganku
justru menyentuh bagian terlarangnya.
Aku benar-benar tidak bermaksud menyentuh dadanya. Memang dadanya
tidak terlalu besar namun setelah menyentuhnya kurasakan payudaranya
sangat kenyal. Lalu aku meminta maaf kepadanya. Vinna pun menerima
maafku dengan wajah agak merah.
Setelah itu giliran timku melakukan serangan. Lagi-lagi aku
berhadapan dengan Vinna. Aku berusaha menerobos defend dari Vinna. Namun
tak sengaja aku menjatuhkan Vinna dan aku dikenai personal foul. Aku
mencoba membantu Vinna berdiri.
Kulihat kakinya berdarah, lalu kutawarkan untuk mengantarkannya
membesihkan luka itu. Vinna pun menerima ajakanku. Kami pun berjalan
menuju ke ruang guru yang jaraknya memang agak jauh dengan lapangan
basket. Vinna berjalan tertatih-tatih, maka kubantu ia bejalan. Saat itu
sekolahku sudah kosong semua, hanya tinggal kami tim basket dan
karyawan sekolah.
Sesampainya di ruang guru, aku segera mengambil peralatan P3K.
Kubasahi luka di paha kiri Vinna dengan perlahan. Sesekali Vinna
mendesah kesakitan. Setelah kucuci lukanya, kuberi obat merah dan
kuperban kakinya.
Saat menangani lukanya, baru kusadari bahwa Vinna juga memiliki kaki
yang menurutku sangat sexy. Kakinya sangat panjang dan mulus. Apalagi
dia hanya mengenakan celana pendek. Kuarahkan pandanganku ke atas.
Dadanya tidak terlalu besar, namun cukuplah bagi cewek berusia 17
tahun. Oh ya.. Vinna berusia 17 tahun, rambutnya lurus panjang sebahu,
kulitnya putih mulus, dia Asli Indo sepertiku. Tingginya 172 cm dan
beratnya kira-kira 50 kg.
Tiba-tiba kudengar erangan Vinna yang membangunkanku dari lamunanku.
“Ada apa Vin?” kutanya dia dengan lembut.
“Kakiku rasanya sakit banget.” jawabnya.
“Di mana Vin?” tanyaku dengan agak panik.
“Di sekitar lukaku..”
Kupegang daerah di sekitar lukanya dan mulai memijatnya.
Peniskulama-lama bangun apalagi mendengar desahan Vinna. Tampaknya ini
hanya taktik Vinna untuk mendekatiku. Aku pun tak bisa berpikir jernih
lagi. Segera saja kulumat bibir Vinna yang indah itu.
Vinna pun tak mencoba melepaskan diri. Ia sangat menikmati ciumanku.
Perlahan, Vinna pun membalas ciumanku. Tanganku mulai merambah ke daerah
dadanya. Kuraba dadanya dari luar bajunya yang basah oleh keringat.
Vinna semakin terangsang.
Kucoba membuka bajunya, namun aku tidak ingin buru-buru. Kuhentikan
seranganku. Vinna yang sudah terangsang agak kaget dengan sikapku. Namun
aku menjelaskan bahwa aku tak ingin terburu-buru dan Vinna pun dapat
memahami alasanku walaupun ia merasa sangat kecewa.
Kemudian aku membantunya kembali ke lapangan. Sebelum kembali ke
lapangan aku mencium mulutnya sekali lagi. Kami pun berjanji untuk
bertemu di ruang kelas IB setelah latihan selesai. Dalam hati aku
berjanji bahwa aku harus merasakan kenikmatan tubuhnya. Sisa latihan
malam itu pun kulakukan dengan separuh hati.
Setelah latihan, kami semua mandi dan beristirahat. Kesempatan bebas
itulah yang kami gunakan untuk bertemu. Di ruang kelas itu kami saling
mengobrol dengan bebas. Aku pun tahu bahwa Vinna belum pernah memiliki
pacar sebelumnya dan kurasa dia menaruh hati padaku.
Perasaanku padanya biasa-biasa saja. Namun mendapat kesempatan ini
aku pun tak ingin melewatkannya. Kami pun mengobrol dengan santai. Vinna
pun bermanja-manja denganku. Kepalanya disandarkan ke bahuku dan aku
pun membelai rambutnya yang wangi itu.
Entah siapa yang memulai, kami saling berpagutan satu sama lain.
Bibirnya yang hangat telah menempel dengan bibirku. Lidah kami pun
saling beradu.Kuarahkan ciumanku ke bawah. Kupagut lehernya dengan
lembut sehingga Vinna mendesah.
Tanganku mulai aktif melancarkan serangan ke dada Vinna. Kurasakan
payudara Vinna mulai mengeras. Kusingkap T-Shirt pink miliknya dan
terlihatlah payudara Vinna terbungkus Triumph 32B. Ketika aku akan
melancarkan seranganku, Vinna tiba-tiba melarang. Kali ini dia yang
belum siap. Rupanya ia ingin melakukannya secara utuh denganku di suatu
tempat yang pantas. Aku pun memahami maksudnya. Akhirnya kami hanya
berciuman saja.
Keesokan harinya, kami kembali melakukan latihan basket. Namun Vinna
hanya melakukan latihan ringan saja. Pukul 13:00 kami boleh pulang ke
rumah masing-masing. Kutawarkan tumpangan kepada Vinna. Aku memang
membawa mobil sendiri ke sekolah.
Kuantarkan ke rumahnya di sebuah jalan besar. Sesampainya di sana,
aku diajaknya masuk ke rumahnya. Aku tahu bahwa Vinna tidak tinggal
bersama orang tuanya. Orang tuanya terlalu sibuk mengurus bisnis mereka.
Vinna memang anak orang kaya. Pertama-tama aku minta ijin memakai
kamar mandinya untuk mandi sejenak. Setelah selesai, aku menunggu di
kamarnya. Kamarnya cukup luas. Suasananya pun cukup enak. Aku kini
mengerti mengapa Vinna tak ingin melakukannya di kelas. Vinna juga
sedang mandi rupanya. Memang cewek kalau mandi itu agak lama.
Tak lama, Vinna keluar dari kamar mandi dengan mengenakan T-Shirt
Hello Kitty berwarna biru muda dengan celana pendek. Lalu kami pun
berbincang-bincang. Aku pun memuji kecantikannya. Setelah agak lama
berbincang, kami saling memandang dan kami pun mulai berciuman.Ciuman
kali ini sangat kunikmati.
Kuraba dengan lembut payudara Vinna. Kemudian kubuka baju Vinna dan
terlihatlah BH hitam membungkus payudara yang sangat indah. Aku
termenung sejenak lalu mulai melepas pakaianku dan pakaiannya. Aku sudah
telanjang sedangkan Vinna masih mengenakan pakaian dalam berwarna
hitam. Kulanjutkan ciumanku di dada Vinna. Vinna melenguh perlahan
menikmati perlakuanku.
Perlahan-lahan kuarahkan mulutku di antara dua belahan pahanya yang
mulus. Lalu kusentuh permukaan celana dalamnya yang sexy dengan ujung
lidahku. Badan Vinna seperti mengejang perlahan. Kuliarkan lidahku di
celana dalamnya.
Vinna pun mendesah nikmat karena lidahku mengenai klistorisnya.
Kulepas BH dan CD-nya hingga tampaklah sesosok tubuh yang sangat indah
dan proporsional. Kembali aku mempermainkan buah dadanya. Buah dadanya
sudah mulai menegang dan bentuknya pun menjadi sangat indah walaupun
tidak besar.
Kugigit-gigit lembut putingnya yang menegang keras. Kuturunkan
ciumanku ke arah rambut-rambut halus yang tertata rapi di bagian bawah
tubuhnya. Kucium harum khas kemaluan Vinna. Kujulurkan lidahku masuk ke
dalam belahan kemaluannya dan berusaha menemukan klistorisnya.
Ketika kutemukan daging kecil itu, Vinna mengeluarkan desahan-desahan
yang sangat merangsang diriku. Aku semakin bergairah untuk merasakan
sempitnya kemaluannya. Kemaluannya terus kulumat dengan lidahku. Tak
lama kemudian, kurasakan kepalaku dijepit oleh kedua belah paha Vinna.
Badan Vinna mulai mengejang, melonjak dan
Melengkungkan tubuhnya sesaat. Vinna telah mencapai orgasme
pertamanya bersamaku. Kubiarkan ia menikmati gelombang orgasme
pertamanya selama beberapa menit dengan terus memainkan lidahku dengan
lembut di daerah sensitifnya. Kemudian Vinna terbaring lemas karena
gelombang orgasme yang telah melandanya tadi. Ia sangat menikmati
orgasme nya tadi.
Memahami kebutuhanku, Vinna kembali aktif. Vinna meraih batang
kemaluanku dan menyentuhkan lidahnya ke kepala penisku. Kurasakan
hisapannya masih malu-malu. Tapi terus kumotivasi dia dengan
ucapan-ucapan kotor.
Dan usahaku berhasil. Lama-lama Vinna tidak lagi merasa canggung.
Hisapannya mulai membuatku mendesah. Ukuran mulut Vinna pas sekali
dengan lebar penisku. Jadi kenikmatan yang kudapat sangatlah nikmat.
Aku pun tak mau diam. Kuraih kedua paha Vinna dan kubenamkan kepalaku
diantaranya. Sehingga kami membentuk sikap 69. Rangsangan-rangsangan
yang telah menjalari tubuh kami berdua rupanya sudah semakin hebat dan
tak dapat ditahan lagi. Vinna bergulir ke sampingku, memutar posisi
tubuhnya sehingga kami dapat berciuman sejenak.
Aku bertanya, “Vin, aku masukkan ya?” Dengan lemah, Vinna pun
menganggukkan kepala. Kubaringkan tubuhnya ke ranjang, kuangkat kedua
belah tungkainya yang muluh ke bahuku. Kuarahkan kepala kemaluanku
menuju ke arah kemaluannya.
Lalu kumasukkan kepalanya dahulu ke dalam milik Vinna. Rupanya
kemaluan Vinna sangat sempit. Tidak dapat kumasuki. Vinna mendesah
kesakitan sambil melonjak ketika aku mencoba menekannya. Sebenarnya aku
senang mendapat vagina yang begitu sempit.
Namun aku sangat kesulitan memasukkannya. Aku sudah sangat bersusah
payah melakukannya. Aku sangat berhati-hati dalam melakukannya, karena
aku tak mau menyakiti Vinna. Aku merasa kasihan pada Vinna.
Vinna terpaksa harus menahan gejolak nafsu dalam dirinya karena hal
ini. Wajahnya terlihat sangat menderita. Terpaksa kuambil jalan pintas.
Kumasukkan sekali lagi kepala kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vinna
dan kudorong sekuat tenaga, namun gagal. Justru aku kesakitan sendiri.
Vinna pun menjerit kesakitan. Kucoba menenangkannya sebentar. Lalu
kucoba lagi.
Setelah 5 menit akhirnya berhasil. Penisku ternyata dapat masuk
seluruhnya ke dalam milik Vinna. Dapat dikatakan sangat pas. Kurasa
milik Vinna sangat dalam, karena dari semua cewek yang pernah ML
denganku, vaginanya tak ada yang dapat menampung milikku.
Paling-paling hanya 3/4-nya. Mungkin karena Vinna itu tinggi sehingga
vaginanya juga dalam. Setelah masuk semua, kudiamkan beberapa saat agar
Vinna terbiasa. Lalu penisku mulai kutekan-tekankan perlahan-lahan.
Vinna masih mendesah kesakitan. Walau penisku dapat masuk semuanya tapi
ini sangat terasa sempit.
Lama-lama kugerakkan agak cepat. Vinna sudah dapat mengikuti
permainanku. Ia sudah dapat mendesah nikmat. Klistorisnya tergesek terus
oleh milikku. Setelah agak lama, kuganti posisi. Aku berada terlentang
di ranjang dan Vinna berada di atasku menghadap ke arahku.
Dengan posisi ini, Vinna dapat mengatur sendiri kecepatan penisku.
Vinna menggerakkan sendiri pantatnya. Aku pun menaikkan pantatku saat
Vinna menurunkan pantatnya. Tanganku pun berada di kedua bukit
kembarnya. Sensasi ini sungguh luar biasa.
Vinna sangat menikmati permainan ini. Vinna mendesah lantang dan ia
bergerak semakin seru setiap kali kejantananku menghantam ujung
rahimnya. Gerakan kami berdua semakin cepat dan semakin melelahkan,
sampai akhirnya Vinna mengejang dan membusurkan badannya kembali.
Gelombang orgasme kedua telah melandanya. Ia tampak masih berusaha
meneruskan gerakan-gerakan naik turunnya untuk memperlama waktu
orgasmenya yang kedua sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya yang lemas di
atas tubuhku dan terdiam untuk beberapa saat. Tubuhnya bermandikan
keringat. Aku menatap wajahnya yang menunjukan rasa bahagia.
Setelah memulihkan tenaga sesaat. Kembali aku melakukan permainan.
Kali ini doggy style. Kubimbing ia pada posisi itu. Aku berdiri di
belakangnya dan menusukkan penisku ke dalam miliknya. Kugerakkan penisku
perlahan, namun lama-lama semakin cepat.
Vinna berulangkali mendesah sambil mengucapkan kata-kata kotor yang
tak dapat kubayangkan mampu keluar dari mulut gadis cantik seperti dia.
Sampai akhirnya aku merasakan spermaku sudah mengumpul di penisku.
Kukatakan padanya aku hampir orgasme.
Dia pun hampir orgasme. Kupercepat laju penisku di dalam vaginanya.
Kubuat agar Vinna keluar terlebih dahulu. Vinna pun meraih orgasmenya
yang ketiga. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya untuk menambah sensasi
baginya, walau aku harus mati-matian menahan laju spermaku agar tidak
muntah di dalam.
Kemudian, kucabut penisku dan kumasukkan dalam mulutnya. Spermaku
ternyata tidak mau keluar. Vinna pun berinisiatif mengulum penisku. Tak
lama kemudian, spermaku muncrat di dalam mulutnya. Spermaku keluar
banyak sekali.
Vinna kaget, namun ia segera menelannya. Kami diam sesaat. “Vin, kamu
masih kuat untuk main lagi?” tanyaku nakal. “Tentu donk..” jawabnya
mesra. Vinna memang memiliki stamina yang kuat. Walaupun tubuhnya telah
basah oleh peluh keringat, ia masih belum capai.
Setelah penisku kembali tegang, aku duduk dan Vinna duduk di atasku.
Kumasukkan kembali penisku ke dalam vaginanya. Kali ini sudah tidak
sesulit tadi walaupun masih agak rapat. Kugoyangkan pantatnya untuk
meraih kenikmatan.
Kugesek-gesek klistorisnya dengan penisku. Vinna kembali bergairah
menyambutnya. Lalu kucoba menusukkan penisku keras-keras. Rasanya
sungguh luar biasa. Vinna sangat menyukai tusukan itu. Ketika spermaku
sudah mengumpul lagi, aku berganti posisi.
Vinna kutidurkan terlentang lalu aku tengkurap di atasnya. Kugerakkan
pantatku naik turun dengan cepat. Namun Vinna kurang menyukai posisi
ini. Kuanjurkan dia untuk tengkurap di atas ranjang dan aku di atasnya.
Seperti kura-kura saling menumpang.
Kumasukkan penisku ke dalam liang kenikmatannya. Vinna kembali
merasakan rasa puas. Kugerakkan penisku dengan cepat. Vinna akhirnya
keluar juga untuk yang keempat kalinya. Aku pun mengeluarkan spermaku
lagi di kedua belah dadanya.
Kami pun tertidur selama beberapa jam. Ketika aku bangun, jam sudah
menunjukkan pukul 19:30. Aku pun mencoba bangkit dari ranjang. Vinna pun
terbangun. Saat itulah Vinna mengungkapkan perasaannya padaku.
Kuterima cintanya dengan tulus. Kami pun berpacaran. Setelah 5 bulan
berpacaran, kami pun putus dengan baik-baik. Tapi aku tetap menyukainya
Vin, di mana pun kamu, kalau kau membaca cerita ini. Ingatlah selalu
kepadaku.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment